BAB I
PEMBAHASAN
1.1 Latar
Belakang
Morfologi tumbuhan merupakan
ilmu yang mengkaji berbagai organ tumbuhan, baik bagian-bagian bentuk maupun
fungsinya. Secara klasik, tumbuhan terdiri dari tiga organ dasar,yaitu akar,
batang, dan daun. Organ-organ lain dapat digolongkan sebagai organ sekunder
karena terbentuk dari modifikasi organ dasar. Beberapa organ sekunder dapat
disebut sebagai organ aksesoris, karena fungsinya tidak vital. Beberapa organ
sekunder penting: Bunga,buah,biji dan umbi. Tiga yang pertama disebut sebagai
organ seksual karena mutlak diperlukan dalam reproduksi seksual.
Mata kuliah morfologi tumbuhan tidak hanya mempelajari
bentuk dan susunan tubuh-tumbuhan, tapi juga menentukan fungsi masing-masing
bagian tumbuhan. Sekarang ini jenis tanaman beragam, dengan struktur dan ciri
khas yang berbeda-beda. Begitu juga dengan habitatnya. Dalam hal ini kita
mengalami kesulitan untuk mengenal dan mempelajari tanaman-tanaman yang ada
ataupun pernah ada. Usaha yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kesulitan itu
salah satunya adalah dengan cara mempelajari struktur morfologi serta
mengoleksi dan mengawetkan tanaman tersebut, yang disebut dengan specimen
herbarium.
Maka mata kuliah morfologi tumbuhan
mengadakan kegiatan kuliah lapangan yang bertujuan untuk melihat keragaman yang
ada dialam secara langsung. Sehingga kita dapat mengetahui keragaman tumbuhan
yang dilihat dari perbedaan bentuk,ukuran, serta jenis dari tumbuhan tersebut.
Daun (Folium)
merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan
mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan
tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tumbuhan. Daun mempunyai helaian
daun (Lamina) yaitu bagian yang
melebar yang tertaut pada batang oleh sebuah tangkai daun (Petiolus). Buku-buku (Nodus)
adalah bagian batang tempat duduk atau melekatnya daun. Tempat diatas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (Axilla). Daun merupakan tempat proses fotosintesis sehingga pada umumnya pipih
dan melebar. Daun lengkap terdiri dari bagian pelepah daun, tangkai daun, dan
helai daun. Jika tidak mempunyai salah satu atau kedua bagian tersebut maka
disebut daun tidak lengkap. Umumnya tumbuhan berdaun tidak lengkap, dapat
berupih, bertangkai atau duduk langsung pada batang.
Bentuk daun beraneka ragam sehingga sering
digunakan untuk mengenali jenis tumbuhan. Bentuk umum daun ditentukan
berdasarkan letak bagian daun yang terlebar, perbandingan lebar dengan panjang
helai daun, dan pertemuan antara helai daun dengan tangkai daun, bentuk
pangkal, ujung dan tepi daun. Keragaman daun juga dapat dilihat pada susunan
pertulangan daun, ketebalan helai daun, dan warna serta bagian
permukaannya.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui
keanekaragaman sumber daya yang ada dialam.
2. Mengetahui
bentuk-bentuk morfologi tumbuhan yang berada dialam.
3. Mengetahui
ciri-ciri tumbuhan yang terdapat dialam dan kemudian diidentifikasi.
4. Mempelajari
teknik pengambilan sampel dilapangan dan pengawetannya sampai pembuatan
hebarium.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Waktu
dan Tempat
Hari :
Kamis s.d. Sabtu
Tanggal : 30
April s.d. 02 Mei 2015
Berangkat : Kamis,
30 April 2015 Pukul 08.00 WIB
Kembali :
Sabtu, 02 Mei 2015 Pukul 15.00 WIB
Tempat : Aur
Begalung Nagari Koto Barapak Bayang Kecamatan Pesisir Selatan
2.2 Alat
Dan Bahan
Alat
1. Pisau
cutter : 1 buah
2. Gunting
tanaman : 1 buah
3. Tali
plastik : 1 buah
4. Kardus
tebal(30x40cm) : 2 buah
5. Kertas
koran : 1 ikat
6. Plastik
ukuran karung : 2 buah
7. Selotip
: 1 buah
8. Karung
: 2 buah
9. Kantung
plastik : 2 buah
10. Spidol
permanen : 1 buah
11. Lakban
coklat : 1 buah
12. Kotak
plastik : 1 buah
13. Buku
dan Alat tulis
Bahan
1. Alcohol
2. FAA
2.3 Cara
Kerja
Pengambilan
sampel
1. Sampel
diambil dengan ukuran lebih kurang 30 cm
2. Sampel
diambil rangkap 3 dengan mewakili bentuk umum dari lembaran daun
3. Ketiga
sampel tersebut dimasukkan kedalam karung, disusun dengan rapi dengan posisi
rebah pada karung.
Pengawetan
lapangan
1. Sampel
disusun diatas koran sebaik mungkin apabila daunnya terlalu banyak buang
sebagian
2. Setiap
lipatan koran berisi satu sampel
3. Susun
koran yang berisi sampel tersebut dan lapisi dengan karton tebal serta diikat
kuat dengan tali plastic
4. Masukkan
kedalam kantung plastic (tidak bocor) dan beri spirtus secukupnya
5. Tutup
kantong plastic dengan tidak menyisakan ruang udara
6. Rekatkan
dengan lakban supaya pengawet (alkohol) tidak keluar
7. Beri
catatan kelompok,local, dan sesi.
2.4
Deskripsi Tempat
Koto Berapak merupakan salah satu dari empat nagari dalam wilayah
kecamatan Bayang,
Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia, terletak
paling utara dalam wilayah kecamatan. Koto
Berapak memiliki luas sebesar 15 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak
10.308 jiwa.
Sebagian besar masyarakat memiliki sumber mata
pencaharian dari bertani, berladang dan sebagai nelayan. Budaya masyarakat pada
kecamatan ini tidak jauh berbeda dengan budaya masyarakat di wilayah Minang lainnya.
Koto barapak juga memiliki keanekaragaman hayati yang begitu
bervariasi. Jenis tumbuhan yang hidup disana bermacam-macam mulai dari tumbuhan
perdu, semak, rumput-rumputan, bahkan banyak pohon-pohon yang menghiasi daerah
tersebut.
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
no
|
Nama
spesialis
|
Nama
lokal
|
1
|
Artocarpus integra
Merr.
|
Nangka
|
2
|
Codiaeum
variegatum
|
Puring
|
3
|
Hibiscus macrophyllus
|
Waru
lanang atau tisuk
|
3.2 Pembahasan
1. Artocarpus integra
Merr.
Daun Artocarpus integra mempunyai petiolus (tangkai daun) yang bentuknya silinder dengan sisi atas
agak pipih dan menebal pada pangkalnya, dan lamina
(helaian daun) yang berwarna hijau. Berdasarkan bagian-bagian Artocarpus integra dapat disimpulkan bahwa tumbuhan
ini memiliki daun tidak lengkap. Mengenai susunan daun yang tidak lengkap,
tumbuhan ini digolongkan dalam daun bertangkai, yaitu daun yang hanya terdiri
dari petiolus dan lamina saja. Daun Artocarpus integra memiliki
bentuk daun (Circumscriptio),
jorong (ovalis atau ellipticus) yaitu jika perbandingan
panjang : lebar =1 ½ - 2 : 1.
Kedaan permukaan atas pada daun Artocarpus integra ini licin (laevis)
dan terlihat mengkilat (nitidus).
Sedangkan pada permukaan bawahnya jika diraba akan terasa berbulu halus dan
rapat atau disebut villosus.
2.
Codiaeum variegatum
Puding
atau kroton adalah tanaman hias pekarangan rumah yang popular, berbentuk perdu
dengan bentuk dan warna daun yang sangat bervariasi. Beragam kultivar telah dikembangkan dengan variasi
warna dari hijau, kuning, jingga, merah, ungu, serta campurannya.
Secara botani, puring
adalah kerabat jauh singkong serta kastuba. Ciri
yang sama adalah batangnya menghasilkan lateks berwarna putih pekat dan
lengket, yang merupakan ciri khas suku Euphorbiaceae.Puring
berasal dari Kepulauan Nusantara namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika dan subtropika, serta menjadi salah
satu simbol turisme.
Bentuk daun puring sangat
bervariasi, ada yang berbentuk bulat telur (ovatus),
lonjong (oblongus), jorong (ellipticus), ada juga yang berbentuk
pita (linear), masing-masing daun
mempunyai corak warna yang berbeda. Daun puring tersusun
berselang-saling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas batang tanaman.
Daun
puring (Codiaeum variegatum) memiliki
bentuk daun (Circumscriptio),
jorong (ovalis atau ellipticus) yaitu jika perbandingan
panjang : lebar =1 ½ - 2 : 1. Kedaan permukaan atas
pada daun Codiaeum variegatum
ini licin (laevis) dan terlihat
mengkilat (nitidus).
3. Hibiscus macrophyllus
Tisuk atau baru kesi adalah pohon sebangsa waru, anggota dari suku kapas-kapasan atau Malvaceae. Berdaun lebih lebar dan bundar,
tisuk umumnya tumbuh cepat dan berbatang lampai lurus. Tisuk tumbuh tinggi,
hingga 25 m, namun dengan batang dan tajuk yang kurus agak-agak mirip dengan payung.
Daunnya
tunggal, bentuknya bundar, ujungnya lancip, ukurannya besar, memiliki bulu di
seluruh permukaan daun berbulu halus, bertangkai panjang 15–30 cm. Helai daun
hampir bundar bentuk jantung, garis tengah atau diameternya 20–36 cm, tepi daunnya ada yang rata
atau bergerigi, dengan 5–9 ibu tulang daun yang menjari. Kuncup daun, ranting,
tangkai daun, berwarna coklat kekuningan.
Daun
waru atau tisuk ini termasuk bagian daun yang terlebar terdapat dibawah
tengah-tengah daun yang pangkal daun bertoreh atau berlekuk dalam golongannya
termasuk pada bangun jamtung (cordatus),
yaitu bangun seperti bulat telur tetapi pangkal daun terlihat seperti lekukan.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Daun
merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau
(mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting
bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme
autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi
energi cahaya menjadi energi kimia.
Bentuk
umum lembaran daun memiliki bentuk yang bermacam-macam dan bervariasi mulai
dari bagian yang terlebar helaian
terdapat ditengah-tengah helaian daun, bagian yang terlebar dibawah
tengah-tengah helaian daun, bagian yang terlebar terdapat diatas tengah-tengah
helaian daun, dan tidak ada bagian yang terlebar.
Pada
pembuatan hebarium kami telah mengidentifikasi jenis-jenis daun yang kami
dapatkan saat kuliah lapangan di nagari koto barapak bayang kabupaten pesisir
selatan. Sampel yang berhasil kami dapatkan sebanyak 4 sampel dan yang berhasil
kami identifikasi sebanyak 3 sampel. Dari kettiga sampel kami menyimpulkan
pertama, bahwa daun nangka(Artocarpus
integra Merr.) memiliki bentuk daun (Circumscriptio),
jorong (ovalis atau ellipticus) Kedaan permukaan atas pada daun Artocarpus integra ini licin (laevis)
dan terlihat mengkilat (nitidus).
Sedangkan pada permukaan bawahnya jika diraba akan terasa berbulu halus dan
rapat atau disebut villosus, kedua daun Codiaeum
variegatum Daun
puring (Codiaeum variegatum) memiliki
bentuk daun (Circumscriptio),
jorong (ovalis atau ellipticus) yaitu jika perbandingan
panjang : lebar =1 ½ - 2 : 1. Kedaan permukaan atas pada daun Codiaeum
variegatum ini licin (laevis) dan terlihat mengkilat (nitidus), ketiga Hibiscus
macrophyllus daunnya
tunggal, bentuknya bundar, ujungnya lancip, ukurannya besar, memiliki bulu di
seluruh permukaan daun berbulu halus, bertangkai panjang 15–30 cm. Helai daun
hampir bundar bentuk jantung,
garis tengah atau diameternya 20–36 cm, tepi daunnya ada yang rata atau
bergerigi, dengan 5–9 ibu tulang daun yang menjari. Kuncup daun, ranting,
tangkai daun, berwarna coklat kekuningan.
4.2 Saran
Berdasarkan manfaat penulisan
makalah ini yang diharapkan penulis, yaitu
pembaca tahu dan paham akan ikhtisar bentuk umum dari lembaran daun,
serta untuk memenuhi tugas akhir morfologi tumbuhan.
Demikian yang
dapat kami sampaikan mengenai laporan kuliah lapangan tentang bentuk umum
lembaran daun, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul laporan ini.
Kami
mengaharapkan saran dan kritikan yang membangun dari pembaca demi tercapainya kesempurnaan makalah yang
akan datang.
0 komentar nya:
Post a Comment