Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan

Posted By Muhammad Aziz on Saturday, October 29, 2016 | 2:44 PM

BAB I
PEMBAHASAN

1.1  Latar Belakang
     
      Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mengkaji berbagai organ tumbuhan, baik bagian-bagian bentuk maupun fungsinya. Secara klasik, tumbuhan terdiri dari tiga organ dasar,yaitu akar, batang, dan daun. Organ-organ lain dapat digolongkan sebagai organ sekunder karena terbentuk dari modifikasi organ dasar. Beberapa organ sekunder dapat disebut sebagai organ aksesoris, karena fungsinya tidak vital. Beberapa organ sekunder penting: Bunga,buah,biji dan umbi. Tiga yang pertama disebut sebagai organ seksual karena mutlak diperlukan dalam reproduksi seksual.
      Mata kuliah morfologi tumbuhan tidak hanya mempelajari bentuk dan susunan tubuh-tumbuhan, tapi juga menentukan fungsi masing-masing bagian tumbuhan. Sekarang ini jenis tanaman beragam, dengan struktur dan ciri khas yang berbeda-beda. Begitu juga dengan habitatnya. Dalam hal ini kita mengalami kesulitan untuk mengenal dan mempelajari tanaman-tanaman yang ada ataupun pernah ada. Usaha yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kesulitan itu salah satunya adalah dengan cara mempelajari struktur morfologi serta mengoleksi dan mengawetkan tanaman tersebut, yang disebut dengan specimen herbarium.
      Maka mata kuliah morfologi tumbuhan mengadakan kegiatan kuliah lapangan yang bertujuan untuk melihat keragaman yang ada dialam secara langsung. Sehingga kita dapat mengetahui keragaman tumbuhan yang dilihat dari perbedaan bentuk,ukuran, serta jenis dari tumbuhan tersebut.
     

      Daun (Folium) merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tumbuhan. Daun mempunyai helaian daun (Lamina) yaitu bagian yang melebar yang tertaut pada batang oleh sebuah tangkai daun (Petiolus). Buku-buku (Nodus) adalah bagian batang tempat duduk atau melekatnya daun. Tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (Axilla).     Daun merupakan tempat proses fotosintesis sehingga pada umumnya pipih dan melebar. Daun lengkap terdiri dari bagian pelepah daun, tangkai daun, dan helai daun. Jika tidak mempunyai salah satu atau kedua bagian tersebut maka disebut daun tidak lengkap. Umumnya tumbuhan berdaun tidak lengkap, dapat berupih, bertangkai atau duduk langsung pada batang. 
      Bentuk daun beraneka ragam sehingga sering digunakan untuk mengenali jenis tumbuhan. Bentuk umum daun ditentukan berdasarkan letak bagian daun yang terlebar, perbandingan lebar dengan panjang helai daun, dan pertemuan antara helai daun dengan tangkai daun, bentuk pangkal, ujung dan tepi daun. Keragaman daun juga dapat dilihat pada susunan pertulangan daun, ketebalan helai daun, dan warna serta bagian permukaannya. 

1.2  Tujuan

1.      Mengetahui keanekaragaman sumber daya yang ada dialam.
2.      Mengetahui bentuk-bentuk morfologi tumbuhan yang berada dialam.
3.      Mengetahui ciri-ciri tumbuhan yang terdapat dialam dan kemudian diidentifikasi.
4.      Mempelajari teknik pengambilan sampel dilapangan dan pengawetannya sampai pembuatan hebarium.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Waktu dan Tempat
Hari           : Kamis s.d. Sabtu
Tanggal     : 30 April s.d. 02 Mei 2015
Berangkat  : Kamis, 30 April 2015 Pukul 08.00 WIB
Kembali     : Sabtu, 02 Mei 2015 Pukul 15.00 WIB
Tempat      : Aur Begalung Nagari Koto Barapak Bayang Kecamatan Pesisir                   Selatan

2.2   Alat Dan Bahan
Alat
1.      Pisau cutter                    : 1 buah
2.      Gunting tanaman           : 1 buah
3.      Tali plastik          : 1 buah
4.      Kardus tebal(30x40cm) : 2 buah
5.      Kertas koran                   : 1 ikat
6.      Plastik ukuran karung    : 2 buah
7.      Selotip                            : 1 buah
8.      Karung                           : 2 buah
9.      Kantung plastik              : 2 buah
10.  Spidol permanen            : 1 buah
11.  Lakban coklat                : 1 buah
12.  Kotak plastik                  : 1 buah
13.  Buku dan Alat tulis

Bahan
1.      Alcohol
2.      FAA

2.3   Cara Kerja
Pengambilan sampel
1.      Sampel diambil dengan ukuran lebih kurang 30 cm
2.      Sampel diambil rangkap 3 dengan mewakili bentuk umum dari lembaran daun
3.      Ketiga sampel tersebut dimasukkan kedalam karung, disusun dengan rapi dengan posisi rebah pada karung.

Pengawetan lapangan
1.      Sampel disusun diatas koran sebaik mungkin apabila daunnya terlalu banyak buang sebagian
2.      Setiap lipatan koran berisi satu sampel
3.      Susun koran yang berisi sampel tersebut dan lapisi dengan karton tebal serta diikat kuat dengan tali plastic
4.      Masukkan kedalam kantung plastic (tidak bocor) dan beri spirtus secukupnya
5.      Tutup kantong plastic dengan tidak menyisakan ruang udara
6.      Rekatkan dengan lakban supaya pengawet (alkohol) tidak keluar
7.      Beri catatan kelompok,local, dan sesi.



2.4   Deskripsi Tempat
             Koto Berapak merupakan salah satu dari empat nagari dalam wilayah kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia, terletak paling utara dalam wilayah kecamatan. Koto Berapak memiliki luas sebesar 15 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 10.308 jiwa.
         Sebagian besar masyarakat memiliki sumber mata pencaharian dari bertani, berladang dan sebagai nelayan. Budaya masyarakat pada kecamatan ini tidak jauh berbeda dengan budaya masyarakat di wilayah Minang lainnya.
         Koto barapak juga memiliki keanekaragaman hayati yang begitu bervariasi. Jenis tumbuhan yang hidup disana bermacam-macam mulai dari tumbuhan perdu, semak, rumput-rumputan, bahkan banyak pohon-pohon yang menghiasi daerah tersebut.



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1   Hasil
no
Nama spesialis
Nama lokal
1
Artocarpus integra Merr.
Nangka
2
Codiaeum variegatum
Puring
3
Hibiscus macrophyllus
Waru lanang atau tisuk

3.2   Pembahasan
1.      Artocarpus integra Merr.
            Daun Artocarpus integra  mempunyai petiolus (tangkai daun) yang bentuknya silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya, dan lamina (helaian daun) yang berwarna hijau. Berdasarkan bagian-bagian Artocarpus integra  dapat disimpulkan bahwa tumbuhan ini memiliki daun tidak lengkap. Mengenai susunan daun yang tidak lengkap, tumbuhan ini digolongkan dalam daun bertangkai, yaitu daun yang hanya terdiri dari petiolus dan lamina saja. Daun Artocarpus integra  memiliki bentuk daun (Circumscriptio), jorong (ovalis atau ellipticus) yaitu jika perbandingan panjang : lebar =1 ½ - 2 : 1.
            Kedaan permukaan atas pada daun Artocarpus integra ini licin (laevis) dan terlihat mengkilat (nitidus). Sedangkan pada permukaan bawahnya jika diraba akan terasa berbulu halus dan rapat atau disebut villosus.



2.      Codiaeum variegatum
            Puding atau kroton adalah tanaman hias pekarangan rumah yang popular, berbentuk perdu dengan bentuk dan warna daun yang sangat bervariasi. Beragam kultivar telah dikembangkan dengan variasi warna dari hijau, kuning, jingga, merah, ungu, serta campurannya.
            Secara botani, puring adalah kerabat jauh singkong serta kastuba. Ciri yang sama adalah batangnya menghasilkan lateks berwarna putih pekat dan lengket, yang merupakan ciri khas suku Euphorbiaceae.Puring berasal dari Kepulauan Nusantara namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika dan subtropika, serta menjadi salah satu simbol turisme.
            Bentuk daun puring sangat bervariasi, ada yang berbentuk bulat telur (ovatus), lonjong (oblongus), jorong (ellipticus), ada juga yang berbentuk pita (linear), masing-masing daun mempunyai corak warna yang berbeda. Daun puring tersusun berselang-saling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas batang tanaman.
            Daun puring (Codiaeum variegatum) memiliki bentuk daun (Circumscriptio), jorong (ovalis atau ellipticus) yaitu jika perbandingan panjang : lebar =1 ½ - 2 : 1. Kedaan permukaan atas pada daun Codiaeum variegatum ini licin (laevis) dan terlihat mengkilat (nitidus).



3.       Hibiscus macrophyllus
            Tisuk atau baru kesi adalah pohon sebangsa waru, anggota dari suku kapas-kapasan atau Malvaceae. Berdaun lebih lebar dan bundar, tisuk umumnya tumbuh cepat dan berbatang lampai lurus. Tisuk tumbuh tinggi, hingga 25 m, namun dengan batang dan tajuk yang kurus agak-agak mirip dengan payung.
            Daunnya tunggal, bentuknya bundar, ujungnya lancip, ukurannya besar, memiliki bulu di seluruh permukaan daun berbulu halus, bertangkai panjang 15–30 cm. Helai daun hampir bundar bentuk jantung, garis tengah atau diameternya 20–36 cm, tepi daunnya ada yang rata atau bergerigi, dengan 5–9 ibu tulang daun yang menjari. Kuncup daun, ranting, tangkai daun, berwarna coklat kekuningan.
            Daun waru atau tisuk ini termasuk bagian daun yang terlebar terdapat dibawah tengah-tengah daun yang pangkal daun bertoreh atau berlekuk dalam golongannya termasuk pada bangun jamtung (cordatus), yaitu bangun seperti bulat telur tetapi pangkal daun terlihat seperti lekukan. 







BAB IV
PENUTUP

 4.1 Kesimpulan
      Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
      Bentuk umum lembaran daun memiliki bentuk yang bermacam-macam dan bervariasi mulai dari bagian yang terlebar  helaian terdapat ditengah-tengah helaian daun, bagian yang terlebar dibawah tengah-tengah helaian daun, bagian yang terlebar terdapat diatas tengah-tengah helaian daun, dan tidak ada bagian yang terlebar.
      Pada pembuatan hebarium kami telah mengidentifikasi jenis-jenis daun yang kami dapatkan saat kuliah lapangan di nagari koto barapak bayang kabupaten pesisir selatan. Sampel yang berhasil kami dapatkan sebanyak 4 sampel dan yang berhasil kami identifikasi sebanyak 3 sampel. Dari kettiga sampel kami menyimpulkan pertama, bahwa daun nangka(Artocarpus integra Merr.) memiliki bentuk daun (Circumscriptio), jorong (ovalis atau ellipticus) Kedaan permukaan atas pada daun Artocarpus integra ini licin (laevis) dan terlihat mengkilat (nitidus). Sedangkan pada permukaan bawahnya jika diraba akan terasa berbulu halus dan rapat atau disebut villosus, kedua daun Codiaeum variegatum Daun puring (Codiaeum variegatum) memiliki bentuk daun (Circumscriptio), jorong (ovalis atau ellipticus) yaitu jika perbandingan panjang : lebar =1 ½ - 2 : 1. Kedaan permukaan atas pada daun Codiaeum variegatum ini licin (laevis) dan terlihat mengkilat (nitidus), ketiga Hibiscus macrophyllus daunnya tunggal, bentuknya bundar, ujungnya lancip, ukurannya besar, memiliki bulu di seluruh permukaan daun berbulu halus, bertangkai panjang 15–30 cm. Helai daun hampir bundar bentuk jantung, garis tengah atau diameternya 20–36 cm, tepi daunnya ada yang rata atau bergerigi, dengan 5–9 ibu tulang daun yang menjari. Kuncup daun, ranting, tangkai daun, berwarna coklat kekuningan.

 4.2 Saran
      Berdasarkan manfaat penulisan makalah ini yang diharapkan penulis, yaitu  pembaca tahu dan paham akan ikhtisar bentuk umum dari lembaran daun, serta untuk memenuhi tugas akhir morfologi tumbuhan.
      Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai laporan kuliah lapangan tentang bentuk umum lembaran daun, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul laporan ini.
      Kami mengaharapkan saran dan kritikan yang membangun dari pembaca  demi tercapainya kesempurnaan makalah yang akan datang.


Blog, Updated at: 2:44 PM

0 komentar nya:

Post a Comment