Makalah Tentang Mollusca

Posted By Muhammad Aziz on Saturday, October 29, 2016 | 2:44 PM

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Mollusca merupakan kelompok invertebrata (hewan tidak bertulang belakang) terbesar kedua setelah Arthropoda. Saat ini, diperkirakan terdapat sekitae 100 spesies hidup dan 60 spesies fosil yang telah diketahui. Anggotanya tersebar merata hampir diseluruh permukaan bumi, di perairan dan daratan, dari air asin sampai air tawar, perairan laut dalam hingga pesisir pantai, serta dari daratan rendah hingga pegunungan tinggi, bahkan mudah saja ditemukan disekitar rumah kita. Mollusca (filum Mollusca, dari bahasa latin : Moluscus = lunak ) merupakan hewan triplobplastik selomata, yaitu golongan hewan yang berkembang pada tingkat lapisan (ectoderm, endoderm, dan mesoderm) merupakan golongan hewan yang telah memiliki rongga tubuh, karena mesodermnya sudah dilapisi oleh rongga tubuh yang terbentuk menjadi dua lapisan, yakni dalam dan luar. Kedalamnya termasuk semua hewan lunak dengan maupun tanpa cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan kerabatnya.
Mollusca merupakan hewan yang akrab dengan kehidupan manusia, karena jenis hewan ini dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang bergizi atau barang perhiasan. Mollusca memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Beberapa spesies dari filum ini menjadi sumber protein bagi manusia. Selain itu, Mollusca dapat menjadi hama bagi prtanian dan menjadi inang bagi beberapa cacing parasit yang sangat merugikan bagi manusia.
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka dianggap perlu untuk menyusun suatu makalah yang berisi uraian filum Mollusca. Hal ini dimaksudkan sebagai acuan dalam mempermudah pemahaman terhadap filum ini.



1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana ciri-ciri umum dan klasifikasi Mollusca ?
2.      Bagaimana fisiologi  Mollusca ?
3.      Bagaimana peranan Mollusca ?

1.3  Batasan Masalah
Dalam makalah ini penulis membahas Mollusca, yang terdiri dari tujuh kelas dan penulis hanya membahas empat kelas Mollusca, yaitu Kelas Gastropoda, Kelas Bivalvia (Pelecypoda) , Kelas Cephalopoda , dan Kelas Scaphopoda.

1.4  Tujuan Penulisan
1.      Mahasiswa mampu memahami ciri-ciri umum dan klasifikasi Mollusca
2.      Mahasiswa mampu mengetahui fisiologi Mollusca
3.      Mahasiswa mampu mengetahui peranan Mollusca






BAB II
CIRI UMUM DAN KLASIFIKASI MOLUSKA

2.1         Ciri-Ciri Umum  Anggota Mollusca

Filum Mollusca merupakan salah satu anggota hewan invertebrata. Anggota filum Mollusca antara lain remis, tiram, cumi-cumi, octopus, dan siput. Berdasarkan habitatnya Mollusca memiliki rentangan habitat yang cukup lebar mulai dari dasar laut sampai garis pasang surut tertinggi. Selain itu, ada yang hidup di air tawar, bahkan terkadang ditemukan dihabitat terrestrial, khususnya yang memiliki kelembaban tinggi. Sifat hidup Mollusca bervariasi, ada yang hidup bebas namun beberapa spesies lainnya bersifat parasit pada organisme lain.
Ciri-ciri umum  yang di miliki anggota Mollusca adalah :
1.      Tubuh bersimetri bilateral, tidak bersegmen, kecuali pada monoplachopora
2.      Memiliki cangkang/shell sebagai eksoskeleton dari CaCO3
3.      Memiliki extremitas, pada permukaan ventral dinding tubuh terdapat kaki berotot yang secara umum digunakan untuk bergerak
4.      Bentuk tubuh bervariasi
5.      Organ digesti, respirasi, ekskresi dan reproduksi lengkap
6.      Memiliki kepala yang jelas dengan organ reseptor kepala yang bersifat khusus
7.      Coelom mereduksi, dinding tubuh tebal dan berotot
8.      Dinding tubuh sebelah dorsol meluas menjadi satu atau sepasang lipatan yaitu mantel atau pallium. Fungsi mantel adalah mensekresi dan melingkupi rongga mantel yang di dalamnya berisi insang
9.      Lubang anus dan ekskretori umunya membuka kedalam rongga mantel
10.  Saluran pencernaan berkembang baik. Sebuah rongga bukan yang umumnya mengandung radula berbentuk seperti proboscis. Esophagus merupakan perkembangan dari stomodeum yang umumnya merupakan daerah khusus untuk menyimpan makanan dan fragmentasi. Pada daerah pertengahan saluran pencernaan terdapat ventrikulus (lambung) dan sepasang kalenjar pencernaan yaitu hati. Sedangkan daerah posterior saluran pencernaan terdiri atas usus panjang yang berakhir dengan anus.
11.  Memiliki sistem peredaran darah dan jantung. Jantung dibedakan atas aurikel dan ventrikel. meskipun memilki pembuluh darah, namun darah biasanya mengalami sirkulasi melalui ruang terbuka. Darah mengandung hemosianin, merupakan pigmen respirasi
12.  Organ ekskresi berupa gijal yang berjumlah sepasang atau terkadang hanya berjumlah satu buah. Ginjal berhubungan dengan rongga pericardium, tempat jantung berada.
13.  Memiliki sebuah cincin saraf yang berhubungan dengan dua pasang tali saraf. Satu pasang tali saraf menuju ke kaki dan sepasang lainnya menuju ke organ visceral dan mantel. Memiliki gang lion saraf yang biasanya berhubungan dengan cincin saraf dan tali saraf
14.  Ovum berukuran kecil dan mengandung sedikit kuning telur.

2.2         Klasifikasi Mollusca

2.2.1 Kelas Gastropoda
Gastropoda memiliki anggota yang paling besar jumlahnya, jika dibandingkan dengan kelas lainnya. Sebagian besar hidup dilaut, sedangkan sisanya didaratan dan perairan tawar.
Ciri utama kelas ini yaitu :
·         Tubuh mengalami modifikasi dari birateral simetris menjadi asimetris.
·         Eksoskeleton melingkar atau berputar seperti spiral
·         Kaki untuk merayap, memiliki mata dan tentakel di anterior.
·         Respirasi dengan insang/pulmo
·         Seks terpisah dan/hermaphrodite, ovivar atau ovovivipar.
·         Kelas ini memiliki ciri utama berupa suatu cangkang yang melindungi bagian tubuhnya, kecuali pada sejumlah kecil spesies yang cangkangnya mereduksi menjadi kecil atau bahkan menghilang. Ciri lainya adalah adanya alat gerak atau lokomosi pada bagian pentral tubuh yang terdiri dari sebagian besar jaringan otot. karena bergerak dengan otot dibagian ventral (perut), maka dinamakan hewan berkaki perut (gastro:perut;poda:kaki).
Berdasarkan alat pernapasannya, gastropoda dibagi menjadi tiga subkelas, yaitu:
1.      Subkelas Prosobrancia
Alat pernapasannya berupa insang yang umumnya terletak di bagian depan tubuh (anterior). Pada bagian kaki terdapat operculum (semacam lempeng penutup) yang berfungsi sebagai penutup lubang cangkang, ketika hewannya masuk kedalam cangkang. anggota prosobrancia bersifat dioecious (alat kelamin terpisah). Sebagian besar hidup di laut, kecuali family Cyclophoridae dan Pupunidae yang hidup didarat dan Thiaridae hidup di air tawar.
2.      Subkelas Opistobbranchia
Alat pernapasannya sama seperti opistobranchia, yaitu insang, tetapi ciri yang membedakannya adalah insang terletak pada bagian belakang tubuh atau (posterior). Semua individu bersifat hemaprodit (satu individu, dua jenis kelamin) hidupnya di laut dengan cangkang yang relative  tipis. Bahkan beberapa spesies cangkangnya mereduksi dan hilang, seperti nudibranch.
3.      Subkelas Pulmonata
Alat pernapasannya berupa rongga mantel yang berfungsi seperti paru-paru. Pertukaran udara pernapasan berlangsung tanpa menggunakan media air. Oleh karena itu, umunya anggota Pulmonata hidup di darat. Semua Pulmonata Bersifat hemaprodit. Ada yang mempunyai cangkang , ada pula yang tidak bercangkang (siput telanjang).
3.1.7.2  Kelas Bivalvia (Pelecypoda)
Bivalvia atau kerang mempunyai dua cangkang yang bertangkup, dimana binatangnya berada di antara dua cangkang tersebut. Pada asalah satu sisi, kedua cangkang saling berhubungan membentuk persendian, sehingga bias membuka dan menutup. Pada persendian tersebut, terdapat engsel elastis yang disebut ligamen, dilengkapi dengan pergerakan aktif, berupa satu atau dua buah otot addubtor yang sangat kuat.
Bivalvia sering juga disebut binatang berkaki pipih atau Pelecypoda karena memiliki kaki dan jaringan otot yang berbentuk pipih melebar. Pada spesies yang bersifat infaunal (membenamkan diri dalam pasir atau sedimen), kakinya termodifikasu menjadi semacam alat untuk menggali. Sedangkan pada beberapa spesies yang lain, kakinya beradaptsi menjadi semacam alat pelekat pada substrat yang keras.  Kepala Bivalvia tereduksi hingga kadang sama sekali tidak Nampak di dalam cangkang, berbeda dengan kepala gastropoda yang tampak dan mudah dibedakan. Bivalvia tidak memiliki mata. cangkang pada Bivalvia berfungsi untuk menutupi atau melindungi tubuh. Alat pernapasan Bivalvia berupa insang, sehingga tempat hidupnya di air. Sebagian besar jenis hidup di laut, sebagian lainnya di perairan tawar. Organ kelaminnya bersifat dioecious, namun ada juga beberapa yang hermaprodit atau dapat berubah kelamin. Contoh hewan kelas ini yaitu remis, tiram, kijing.
Alat percernaan makanan dimulai dari mulut yang terletak di antara dua pasang palpus labialis, kemudian esofagus yang pendek. dari organ ini berlanjut ke lambung yang terletak di sebelah dorsal masa piseral, selanjutnya usus dibagian dorsal kaki, rectum diselubungi oleh jantung dan berakhir ke anus. Makanan kerang terdiri atas partikel-partikel organik  yang terbawa oleh air melalui sifon ventral, kemudian oleh gerakan silia yang terdapat pada polpus labialis partikel makana tersebut dibawa ke mulut. di dekat lambung terdapat kelenjar pencernaan yaitu hati yang akan mensekresikan cairan pencernaan untuk selanjutnya duberikan ke lambung melalui suatu saluran. Feses yang keluar dari aanus akan di keluarkan dari tubuh bersama aliran yang menuju ke sifon dorsal.
3.1.7.3  Kelas Cephalopoda
Cephalopoda memiliki arti bahwa kaki bergabung dengan kepala dalam bentuk tangan, tentakel dan atau sifon. untuk melakukan lokomosi dilakukan dengan cara menyemprotkan air melalui sifon, sedangkan tentakel dan tangan digunkan untuk mencari makan. Cephalopoda teradap tasi dengan kebiasaan berenang. cephalopoda memiliki ukuran tubuh terbesar dibandingkan hewan invertebrate lainnya. Pada umumnya cephalopoda memilki panjang 6 sampai 70 cm termasuk tangan dan tentakel, namun pada beberapa spesies memiliki ukuran tubuh besar. Cumi-cumi yang memiliki ukuran tubuh terbesar yaitu Architeuthis dengan panjang tubuh 16 m termasuk panjang tentakelnya. Panjang tentakelnya 6 m dan lingkar badan 4 m. Adapun octopus yang bertubuh raksasa telah diamati oleh penyelam di laut Jepang, memiliki panjang 10 sampai 15 m. Berbagai spesies gurita dan cumi-cumi juga nautilus beruang termasuk dalam kelas Cephalopoda semua organism ini mempunyai kepala yang besar, yang telah berkembangbiak denagn mata menonjol dan dikelilingi oleh lingkaran tangan (delapan pada gurita dan sepuluh pada cumi-cumi) yang membantu dalam lokomosi dan penangkapan mangsa. hewan ini hanya terdapat di air laut.
Nautilus beruang mempunyai cangkang besar. sedangkan cangkang cumui-cumi menyusut menjadi lempengan tipis di dalam mantel. Gurita sama sekali tidak mempunyai cangkang. Cumi-cumi mempunyai cara bergerak dan mempertrahan diri yang aneh. Mereka dapat bergerak sangat cepat dengan memnyemprotkan air dengan kuat dari bawah mantel. Dalam keadaan bahaya, cumi-cumi menambah gerakan dorongan seperti jet dengan mengeluarkan cairan tinta hitam dalam air dan dengan demikian mengalihkan perhatian musuh.
Organ respirasi terdiri atas sepasang insang berbentuk bulu terdapat dirongga mantel. Untuk proses respirasi, air keluar masuk melalui tepi lingkaran ujung badan. Kontraksi dan relaksasi mantel menyebabkan sirkulasi air dalam rongga mantel sehingga terjailah pertukaran gas. Sistem sirkulasi berkembang baik dan sirkulasi darah melalui sistem pembuluh darah.
Organ pencernaan di mulai dari mulut yang mengandung radula dan dua rahang yang terbuat dari zat kitin dan berbentuk seperti paruh burung betet. Gerak ke dua rahang tersebut dikarenakan kontraksi otot . Terdapat dua kelenjar ludah yang terletak di masa bukal. Kelenjar ludah ke tiga terletak dekat ujung anterior hati dan mensekresikan racun yang akan bermuara ke daerah rahang. Esofagus merupkan penghubung dari masa bukal menuju ke lambung. Lambung bersifat maskular dan berfungsi mencampur makanan dan hasil sekresi dan kelenjer pencernaan. Zat-zat makanan akan menuju kedalam usus atau kedalam sekum. Sekum merupakan kantung berdinding tipis berfungsi mengabsorbsi zat-zat makanan. Organ percernaan berikutnya adalah rectum dan anus yang bermuara dalam rongga mantel.


3.3.3.7.4 Kelas Scaphopoda
Anggota kelas scaphopoda terdiri tas 350 spesies, yang semuanya bersifat penggali dan scara popular dikenal siput gading atau Mollusca bercangkang gigi. Umumnya scaphopoda memiliki kebiasaan membenamkan diri dipasir pada kedalaman air lebih dari 6 meter. Tubuh scaphopoda memanjang sepanjang sumbu anterior atau posterior. Kepala dan kaki terdapat pada daerah terbesar dari cangkang yaitu dareah anterior. Cangkang sedikit melengkung, daerah konkaf cangkang merupakan daerah dorsal. Kebiasaan hidup hewan ini adalah menggali dengan kepala mengarah ke bawah dan hanya sebagian kecil ujung posterior tubuh muncul dipermukaan substrat. Akibat kebiasaan tersebut kepala pendek berbentuk kerucut, kaki juga berbentuk kerucut atau lancip dan berfungsi untuk membenamkan diri. Mulut memiliki radula, terletak di daerah kepala dan di sekitarnya terdapat tentakel berkepala dan bersilium (captacula) bersifat sesoris dan prehensile berfungsi untuk menganngkap makanan yang terdiri atas organism mikrokospis seperti Foraminiera, bivalvia muda dan kinorhynchus.
Ujung posterior tubuh merupakan tempat penghisapan dan pengeluaran air. Air masuk kedalam rongga mantel sebagai hasil kerja silia pada mantel dan kemingkinan akibat pemangjangan atau penjuluran kai. Setelah sepuluh sampai dua belas menit air masuk, otot berkontraksi ( mungkin penarikan kembali atau pengerutan kaki) menyebabkan air keluar melalui lubang yang sama dengan tempat masuknya air. Hewan ini tidak memiliki ingsang, sehingga untuk pertukaran gas melalui permukaan mantel. Sistem sirkulasi mereduksi dan kemungkinan tidak memiliki jantung namun hanya sebuah sistem sinus darah.
Scaphopoda bersifat diosius.gonad terletak di daerah posterior tubuh. Fertilisasi terjadi secara exsternal. Telur yang telah dibuahi akan berkembang menjadi larva trokhopor kemudian berkembang menjadi larva veliger. Setelah terjadi fase larva maka hewan muda tersebut tenggelam ke dasar air kemudian akan mengalami metamorphosis scara gradual. Seperti bivalvia, cangkang dan mantel larva scaphopoda pertama berbentuk bilobus, namun kemudian lebus mantel berfusi sepanjang tepi ventrolnya. Akibat fusi tersebut mennghasikan mantel dan cangkang silindrik dengan lubang yang terdapat pada setiap ujungnya. Keadaan tersebut memperlihatkan bahwa tampaknya scaphopoda berkerabat dekat dengan bevalvia : mempunyai bentuk kaki sama, perilaku memendamkan diri, memiliki kepala yang kecil, mantel, embrio dan sifat simetri serta orientasibadan dalam cangkang.



















BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Fisiologi Mollusca
            3.1.1 Sistem Gerak
   Kaki biasanya berfungsi untuk pergerakan. pada beberapa spesies siput dan keong, kaki mensekresikan selapis lendir yang dikenal sebagai jalur lumpur. Mollusca bergerak meluncur diatas lendir oleh gerakan atau gelombang silia atau kontraksi otot. Beberapa keong air tawar juga dapat berjalan tepat di bawah permukaan air. Pada bivalvia(remis,tiram,dan lain-lain), kakinya dipergunakan untuk bergerak dengan cara lain yaitu, dengan menggali tanah atau lumpur dan membuka tubuh hewan lain. Pada cumi-cumi, octopus, dan cephalopoda lain kaki mengalami modifikasi dalam bentuk corong untuk bergerak dengan kekuatan seperti mesin jet.
3.1.2 Sistem Respirasi
Pada sebagian besar Mollusca organ respirasi adalah insang. Ingsang diadaptasikan untuk pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida dalam air melalui permukaan ingsang yang luas dan berbentuk membrane yang tipis. Pada Mollusca, ingsang disebut juga ktenidium (yunani : kteis : sebuah sisir ). Ktenidia terdiri atas kumpulan sulamen (lamella) yang ditutupi silia. gerakan silia menyebabkan air melintasi permukaan filamen, oksigen berdifusi melintasi membrane menuju ke darat, dan karbondioksida berdifusi keluar. Pada beberapa Mollusca seperti remis dan bivalvia lain, silia pada ingsang juga berperan menyaring partikel makanan, kemudian mengirimnya kemulut dalam bentuk benang lendir. Setelah melewati ingsang aliran air biasanya menuju anus dan saluran keluar ginjal sambil membawa bahan yang akan di buang.
            Beberapa Mollusca yang tidak memiliki ingsang, maka pertukaran gas respirasi terjadi secara langsung melalui permukaan mantel. Keong memiliki kemampuan adaptasi untuk kehidupan darat yaitu dengan hilangnnya ingsang, maka mantel yang dimilikinya dimodifikasi menjadi sebuah paru-paru untuk pernapasan udara. beberapa keong (pulmonat) kembali ke habitat air, namun tetap mempertahankan paru-parunya. Untuk itu, mereka terlihat sering merambat kepermukaan air untuk mengambil udara.
3.1.3 Sistem Sirkulasi

            Sistem sirkulasi Mollusca terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Umumnya jantung Mollusca terdiri atas tiga ruang yaitu, dua atrium dan satu ventrikel. jantung terdapat didalam pericardium. Umumnya di dalam darah terdapat pigmen yang mengandung tembaga (hemocyanin) berfungsi mengangkut oksigen. Pada cumi-cumi, octopus dan cephalopoda lain yang memiliki aktifitas lebih aktif daripada Mollusca lain, sistem sirkulasinya tertutup, namun pada sebagian besar Mollusca sisstem sirkulasinya terbuka.
3.1.4 Sistem Koordinasi

            Sistem saraf pusat Mollusca secara khas terdiri atas sebuah cincin saraf. Selain itu juga memiliki gangliaon kaki. yang berperan mengontrol kaki,  ganglion serebral berfungsi menggabungkan informasi sensory, dan ganglion lain berfungsi mengontrol fungsi bagian tubuh lainya. Sistem saraf dari beberapa spesies Mollusca menghasilkan hormon yang mengatur beberapa fungsi seperti peletakan telur dan pertumbuhan.
3.1.5 Sistem Osmoregulasi Dan Ekskresi
Mollusca memiliki sepasang atau lebih nephridia. Nephridia berperan memindahkan kelebihan air, ion-ion dan sisa metabolisme serta cairan coelom kerongga mantel untuk diekskresikan. Nefridia Mollusca dikenal sebagai metanefridium, sebab salurannya memiliki lubang eksternal (nefridiofor)
dan lubang internal (nefrostom). Nefridia Mollusca juga disebut ginjal, walaupun fungsinya berbeda dari ginjal vertebrata, yaitu berfungsinya hanya menyaring cairan coelom bukan darah. Perbedaan Lainnya bahwa nefridia beberapa spesies Mollusca memiliki bagian seperti saluran (gonoduct) yang mengangkut sel-sel kelamin dari gonad kedalam rongga mantel.
3.1.6 Sistem Reproduksi
Sebagian Mollusca berkelamin satu, namun ada juga yang bersifat hemaprodit. Perkembangan scara langsung tanpa fase larva terdapat dalam beberapa kelompok, khususnya pada keong air tawar dan beberapa bivalvia. Pada sebagian besar Mollusca laut yang memiliki fase larva trochopore. Larva trochopore di cirikan oleh adanya silia yang tersusun melingkar yang berfungsi membantu pergerakan menuju kehabitat baru. Hal ini dikarenakan Mollusca fase dewasa memiliki kemampuan terbatas umtuk pergi kehabitat barunya. Pada beberapa kelompok Mollusca lain, memiliki fase larva lain yaitu velider yang terbentuk setelah fase larva trochopore. Karakteristik larva ini adalah sudah memiliki kaki, cangkang, dan sebagian besar organ seoerti hewan Mollusca fase dewasa. Selain itu, juga memiliki dua penutup bersilia yang digunakan untuk berenang dan makan. Pada ahir kehidupan larva tersebut, selanjutnya akan membenamkan diri kedasar habitat dan mengalami metamorphosis.
3.2              Peranan Mollusca
Umumnya Mollusca menguntungkan bagi manusia, namun adapula yang merugikan. Peran Mollusca yang menguntungkan adalah sebagai berikut.
1.      Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram bata (Aemaea sp.), kerang (Anadara sp.), kerang hijau (Mytilus viridis), Tridacna sp., sotong (Shepia sp.)
cumi-cumi (Loligo sp.), dan bekicot ( Achatina fulica).
2.      Sebagai perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctadha margaritifera)
3.      Sebagai hiasan dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, nautilus, dan tiram mutiara
4.      Sebagai bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp.
 Mollusca yang merugikan :
1.      Mollusca yang merugikan bagi manusia, misalnya bekicot dan keong sawah yang merupakan hama bagi tanaman.
2.      Siput air adalah perantara cacing Fasciolan hepatica















BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mollusca disebut sebagai binatang lunak, karena bentuk tubuhnya yang lunak berdaging tanpa tulang. Sebagian anggotanya di lindungi dengan cangkang atau rumah dari zat kapur dan sebagian lainnya tanpa cangkang atau rumah. Penyebaran hewan Mollusca sangat luas dan umumnya memiliki kesamaan pola dasar tubuh. Jaringan hidup biasanya dibedakan atas sebuah kaki dan sebuah masa fiseral. Kaki diadaptasikan dalam berbagai cara bergerak, masa fiseral termasuk juga mantel berfungsi mengsekresikan cangkang dan membentuk sebuah rongga mantel yang melindungi organ pernapasan.
Klasifikasi Mollusca secara umum berdasarkan bentuk cangkang. Terdapat tiga kelompok utama yaitu, Gastrophoda, Bivalvia, dan cephalupoda. Anggota Gastrophoda antara lain keong , bekicot, atau hewan lain yang memiliki cangkang berbentuk melingkar namun diantara anggota tersebut ada yang cangkangnya mereduksi atau hilang sama sekali. Anggota Bevalvia adalah kerang ,remis dan tiram, serta hewan lainnya yang memiliki sepasang cangkang. pada Cepahalopoda anggotanya adalah octopus, cumi-cumi, dan naupilus yang kakinya mengalami modifikasi menjadi tentakel.


4.2 Saran
Blog, Updated at: 2:44 PM

0 komentar nya:

Post a Comment