BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Mollusca
merupakan kelompok invertebrata (hewan tidak bertulang belakang) terbesar kedua
setelah Arthropoda. Saat ini, diperkirakan terdapat sekitae 100 spesies hidup
dan 60 spesies fosil yang telah diketahui. Anggotanya tersebar merata hampir
diseluruh permukaan bumi, di perairan dan daratan, dari air asin sampai air
tawar, perairan laut dalam hingga pesisir pantai, serta dari daratan rendah
hingga pegunungan tinggi, bahkan mudah saja ditemukan disekitar rumah kita.
Mollusca (filum Mollusca, dari bahasa latin : Moluscus = lunak ) merupakan
hewan triplobplastik selomata, yaitu golongan hewan yang berkembang pada
tingkat lapisan (ectoderm, endoderm, dan mesoderm) merupakan golongan hewan
yang telah memiliki rongga tubuh, karena mesodermnya sudah dilapisi oleh rongga
tubuh yang terbentuk menjadi dua lapisan, yakni dalam dan luar. Kedalamnya
termasuk semua hewan lunak dengan maupun tanpa cangkang, seperti berbagai jenis
siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan kerabatnya.
Mollusca
merupakan hewan yang akrab dengan kehidupan manusia, karena jenis hewan ini
dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang bergizi atau barang perhiasan. Mollusca
memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Beberapa spesies dari
filum ini menjadi sumber protein bagi manusia. Selain itu, Mollusca dapat
menjadi hama bagi prtanian dan menjadi inang bagi beberapa cacing parasit yang
sangat merugikan bagi manusia.
Berdasarkan
uraian dari latar belakang tersebut, maka dianggap perlu untuk menyusun suatu
makalah yang berisi uraian filum Mollusca. Hal ini dimaksudkan sebagai acuan
dalam mempermudah pemahaman terhadap filum ini.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana ciri-ciri umum dan klasifikasi Mollusca ?
2.
Bagaimana fisiologi Mollusca ?
3.
Bagaimana peranan
Mollusca ?
1.3
Batasan
Masalah
Dalam makalah ini
penulis membahas Mollusca, yang terdiri dari tujuh kelas dan penulis hanya
membahas empat kelas Mollusca, yaitu Kelas Gastropoda, Kelas Bivalvia
(Pelecypoda) , Kelas Cephalopoda , dan Kelas Scaphopoda.
1.4
Tujuan
Penulisan
1. Mahasiswa
mampu memahami ciri-ciri umum dan klasifikasi
Mollusca
2. Mahasiswa
mampu mengetahui fisiologi Mollusca
3. Mahasiswa
mampu mengetahui peranan Mollusca
BAB II
CIRI UMUM DAN KLASIFIKASI MOLUSKA
2.1
Ciri-Ciri
Umum Anggota Mollusca
Filum Mollusca
merupakan salah satu anggota hewan invertebrata. Anggota filum Mollusca antara lain
remis, tiram, cumi-cumi, octopus, dan siput. Berdasarkan habitatnya Mollusca
memiliki rentangan habitat yang cukup lebar mulai dari dasar laut sampai garis
pasang surut tertinggi. Selain itu, ada yang hidup di air tawar, bahkan
terkadang ditemukan dihabitat terrestrial, khususnya yang memiliki kelembaban
tinggi. Sifat hidup Mollusca bervariasi, ada yang hidup bebas namun beberapa
spesies lainnya bersifat parasit pada organisme lain.
Ciri-ciri umum yang di miliki anggota Mollusca adalah :
1. Tubuh
bersimetri bilateral, tidak bersegmen, kecuali pada monoplachopora
2. Memiliki cangkang/shell sebagai eksoskeleton dari CaCO3
3. Memiliki extremitas, pada
permukaan ventral dinding tubuh terdapat kaki berotot yang secara umum
digunakan untuk bergerak
4. Bentuk tubuh bervariasi
5. Organ digesti, respirasi, ekskresi dan reproduksi lengkap
6. Memiliki
kepala yang jelas dengan organ reseptor kepala yang bersifat khusus
7. Coelom
mereduksi, dinding tubuh tebal dan berotot
8. Dinding
tubuh sebelah dorsol meluas menjadi satu atau sepasang lipatan yaitu mantel
atau pallium. Fungsi mantel adalah mensekresi dan melingkupi rongga mantel yang
di dalamnya berisi insang
9. Lubang
anus dan ekskretori umunya membuka kedalam rongga mantel
10. Saluran
pencernaan berkembang baik. Sebuah rongga bukan yang umumnya mengandung radula
berbentuk seperti proboscis. Esophagus merupakan perkembangan dari stomodeum
yang umumnya merupakan daerah khusus untuk menyimpan makanan dan fragmentasi. Pada
daerah pertengahan saluran pencernaan terdapat ventrikulus (lambung) dan
sepasang kalenjar pencernaan yaitu hati. Sedangkan daerah posterior saluran
pencernaan terdiri atas usus panjang yang berakhir dengan anus.
11. Memiliki
sistem peredaran darah dan jantung. Jantung dibedakan atas aurikel dan
ventrikel. meskipun memilki pembuluh darah, namun darah biasanya mengalami sirkulasi
melalui ruang terbuka. Darah mengandung hemosianin, merupakan pigmen respirasi
12. Organ
ekskresi berupa gijal yang berjumlah sepasang atau terkadang hanya berjumlah
satu buah. Ginjal berhubungan dengan rongga pericardium, tempat jantung berada.
13. Memiliki
sebuah cincin saraf yang berhubungan dengan dua pasang tali saraf. Satu pasang
tali saraf menuju ke kaki dan sepasang lainnya menuju ke organ visceral dan
mantel. Memiliki gang lion saraf yang biasanya berhubungan dengan cincin saraf
dan tali saraf
14. Ovum
berukuran kecil dan mengandung sedikit kuning telur.
2.2
Klasifikasi Mollusca
2.2.1 Kelas
Gastropoda
Gastropoda
memiliki anggota yang paling besar jumlahnya, jika dibandingkan dengan kelas lainnya.
Sebagian besar hidup
dilaut, sedangkan sisanya didaratan dan perairan tawar.
Ciri utama kelas ini yaitu :
·
Tubuh mengalami modifikasi
dari birateral simetris menjadi asimetris.
·
Eksoskeleton
melingkar atau berputar seperti spiral
·
Kaki untuk merayap,
memiliki mata dan tentakel di anterior.
·
Respirasi dengan
insang/pulmo
·
Seks terpisah dan/hermaphrodite,
ovivar atau ovovivipar.
·
Kelas
ini memiliki ciri utama berupa suatu cangkang yang melindungi bagian tubuhnya,
kecuali pada sejumlah kecil spesies yang cangkangnya mereduksi menjadi kecil
atau bahkan menghilang. Ciri lainya adalah adanya alat gerak atau lokomosi pada
bagian pentral tubuh yang terdiri dari sebagian besar jaringan otot. karena
bergerak dengan otot dibagian ventral (perut), maka dinamakan hewan berkaki
perut (gastro:perut;poda:kaki).
Berdasarkan
alat pernapasannya, gastropoda dibagi menjadi tiga subkelas, yaitu:
1. Subkelas
Prosobrancia
Alat
pernapasannya berupa insang yang umumnya terletak di bagian depan tubuh
(anterior). Pada bagian kaki terdapat operculum (semacam lempeng penutup) yang
berfungsi sebagai penutup lubang cangkang, ketika hewannya masuk kedalam
cangkang. anggota prosobrancia bersifat dioecious (alat kelamin terpisah).
Sebagian besar hidup di laut, kecuali family Cyclophoridae dan Pupunidae yang
hidup didarat dan Thiaridae hidup di air tawar.
2. Subkelas
Opistobbranchia
Alat pernapasannya sama seperti opistobranchia, yaitu
insang, tetapi ciri yang membedakannya adalah insang terletak pada bagian
belakang tubuh atau (posterior). Semua individu bersifat hemaprodit (satu
individu, dua jenis kelamin) hidupnya di laut dengan cangkang yang relative tipis. Bahkan beberapa spesies cangkangnya
mereduksi dan hilang, seperti nudibranch.
3. Subkelas
Pulmonata
Alat pernapasannya berupa rongga mantel yang berfungsi
seperti paru-paru. Pertukaran udara pernapasan berlangsung tanpa menggunakan
media air. Oleh karena itu, umunya anggota Pulmonata hidup di darat. Semua
Pulmonata Bersifat hemaprodit. Ada yang mempunyai cangkang , ada pula yang
tidak bercangkang (siput telanjang).
3.1.7.2
Kelas
Bivalvia (Pelecypoda)
Bivalvia
atau kerang mempunyai dua cangkang yang bertangkup, dimana binatangnya berada
di antara dua cangkang tersebut. Pada asalah satu sisi, kedua cangkang saling
berhubungan membentuk persendian, sehingga bias membuka dan menutup. Pada
persendian tersebut, terdapat engsel elastis yang disebut ligamen, dilengkapi
dengan pergerakan aktif, berupa satu atau dua buah otot addubtor yang sangat
kuat.
Bivalvia
sering juga disebut binatang berkaki pipih atau Pelecypoda karena memiliki kaki dan jaringan otot yang berbentuk
pipih melebar. Pada spesies yang bersifat infaunal (membenamkan diri dalam
pasir atau sedimen), kakinya termodifikasu menjadi semacam alat untuk menggali.
Sedangkan pada beberapa spesies yang lain, kakinya beradaptsi menjadi semacam
alat pelekat pada substrat yang keras. Kepala
Bivalvia tereduksi hingga kadang sama sekali tidak Nampak di dalam cangkang,
berbeda dengan kepala gastropoda yang tampak dan mudah dibedakan. Bivalvia
tidak memiliki mata. cangkang pada Bivalvia berfungsi untuk menutupi atau
melindungi tubuh. Alat pernapasan Bivalvia berupa insang, sehingga tempat
hidupnya di air. Sebagian besar jenis hidup di laut, sebagian lainnya di
perairan tawar. Organ kelaminnya bersifat dioecious, namun ada juga beberapa
yang hermaprodit atau dapat berubah kelamin. Contoh hewan kelas ini yaitu
remis, tiram, kijing.
Alat
percernaan makanan dimulai dari mulut yang terletak di antara dua pasang palpus
labialis, kemudian esofagus yang pendek. dari organ ini berlanjut ke lambung
yang terletak di sebelah dorsal masa piseral, selanjutnya usus dibagian dorsal
kaki, rectum diselubungi oleh jantung dan berakhir ke anus. Makanan kerang
terdiri atas partikel-partikel organik
yang terbawa oleh air melalui sifon ventral, kemudian oleh gerakan silia
yang terdapat pada polpus labialis partikel makana tersebut dibawa ke mulut. di
dekat lambung terdapat kelenjar pencernaan yaitu hati yang akan mensekresikan
cairan pencernaan untuk selanjutnya duberikan ke lambung melalui suatu saluran.
Feses yang keluar dari aanus akan di keluarkan dari tubuh bersama aliran yang
menuju ke sifon dorsal.
3.1.7.3
Kelas
Cephalopoda
Cephalopoda
memiliki arti bahwa kaki bergabung dengan kepala dalam bentuk tangan, tentakel
dan atau sifon. untuk melakukan lokomosi dilakukan dengan cara menyemprotkan
air melalui sifon, sedangkan tentakel dan tangan digunkan untuk mencari makan.
Cephalopoda teradap tasi dengan kebiasaan berenang. cephalopoda memiliki ukuran
tubuh terbesar dibandingkan hewan invertebrate lainnya. Pada umumnya
cephalopoda memilki panjang 6 sampai 70 cm termasuk tangan dan tentakel, namun
pada beberapa spesies memiliki ukuran tubuh besar. Cumi-cumi yang memiliki
ukuran tubuh terbesar yaitu Architeuthis dengan
panjang tubuh 16 m termasuk panjang tentakelnya. Panjang tentakelnya 6 m dan
lingkar badan 4 m. Adapun octopus yang bertubuh raksasa telah diamati oleh
penyelam di laut Jepang, memiliki panjang 10 sampai 15 m. Berbagai spesies
gurita dan cumi-cumi juga nautilus beruang termasuk dalam kelas Cephalopoda semua organism ini mempunyai
kepala yang besar, yang telah berkembangbiak denagn mata menonjol dan dikelilingi
oleh lingkaran tangan (delapan pada gurita dan sepuluh pada cumi-cumi) yang
membantu dalam lokomosi dan penangkapan mangsa. hewan ini hanya terdapat di air
laut.
Nautilus beruang
mempunyai cangkang besar. sedangkan cangkang cumui-cumi menyusut menjadi lempengan
tipis di dalam mantel. Gurita sama sekali tidak mempunyai cangkang. Cumi-cumi
mempunyai cara bergerak dan mempertrahan diri yang aneh. Mereka dapat bergerak
sangat cepat dengan memnyemprotkan air dengan kuat dari bawah mantel. Dalam
keadaan bahaya, cumi-cumi menambah gerakan dorongan seperti jet dengan
mengeluarkan cairan tinta hitam dalam air dan dengan demikian mengalihkan
perhatian musuh.
Organ respirasi
terdiri atas sepasang insang berbentuk bulu terdapat dirongga mantel. Untuk
proses respirasi, air keluar masuk melalui tepi lingkaran ujung badan.
Kontraksi dan relaksasi mantel menyebabkan sirkulasi air dalam rongga mantel
sehingga terjailah pertukaran gas. Sistem sirkulasi berkembang baik dan
sirkulasi darah melalui sistem pembuluh darah.
Organ pencernaan
di mulai dari mulut yang mengandung radula dan dua rahang yang terbuat dari zat
kitin dan berbentuk seperti paruh burung betet. Gerak ke dua rahang tersebut
dikarenakan kontraksi otot . Terdapat dua kelenjar ludah yang terletak di masa bukal.
Kelenjar ludah ke tiga terletak dekat ujung anterior hati dan mensekresikan
racun yang akan bermuara ke daerah rahang. Esofagus merupkan penghubung dari
masa bukal menuju ke lambung. Lambung bersifat maskular dan berfungsi mencampur
makanan dan hasil sekresi dan kelenjer pencernaan. Zat-zat makanan akan menuju
kedalam usus atau kedalam sekum. Sekum merupakan kantung berdinding tipis
berfungsi mengabsorbsi zat-zat makanan. Organ percernaan berikutnya adalah
rectum dan anus yang bermuara dalam rongga mantel.
3.3.3.7.4
Kelas Scaphopoda
Anggota kelas
scaphopoda terdiri tas 350 spesies, yang semuanya bersifat penggali dan scara
popular dikenal siput gading atau Mollusca bercangkang gigi. Umumnya scaphopoda
memiliki kebiasaan membenamkan diri dipasir pada kedalaman air lebih dari 6
meter. Tubuh scaphopoda memanjang sepanjang sumbu anterior atau posterior.
Kepala dan kaki terdapat pada daerah terbesar dari cangkang yaitu dareah
anterior. Cangkang sedikit melengkung, daerah konkaf cangkang merupakan daerah dorsal.
Kebiasaan hidup hewan ini adalah menggali dengan kepala mengarah ke bawah dan
hanya sebagian kecil ujung posterior tubuh muncul dipermukaan substrat. Akibat
kebiasaan tersebut kepala pendek berbentuk kerucut, kaki juga berbentuk kerucut
atau lancip dan berfungsi untuk membenamkan diri. Mulut memiliki radula,
terletak di daerah kepala dan di sekitarnya terdapat tentakel berkepala dan
bersilium (captacula) bersifat sesoris dan prehensile berfungsi untuk
menganngkap makanan yang terdiri atas organism mikrokospis seperti Foraminiera,
bivalvia muda dan kinorhynchus.
Ujung posterior
tubuh merupakan tempat penghisapan dan pengeluaran air. Air masuk kedalam
rongga mantel sebagai hasil kerja silia pada mantel dan kemingkinan akibat pemangjangan
atau penjuluran kai. Setelah sepuluh sampai dua belas menit air masuk, otot
berkontraksi ( mungkin penarikan kembali atau pengerutan kaki) menyebabkan air
keluar melalui lubang yang sama dengan tempat masuknya air. Hewan ini tidak
memiliki ingsang, sehingga untuk pertukaran gas melalui permukaan mantel.
Sistem sirkulasi mereduksi dan kemungkinan tidak memiliki jantung namun hanya
sebuah sistem sinus darah.
Scaphopoda
bersifat diosius.gonad terletak di daerah posterior tubuh. Fertilisasi terjadi
secara exsternal. Telur yang telah dibuahi akan berkembang menjadi larva
trokhopor kemudian berkembang menjadi larva veliger. Setelah terjadi fase larva
maka hewan muda tersebut tenggelam ke dasar air kemudian akan mengalami
metamorphosis scara gradual. Seperti bivalvia, cangkang dan mantel larva
scaphopoda pertama berbentuk bilobus, namun kemudian lebus mantel berfusi
sepanjang tepi ventrolnya. Akibat fusi tersebut mennghasikan mantel dan
cangkang silindrik dengan lubang yang terdapat pada setiap ujungnya. Keadaan
tersebut memperlihatkan bahwa tampaknya scaphopoda berkerabat dekat dengan
bevalvia : mempunyai bentuk kaki sama, perilaku memendamkan diri, memiliki
kepala yang kecil, mantel, embrio dan sifat simetri serta orientasibadan dalam
cangkang.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Fisiologi Mollusca
3.1.1 Sistem Gerak
Kaki biasanya berfungsi untuk pergerakan.
pada beberapa spesies siput dan keong, kaki mensekresikan selapis lendir yang
dikenal sebagai jalur lumpur. Mollusca bergerak meluncur diatas lendir oleh gerakan
atau gelombang silia atau kontraksi otot. Beberapa keong air tawar juga dapat
berjalan tepat di bawah permukaan air. Pada bivalvia(remis,tiram,dan
lain-lain), kakinya dipergunakan untuk bergerak dengan cara lain yaitu, dengan
menggali tanah atau lumpur dan membuka tubuh hewan lain. Pada cumi-cumi,
octopus, dan cephalopoda lain kaki mengalami modifikasi dalam bentuk corong
untuk bergerak dengan kekuatan seperti mesin jet.
3.1.2 Sistem Respirasi
Pada sebagian
besar Mollusca organ respirasi adalah insang. Ingsang diadaptasikan untuk
pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida dalam air melalui permukaan ingsang
yang luas dan berbentuk membrane yang tipis. Pada Mollusca, ingsang disebut
juga ktenidium (yunani : kteis : sebuah sisir ). Ktenidia terdiri atas kumpulan
sulamen (lamella) yang ditutupi silia. gerakan silia menyebabkan air melintasi
permukaan filamen, oksigen berdifusi melintasi membrane menuju ke darat, dan
karbondioksida berdifusi keluar. Pada beberapa Mollusca seperti remis dan
bivalvia lain, silia pada ingsang juga berperan menyaring partikel makanan,
kemudian mengirimnya kemulut dalam bentuk benang lendir. Setelah melewati
ingsang aliran air biasanya menuju anus dan saluran keluar ginjal sambil
membawa bahan yang akan di buang.
Beberapa
Mollusca yang tidak memiliki ingsang, maka pertukaran gas respirasi terjadi
secara langsung melalui permukaan mantel. Keong memiliki kemampuan adaptasi
untuk kehidupan darat yaitu dengan hilangnnya ingsang, maka mantel yang
dimilikinya dimodifikasi menjadi sebuah paru-paru untuk pernapasan udara.
beberapa keong (pulmonat) kembali ke habitat air, namun tetap mempertahankan
paru-parunya. Untuk itu, mereka terlihat sering merambat kepermukaan air untuk
mengambil udara.
3.1.3
Sistem Sirkulasi
Sistem
sirkulasi Mollusca terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Umumnya jantung
Mollusca terdiri atas tiga ruang yaitu, dua atrium dan satu ventrikel. jantung
terdapat didalam pericardium. Umumnya di dalam darah terdapat pigmen yang
mengandung tembaga (hemocyanin) berfungsi mengangkut oksigen. Pada cumi-cumi,
octopus dan cephalopoda lain yang memiliki aktifitas lebih aktif daripada
Mollusca lain, sistem sirkulasinya tertutup, namun pada sebagian besar Mollusca
sisstem sirkulasinya terbuka.
3.1.4
Sistem Koordinasi
Sistem
saraf pusat Mollusca secara khas terdiri atas sebuah cincin saraf. Selain itu
juga memiliki gangliaon kaki. yang berperan mengontrol kaki, ganglion serebral berfungsi menggabungkan
informasi sensory, dan ganglion lain berfungsi mengontrol fungsi bagian tubuh
lainya. Sistem saraf dari beberapa spesies Mollusca menghasilkan hormon yang
mengatur beberapa fungsi seperti peletakan telur dan pertumbuhan.
3.1.5
Sistem Osmoregulasi Dan Ekskresi
Mollusca
memiliki sepasang atau lebih nephridia. Nephridia berperan memindahkan
kelebihan air, ion-ion dan sisa metabolisme serta cairan coelom kerongga mantel
untuk diekskresikan. Nefridia Mollusca dikenal sebagai metanefridium, sebab
salurannya memiliki lubang eksternal (nefridiofor)
dan
lubang internal (nefrostom). Nefridia Mollusca juga disebut ginjal, walaupun
fungsinya berbeda dari ginjal vertebrata, yaitu berfungsinya hanya menyaring
cairan coelom bukan darah. Perbedaan Lainnya bahwa nefridia beberapa spesies
Mollusca memiliki bagian seperti saluran (gonoduct) yang mengangkut sel-sel
kelamin dari gonad kedalam rongga mantel.
3.1.6
Sistem Reproduksi
Sebagian
Mollusca berkelamin satu, namun ada juga yang bersifat hemaprodit. Perkembangan
scara langsung tanpa fase larva terdapat dalam beberapa kelompok, khususnya pada
keong air tawar dan beberapa bivalvia. Pada sebagian besar Mollusca laut yang
memiliki fase larva trochopore. Larva trochopore di cirikan oleh adanya silia
yang tersusun melingkar yang berfungsi membantu pergerakan menuju kehabitat
baru. Hal ini dikarenakan Mollusca fase dewasa memiliki kemampuan terbatas
umtuk pergi kehabitat barunya. Pada beberapa kelompok Mollusca lain, memiliki
fase larva lain yaitu velider yang terbentuk setelah fase larva trochopore.
Karakteristik larva ini adalah sudah memiliki kaki, cangkang, dan sebagian
besar organ seoerti hewan Mollusca fase dewasa. Selain itu, juga memiliki dua
penutup bersilia yang digunakan untuk berenang dan makan. Pada ahir kehidupan
larva tersebut, selanjutnya akan membenamkan diri kedasar habitat dan mengalami
metamorphosis.
3.2
Peranan
Mollusca
Umumnya Mollusca
menguntungkan bagi manusia, namun adapula yang merugikan. Peran Mollusca yang
menguntungkan adalah sebagai berikut.
1. Sumber
makanan berprotein tinggi, misalnya tiram bata (Aemaea sp.), kerang (Anadara
sp.), kerang hijau (Mytilus viridis),
Tridacna sp., sotong (Shepia sp.)
cumi-cumi
(Loligo sp.), dan bekicot ( Achatina fulica).
2. Sebagai
perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctadha margaritifera)
3. Sebagai
hiasan dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, nautilus, dan tiram
mutiara
4. Sebagai
bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna
sp.
Mollusca yang merugikan :
1. Mollusca
yang merugikan bagi manusia, misalnya bekicot dan keong sawah yang merupakan
hama bagi tanaman.
2.
Siput air adalah
perantara cacing Fasciolan hepatica
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Mollusca
disebut sebagai binatang lunak, karena bentuk tubuhnya yang lunak berdaging
tanpa tulang. Sebagian anggotanya di lindungi dengan cangkang atau rumah dari
zat kapur dan sebagian lainnya tanpa cangkang atau rumah. Penyebaran hewan
Mollusca sangat luas dan umumnya memiliki kesamaan pola dasar tubuh. Jaringan
hidup biasanya dibedakan atas sebuah kaki dan sebuah masa fiseral. Kaki
diadaptasikan dalam berbagai cara bergerak, masa fiseral termasuk juga mantel
berfungsi mengsekresikan cangkang dan membentuk sebuah rongga mantel yang
melindungi organ pernapasan.
Klasifikasi
Mollusca secara umum berdasarkan bentuk cangkang. Terdapat tiga kelompok utama
yaitu, Gastrophoda, Bivalvia, dan cephalupoda. Anggota Gastrophoda antara lain
keong , bekicot, atau hewan lain yang memiliki cangkang berbentuk melingkar
namun diantara anggota tersebut ada yang cangkangnya mereduksi atau hilang sama
sekali. Anggota Bevalvia adalah kerang ,remis dan tiram, serta hewan lainnya
yang memiliki sepasang cangkang. pada Cepahalopoda anggotanya adalah octopus,
cumi-cumi, dan naupilus yang kakinya mengalami modifikasi menjadi tentakel.
4.2
Saran
0 komentar nya:
Post a Comment