Makalah Tentang Akhlak

Posted By Muhammad Aziz on Saturday, October 29, 2016 | 2:41 PM

 KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat,taufik,dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan tugas makalah diskusi Pendidikan Agama Islam dengan judul “Ruang Lingkup Ajaran Islam (Akhlak). Sholawat dan salam kami curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW karena beliaulah satu – satunya Nabi yang mampu mengubah dunia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni Agama Islam.
Makalah ini disusun dan diuraikan secara efektif dengan landasan pengetahuan yang diambil dari buku untuk menambah wawasan,kemudian makalah ini disusun berdasarkan hasil diskusi anggota masing – masing kelompok yang dijilid menjadi satu kedalam bentuk makalah.
Kiranya makalah ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi memperbaiki isi dari makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kepada pembaca serta ridho dari Allah SWT.






BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akhlak merupakan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam  jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berapa perbuatan baik yang disebut akhlak yang mulia dan perbuatan buruk yang disebut akhlak tercela.
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik maka sejahteralah lahir batinnya sedangkan apabila akhlaknya rusak maka rusaklah lahir dan batinnya.
Akhlak Islami memiliki sejumlah karakteristik atau ciri khusus serta luas ruang lingkupnya meliputi akhlak kepada Allah, Rasul, Lingkungan dan lain-lain. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai karakteristik dan ruang lingkup akhlak.
1.2.RUMUSAN MASALAH
a)      Pengertian akhlak
b)      Apa Sajakah karakteristik akhlak islami?
c)      Apa Sajakah ruang lingkup akhlak
d)     Ukhuwah islamiyah

BAB II
PEMBAHASAN
AKHLAK
            Ajaran islam memiliki dua karakteristik ajaran yakni berifat syamil (universal) dan mutakamil (sempurna). Ini terlihat jelas dari ruang lingkup pokok ajaran islam yaitu akidah, ibadah (syari’ah) dan akhlak.
            Ajarn islam mengatur segenap dimensi kehidupan manusia yang meliputi sosial, ekonomi, budaya, politik, sni dan lainnya. Artinya islam tidak hanya mengatur masalah keyakinan serta ibadah kepada Allah semata seperti sholat, puasa, zakat dan haji, akan tetpi Islam juga mengatur bagaimana cara seseorang berinteraksi dan berperilaku dengan Allah, rasul, sesama manusia serta alam sekitar sehingga manusia bisa mendapatkan keredaan Allah dalam hidupnya. Bagaimana cara berinteraksi dan berperilaku dengan yang disebut diatas akan dibahas dalam dalam pembahasan berikut yang meliputi  pengertian, ruang lingkup, serta realisasi ukhuwah Islamiyah.
2.1. Pengertian Akhlak
Kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [خلق] jamaknya  [أخلاق] yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul madzmumah.
2.2. Karakteristik Akhlak Islami
Pada hakikatnya Akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan  dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Akhlak  mempunyai beberapa karakteristik atau ciri khas yaitu :
1.      Bersifat umum dan terperinci.
Di dalam al-Qur’an ada materi akhlak yang dijelaskan secara umum dan ada pula yang mendetail. Misalnya dalam Q. S. al-Nahl (16) : 90, diserukan perintah untuk berakhlak secara umum; berbuat adil, berbuat kebaikan, melarang perbuatan keji, munkar dan permusuhan. Sedangkan dalam surat al-Hujurat (49) : 12, secara terperinci dinyatalan larangan untuk saling mencela dan memanggil dengan gelar yang buruk.
2.      Manusiawi
Yaitu ajaran akhlaq dalam Islam sejalan dan memenuhi tuntutan fitrah manusia. Kerinduan jiwa manusia kepada kebaikan akan terpenuhi dengan mengikuti ajaran akhlaq dalam Islam. Ajaran ini diperuntukkan bagi manusia yang merindukan kebahagiaan dalam arti hakiki bukan kebahagiaan semu.
3.      Universal
Maksudnya bahwa ruang lingkup akhlak itu luas sekali, yakni mencakup semua tindakan manusia baik tentang dirinya maupun orang lain atau yang bersifat pribadi, kemasyarakatan ataupun negara. Keuniversalan itu menunjukkan luasnya cakupannya yaitu meliputi segenap aspek kehidupan secara pribadi maupun kemasyarakatan, dan menyangkut semua interaksi manusia dengan semua aspek kehidupan.
4.      Keseimbangan
Yaitu ajaran akhlaq dalam Islam berada di tengah antara yang mengkhayalkan manusia sebagai malaikat yang menitik beratkan segi kebaikannya dan yang mengkhayalkan manusia sebagai hewan yang menitik beratkan sifat keburukannya saja. Manusia menurut pandangan Islam memiliki 2 kekuatan dalam dirinya yaitu kekuatan baik pada hati nurani dan akalnya dan kekuatan buruk pada hawa nafsunya. Akhlaq Islam memenuhi tuntutan kebutuhan manusia, jasmani dan ruhani secara seimbang, serta memenuhi tuntutan hidup bahagia di dunia dan akhirat secara berimbang pula. Bahkan memenuhi kebutuhan pribadi harus seimbang dengan memenuhi kewajiban terhadap masyarakat.
5.      Realistik
Yaitu ajaran akhlaq dalam Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia. Meskipun manusia telah dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibanding makhluk-makhluk lain tetapi manusia mempunyai kelemahan-kelemahan, memiliki kecenderungan manusiawi dan berbagai macam kebutuhan material dan spiritual. Dengan kelemahan-kelemahannya itu manusia sangat mungkin melakukan kesalahan-kesalahan dan pelanggaran. Oleh sebab itu Islam memberikan kesempatan kepada manusia yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki diri dengan bertaubat.
6.      Akhlak sebagai buah dari iman.
7.      Akhlak menjaga konsistensi antara cara dan tujuan.
Islam tidak mengizinkan mancapai tujuan, walaupun baik dengan cara-cara kotor yang bertentangan dengan syariat. Karena hal tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip al-Akhlaq al-Karimah.
2.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup ilmu akhlak meliputi :
1.      Akhlak terhadap Allah
a.       Mengabdi hanya kepada Allah
Bertaqwa dan mengabdi hanya kepada Allah, tidak akan mempersekutukan-Nya dengan apa pun dalam bentuk apa pun, serta dalam keadaan situasi dan kondisi yang bagaimanapun. Artinya: “Dan Aku (Allah) tidak ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku”.(QS. Adz-Dzariyat: 56).
b.      Tunduk dan patuh kepada Allah Artinya: “Taatlah kepada (perintah) Allah dan (perintah) Rasul-Nya supaya kalian mendapat rahmat”.(QS. Ali ‘Imran: 132(.
c.       Tawakkal Artinya: “Yang apabila terjadi terhadap mereka satu kesusahan, mereka berkata; sesungguhnya kami ini milik Allah, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kami akan kembali”. (QS. Al-Baqarah: 15)
d.      Bersyukur kepada Allah Artinya:“Dan (ingatlah), tatkala Tuhan kamu memberitahu; jika kamu berterima kasih, niscaya Aku tambah nikmat bagi kamu, apabila kamu tidak bersyukur, maka adzab-Ku itu sangat pedih”.(QS. Ibrahim: 6-7)
e.       Penuh harap kepada Allah Artinya: “Sesungguhnya ummat yang beriman dan berhijrah serta bekerja keras (berhijrah) di jalan Allah, mereka itu (ummat yang) berharap rahmad Allah; dan Allah itu Pengampun, Penyayang”.(Al-Baqarah: 218)   
f.       Ikhlas menerima keputusan Allah Artinya: “Dan alangkah baik jika mereka ridha dengan apa yang Allah dan Rasul-Nya berikan kepada mereka, sambil mereka berkata: cukuplah Allah bagi kami, sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya akan member kepada kamu karunia-Nya, sesungguhnya kami mencintai Allah”.(QS. At-Taubah: 59)
g.       Tadlarru’ dan khusyu’ Artinya: “Beruntunglah orang-orang yang beriman. Mereka yang khhusyu’ dalam shalatnya”. (QS. Al-Mukminun: 1-2) “Bermohonlah kepada Tuhan kalian dengan rendah hati dan dengan rahasia (suara hati). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melanggar batas”.(QS. Az-Zumar: 53)
h.      Husnud-dhan Artinya: “Janganlah mati salah seorang dari kalian, melainkan dalam keadaan baik sangka kepada Allah”.(H.R. Muslim)
i.        Taubat dan istighfar Artinya: “Hai orang-orang beriman! Hendaklah kalian benar-benar taubat kepada Allah, agar segala dosa kalian diampuni dan kalian dimasukkan ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai”.(QS. At-Tahrim: 8)
2.       Akhlak terhadap Makhluk
a.       Akhlak kepada Manusia
1). Rasulullah meliputi mencintai Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya, menjadikan Rasulullah sebagai idola dalam hidup dan kehidupan, menjalankan apa yang diperintah dan menjauhi larangannya.
2). Akhlak terhadap orang tua meliputi mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya, merendahkan diri kepada keduanya diiringi rasa kasih sayang, berkomunikasi dengan orang tua dengan khidmat, pergunakan kata-kata lemah lembut, berbuat baik kepada keduanya sebaik-baiknya dan mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal dunia.
3). Akhlak terhadap diri sendiri meliputi : Memelihara kesucian diri, baik jasmaniah maupun rohaniah, Memelihara kerapihan diri, Berlaku tenang, Menambah ilmu pengetahuan, Membina disiplin pribadi, Pemaaf dan memohon maaf, Sikap sederhana dan jujur dan Menghindari perbuatan tercela.
4).  Akhlak terhadap keluarga dan karib kerabat, antara lain : saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga, saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti kepada ibu bapak, mendidik anak-anak dengan kasih sayang dan memelihara hubungan silaturrahim.
5). Akhlak terhadap tetangga, antara lain : saling mengunjungi, saling bantu diwaktu senang lebih-lebih tatkala susah, saling beri member, saling hormat menghormati, saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.
6). Akhlak terhadap masyarakat, meliputi memuliakan tamu, menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan, saling menolong dalam melakukan kebajikan dan taqwa, menganjurkan anggota masyarakat termasuik dirin sendiri berbuat baik dan mencegah diri sendiri dan mencegah orang lain melakukan perbuiatan jahat dan munkar dan bermusyawarah dalam segala urusan mengenai kepentingan bersama.
b. Akhlak kepada bukan manusia atau lingkungan hidup
Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, fauna dan flora yang sengaja diciptakan tuhan untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya, sayang pada sesame makhluk.
2.4.Tujuan Akidah Akhlak
Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap umat Islam harus meyakini pokok-pokok kandungan aqidah akhlak tersebut. Adapun tujuan aqidah akhlak itu adalah :
a.       Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang sejak lahir. Manusia adalah makhluk yang berketuhanan.
Sejak dilahirkan manusia terdorong mengakui adanya Tuhan. Firman Allah dalam surah Al-A’raf ayat 172-173 yang artinya “Dan (Ingatlah), ketika Tuhanmu menguluarkan kehinaan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, seraya berfirman: “Bukankah Aku ini Tuhanmu? “, mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami jadi saksi” (Kami lakukan yang demikian itu), agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan tuhan)” atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?” Dengan naluri ketuhanan, manusia berusaha untuk mencari tuhannya, kemampuan akal dan ilmu yang berbeda-beda memungkinkan manusia akan keliru mengerti tuhan. Dengan aqidah akhlak, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar.
b.      Aqidah akhlak bertujuan pula membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia.
Seseorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik ketika berhubungan dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, makhluk lainnya serta dengan alam lingkungan. Oleh karena itu, perwujudan dari pribadi muslim yang luhur berupa tindakan nyata menjadi tujuan dalam aqidah akhlak.
c.       Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.
Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat atau pikiran-pikiran yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh aqidah akhlak agar manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat.

2.5.Ukhuwah Islamiyah
a.       Pengertian Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah merupakan persaudaraan, dan ukhuwah Islamiyah maksudnya persaudaraan sesama umatbIslam. Ukhuwah ini didorong oleh kekuatan iman dan spiritual yang melahirkan perasaan yang kasih sayang.
Oleh sebab itu Ukhuwah Islamiyah adalah sifat yang menyatu dengan iman dan takwa. Tidak ada ukhuwah Islamiyah tanpa iman dan tidak ada iman tnpa ukhuwah. Begitu juga tidak ada persahabatan tanpa takwa, dan tidak ada takwa tanpa persahabatan, sebagai firman Allah yang berbunyi : ”sesungguhnya orang-orang mukimin adalah bersaudara....( QS. Al-hujurat;10). “teman-teman yang akrab pada hari itu sebagiannya menjai musuh sebagian yang lain , kecuali orang-orang yang bertakwa.”(QS. Az-zukhruf;67)
Disamping itu ukhuwah juga merupakan wujud perasaan kolektif dalam bermuamalah antar manusia. Ia menyatukan irama hati dari bermacam-macm orang. Ia akan menjadi harmonika yang merdu dalam sebuah simponi. Alunan simponi yng indah ini dapat menjadi suatu kekuatan besar dalam membangun umat.
b.      Realisasi ukhuwah Islamiyah
Pada dasarnya ukhuwah adalah bahasa Amal bukan bahasa teori atau konsep. Sikap kesadaran  bersaudara dalam islam merupakan pancaran kebiasaan yang brasal dari sinar keimanan. Sinar keimanan yang lahir dari embiasaan watak dan perilaku para pemilikya. Karena itu sikap ini tidak dapat dihambat oleh berbagai kalkulasi material. Ia begitu lancar untuk bertindak cepat memutskan pilihan-pilihan sulit baginya. Ia tidak mempedulikan keuntungan apa yang bakal diperoleh malah ia rela mendapatkan kerugian bagi dirinya asalkan saudaranya meraih kebahagiaan atas sikapnya.
Rasulullah SAW memberikan resep sederhana untuk dapat mengikat kembali tali-tali yang putus hingga dapat menghimpun hati-hati yang retak.
1.      Mengucapkan dan menyebarkan salam
Dalam kegiatan ini bisa dijabarkan dengan bermacam-macam perilaku, diantaranya bertanya bagaimana kabarnya, keluarganya, istri dan anaknya/ Baik-baikkah mereka. Bagaimana mereka selama ini. Adakah yang sakit. Dan banyak lagi segudang ucapan atau ungkapan untuk memulai menyebarkan salam sesama muslim.
Mengucpkan dan menyebarkan salam juga berfungsi menjadi jembatan komunikasi ummat dalam islam, persoalan menjalin komunikasi yangbharmonis menjadi kebutuhan asasi manusia modern, karena dengan komunikasi menemukan eksistensi dirinya sebagai makhluk yang multi dimonsional.makhluk yang dihargai oleh lingkungan sekitarnya.
2.      Memberi makan ( hadiah).
Hadiah berarti penghargaan dan kasih sayang. Ia wujud atensi yang dalam. Karenanya hadiah jangan dipandang dari  nilai nominalnya akan tetapi lihatlah bahwa adalah ekspresi kecintaan.
Rasulullah SAW bersabda “ salinglah berbagi hadiah niscaya kalian akan saling mencintai”. (HR. Tirmidzi).
3.      Melaksanakan sholat malam (Doa)
Persoalan hati manusia adalah persoalan yang penuh misteri. Hati merupakan ruang yang luas lagi dalam. Ia bagaikan samudera lepas. Sedkit sekali manusia yang dapat menyelami samudera hati.
Muamalah antar manusia juga bagian dari gerakan hati. Ia akan terkait tatkala hatinya sudah tertambat. Ia akan terurai ketika hatinya liar. Permasalahannya tampaknya rumit dan jelimet. Akan tetapi menjadi sederhana  ketikaconecting langsng pada pemiliknya. Dialah Allah pemilik hati manusia yang mampu membolak-balikkan gerakan hati secara drastis.
Doa menjadi media perantara untuk merajut hti yang retak. Melancarkan sumbatan-sumbatannya. Untuk mencapai sasaran tersebut, Hasan Al-Banna mengajak para pengikutnya untuk membaca doa Rabithah selepas mengikuti majelis pertemuannya. Sebagai upaya mendayagunakan kekuatan doa untuk mengikkat dan menyatukan hati manusia. Disamping itu agar hati yang kering lagi tandus menjadi basah dan subur.
Semua resep sederhana diatas akhirnya berpeulang pada suatu  kalimat. Ibda’ binafsik. Mulailah dari kata dirimu sendiri. Artinya setiap individu segera untuk memulainya menjadi pe;opor. Tidak erlu menunggu orang lain memberi aba-aba untuk memulainya. Apalagi menanti siapa yang akan memulainya.
c.       Kepekaan ukhuwah
Keimanan yang selalu bersinar terang akan menyalakan kepekaan ukhuwah. Hasasiyah (kepekaan) ukhuwah ini akan semakin dinamis bila dilakukan dua arah. Sehingga semua pihak menahan diri untuk menikmati ukhuwah orang lain.akan tetapi masing-masing pihak berupaya untuk dapat menyenangkan khalayak sekitarnya. Menjadi kepuasan bagi dirinya apabila kelebihannya dapat dicicipi oleh banyak orang.
d.      Tingkatan ukhuwah islamiyah
Dalam sejarah diketahui bahwa tidak ada seorang pun yang tidak memiliki permusuhan antara kaum Aus dan Khazraj di kota Madina sbelum islam. Namun setelah masuk islam, Allah menyatuukan hati antara mereka. Tidak ada solusi sedikitpun kecuali islam yang dapat menyatukan hati yang beragam bentuknya, tidak ada yang terjadi kecuali karena tali Allah yang dapat menyatukan mereka menjadi saudara, dan tidak mungkin hati-hati itu akan bersatu kecuali karena berukhuwah.
Berikut ini tingkatan merealisasikan ukhuwah Islamiyah yaitu :
1.      Ta’aruf, yaitu saling kenal mengenal (QS.49;13) antar lain menhenal nama, fisik, tempat tinggal, pekerjaan, hoby dan keluarga.
2.      Tafahum, saling memahami, yaitu saling memahami kondisi mental, sifat, karakter, watak dan lain-lain.
3.      Ta’awun, yaitu saling tolong menolong dalam suka dan suka dalam meningkatkan ketakwaan.
4.      Takaful, saling mendukung program dan kegiatan sauara dalam rangka menegakkan tali persaudaraan yang berlandasan iman dan takwa.  





BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN     
   Karakteristik atau ciri khas akhlak yaitu : umum dan terperinci, manusiawi, universal, keseimbangan, realistik, akhlak sebagai buah dari iman dan akhlak menjaga konsistensi antara cara dan tujuan
B.  SARAN    
    Ruang lingkup ilmu akhlak meliputi : Akhlak terhadap Allah, Akhlak terhadap makhluk yang meliputi manusia dan bukan manusia. Yang termasuk manusia yaitu: Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad), Akhlak terhadap orang tua, diri sendiri, keluarga, Akhlak terhadap tetangga dan akhlak terhadap masyarakat. Sedangkan Akhlak yang bukan manusia atau lingkungan hidup.
Demikianlah makalah yang dapat kami buat. Kami  menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin..




DAFTAR PUSTAKA
 Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al Qur’an, (Jakarta : Amzah, 2007), hlm.1
Iman Abdul Mukmin Sa’aduddin, Meneladani Akhlak Nabi Membangun Peradaban     Muslim, (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya), hlm. 99
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta : LPPI, 2007), hlm. 12-14
Abdullah Salim, Akhlaq Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, (Jakarta: Seri Remaja, 1986), hlm. 23-27.
Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan Ahklaqul Karimah, (Bandung: CV. Diponegoro, 1988), hlm. 142-145Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan Ahklaqul Karimah, hlm. 138-140
Abdullah Salim, Akhlaq Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, (Jakarta: Seri Remaja, 1986), hlm. 69-70
 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Rajawalin Press, 2008), hlm.357-359



Blog, Updated at: 2:41 PM

0 komentar nya:

Post a Comment