KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat,taufik,dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan tugas makalah diskusi Pendidikan
Agama Islam dengan judul “Ruang Lingkup
Ajaran Islam (Akhlak)”. Sholawat
dan salam kami curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW karena beliaulah satu –
satunya Nabi yang mampu mengubah dunia dari zaman kegelapan menuju zaman terang
benderang yakni Agama Islam.
Makalah ini
disusun dan diuraikan secara efektif dengan landasan pengetahuan yang diambil
dari buku untuk menambah wawasan,kemudian makalah ini disusun berdasarkan hasil
diskusi anggota masing – masing kelompok yang dijilid menjadi satu kedalam
bentuk makalah.
Kiranya
makalah ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan oleh karena itu kami
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi memperbaiki isi dari
makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan kepada pembaca serta ridho dari Allah SWT.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Akhlak merupakan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang
tertanam dalam jiwanya dan
selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berapa perbuatan baik yang disebut
akhlak yang mulia dan perbuatan buruk yang disebut akhlak tercela.
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting,
sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh bangunnya suatu
masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik maka
sejahteralah lahir batinnya sedangkan apabila akhlaknya rusak maka rusaklah
lahir dan batinnya.
Akhlak Islami memiliki sejumlah karakteristik atau ciri khusus serta luas
ruang lingkupnya meliputi akhlak kepada Allah, Rasul, Lingkungan dan lain-lain.
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai karakteristik dan ruang lingkup
akhlak.
1.2.RUMUSAN MASALAH
a)
Pengertian akhlak
b)
Apa Sajakah karakteristik akhlak islami?
c)
Apa Sajakah ruang lingkup akhlak
d)
Ukhuwah islamiyah
BAB II
PEMBAHASAN
AKHLAK
Ajaran islam memiliki dua
karakteristik ajaran yakni berifat syamil
(universal) dan mutakamil (sempurna).
Ini terlihat jelas dari ruang lingkup pokok ajaran islam yaitu akidah, ibadah
(syari’ah) dan akhlak.
Ajarn islam mengatur segenap dimensi
kehidupan manusia yang meliputi sosial, ekonomi, budaya, politik, sni dan
lainnya. Artinya islam tidak hanya mengatur masalah keyakinan serta ibadah
kepada Allah semata seperti sholat, puasa, zakat dan haji, akan tetpi Islam
juga mengatur bagaimana cara seseorang berinteraksi dan berperilaku dengan
Allah, rasul, sesama manusia serta alam sekitar sehingga manusia bisa
mendapatkan keredaan Allah dalam hidupnya. Bagaimana cara berinteraksi dan
berperilaku dengan yang disebut diatas akan dibahas dalam dalam pembahasan
berikut yang meliputi pengertian, ruang
lingkup, serta realisasi ukhuwah Islamiyah.
2.1. Pengertian Akhlak
Kata
“akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [خلق] jamaknya
[أخلاق] yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral
atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat
diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah
melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah
laku atau perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal
dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah,
atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu
berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela
atau akhlakul madzmumah.
2.2. Karakteristik
Akhlak Islami
Pada
hakikatnya Akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa
dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam
perbuatan dengan cara
spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Akhlak mempunyai beberapa karakteristik
atau ciri khas yaitu :
1.
Bersifat umum dan terperinci.
Di dalam al-Qur’an ada materi akhlak
yang dijelaskan secara umum dan ada pula yang mendetail. Misalnya dalam Q. S. al-Nahl
(16) : 90, diserukan perintah untuk berakhlak secara umum; berbuat adil,
berbuat kebaikan, melarang perbuatan keji, munkar dan permusuhan. Sedangkan
dalam surat al-Hujurat (49) : 12, secara terperinci dinyatalan larangan untuk
saling mencela dan memanggil dengan gelar yang buruk.
2.
Manusiawi
Yaitu ajaran akhlaq dalam Islam sejalan
dan memenuhi tuntutan fitrah manusia. Kerinduan jiwa manusia kepada kebaikan
akan terpenuhi dengan mengikuti ajaran akhlaq dalam Islam. Ajaran ini
diperuntukkan bagi manusia yang merindukan kebahagiaan dalam arti hakiki bukan
kebahagiaan semu.
3.
Universal
Maksudnya bahwa ruang lingkup akhlak itu
luas sekali, yakni mencakup semua tindakan manusia baik tentang dirinya maupun
orang lain atau yang bersifat pribadi, kemasyarakatan ataupun negara.
Keuniversalan itu menunjukkan luasnya cakupannya yaitu meliputi segenap aspek
kehidupan secara pribadi maupun kemasyarakatan, dan menyangkut semua interaksi
manusia dengan semua aspek kehidupan.
4. Keseimbangan
Yaitu ajaran akhlaq dalam Islam berada
di tengah antara yang mengkhayalkan manusia sebagai malaikat yang menitik
beratkan segi kebaikannya dan yang mengkhayalkan manusia sebagai hewan yang
menitik beratkan sifat keburukannya saja. Manusia menurut pandangan Islam
memiliki 2 kekuatan dalam dirinya yaitu kekuatan baik pada hati nurani dan
akalnya dan kekuatan buruk pada hawa nafsunya. Akhlaq Islam memenuhi tuntutan
kebutuhan manusia, jasmani dan ruhani secara seimbang, serta memenuhi tuntutan
hidup bahagia di dunia dan akhirat secara berimbang pula. Bahkan memenuhi
kebutuhan pribadi harus seimbang dengan memenuhi kewajiban terhadap masyarakat.
5. Realistik
Yaitu
ajaran akhlaq dalam Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia. Meskipun
manusia telah dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibanding
makhluk-makhluk lain tetapi manusia mempunyai kelemahan-kelemahan, memiliki
kecenderungan manusiawi dan berbagai macam kebutuhan material dan spiritual.
Dengan kelemahan-kelemahannya itu manusia sangat mungkin melakukan
kesalahan-kesalahan dan pelanggaran. Oleh sebab itu Islam memberikan kesempatan
kepada manusia yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki diri dengan
bertaubat.
6. Akhlak sebagai buah dari iman.
7. Akhlak
menjaga konsistensi antara cara dan tujuan.
Islam tidak mengizinkan mancapai tujuan,
walaupun baik dengan cara-cara kotor yang bertentangan dengan syariat. Karena
hal tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip al-Akhlaq al-Karimah.
2.3.
Ruang Lingkup
Ruang
lingkup ilmu akhlak meliputi :
1. Akhlak
terhadap Allah
a. Mengabdi
hanya kepada Allah
Bertaqwa dan mengabdi hanya kepada
Allah, tidak akan mempersekutukan-Nya dengan apa pun dalam bentuk apa pun,
serta dalam keadaan situasi dan kondisi yang bagaimanapun. Artinya: “Dan Aku (Allah) tidak ciptakan jin
dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku”.(QS.
Adz-Dzariyat: 56).
b. Tunduk
dan patuh kepada Allah Artinya: “Taatlah
kepada (perintah) Allah dan (perintah) Rasul-Nya supaya kalian mendapat
rahmat”.(QS. Ali ‘Imran: 132(.
c. Tawakkal
Artinya: “Yang apabila terjadi
terhadap mereka satu kesusahan, mereka berkata; sesungguhnya kami ini milik
Allah, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kami akan kembali”. (QS. Al-Baqarah: 15)
d. Bersyukur
kepada Allah Artinya:“Dan (ingatlah), tatkala Tuhan kamu memberitahu; jika
kamu berterima kasih, niscaya Aku tambah nikmat bagi kamu, apabila kamu tidak
bersyukur, maka adzab-Ku itu sangat pedih”.(QS. Ibrahim: 6-7)
e. Penuh
harap kepada Allah Artinya: “Sesungguhnya
ummat yang beriman dan berhijrah serta bekerja keras (berhijrah) di jalan
Allah, mereka itu (ummat yang) berharap rahmad Allah; dan Allah itu Pengampun,
Penyayang”.(Al-Baqarah: 218)
f. Ikhlas
menerima keputusan Allah Artinya: “Dan
alangkah baik jika mereka ridha dengan apa yang Allah dan Rasul-Nya berikan
kepada mereka, sambil mereka berkata: cukuplah Allah bagi kami, sesungguhnya
Allah dan Rasul-Nya akan member kepada kamu karunia-Nya, sesungguhnya kami
mencintai Allah”.(QS. At-Taubah: 59)
g. Tadlarru’ dan khusyu’ Artinya: “Beruntunglah orang-orang yang
beriman. Mereka yang khhusyu’ dalam shalatnya”. (QS. Al-Mukminun: 1-2) “Bermohonlah
kepada Tuhan kalian dengan rendah hati dan dengan rahasia (suara hati).
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melanggar batas”.(QS.
Az-Zumar: 53)
h. Husnud-dhan
Artinya: “Janganlah mati salah
seorang dari kalian, melainkan dalam keadaan baik sangka kepada Allah”.(H.R.
Muslim)
i.
Taubat dan istighfar Artinya: “Hai orang-orang beriman! Hendaklah
kalian benar-benar taubat kepada Allah, agar segala dosa kalian diampuni dan
kalian dimasukkan ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai”.(QS.
At-Tahrim: 8)
2. Akhlak
terhadap Makhluk
a. Akhlak
kepada Manusia
1).
Rasulullah meliputi mencintai Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua
sunnahnya, menjadikan Rasulullah sebagai idola dalam hidup dan kehidupan,
menjalankan apa yang diperintah dan menjauhi larangannya.
2).
Akhlak terhadap orang tua meliputi mencintai mereka melebihi cinta kepada
kerabat lainnya, merendahkan diri kepada keduanya diiringi rasa kasih sayang,
berkomunikasi dengan orang tua dengan khidmat, pergunakan kata-kata lemah
lembut, berbuat baik kepada keduanya sebaik-baiknya dan mendoakan keselamatan
dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal
dunia.
3).
Akhlak terhadap diri sendiri meliputi : Memelihara kesucian diri, baik
jasmaniah maupun rohaniah, Memelihara kerapihan diri, Berlaku tenang, Menambah
ilmu pengetahuan, Membina disiplin pribadi, Pemaaf dan memohon maaf, Sikap
sederhana dan jujur dan Menghindari perbuatan tercela.
4).
Akhlak terhadap keluarga dan karib kerabat,
antara lain : saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan
keluarga, saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti kepada ibu
bapak, mendidik anak-anak dengan kasih sayang dan memelihara hubungan
silaturrahim.
5).
Akhlak terhadap tetangga, antara lain : saling mengunjungi, saling bantu
diwaktu senang lebih-lebih tatkala susah, saling beri member, saling hormat
menghormati, saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.
6).
Akhlak terhadap masyarakat, meliputi memuliakan tamu, menghormati nilai dan
norma yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan, saling menolong dalam
melakukan kebajikan dan taqwa, menganjurkan anggota masyarakat termasuik dirin
sendiri berbuat baik dan mencegah diri sendiri dan mencegah orang lain melakukan
perbuiatan jahat dan munkar dan bermusyawarah dalam segala urusan mengenai
kepentingan bersama.
b.
Akhlak kepada bukan manusia atau lingkungan hidup
Sadar dan memelihara kelestarian
lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati,
fauna dan flora yang sengaja diciptakan tuhan untuk kepentingan manusia dan
makhluk lainnya, sayang pada sesame makhluk.
2.4.Tujuan
Akidah Akhlak
Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap
muslim. Artinya setiap umat Islam harus meyakini pokok-pokok kandungan aqidah akhlak
tersebut. Adapun tujuan aqidah akhlak itu adalah :
a. Memupuk dan
mengembangkan dasar ketuhanan yang sejak lahir. Manusia adalah makhluk
yang berketuhanan.
Sejak
dilahirkan manusia terdorong mengakui adanya Tuhan. Firman Allah dalam
surah Al-A’raf ayat 172-173 yang artinya “Dan (Ingatlah), ketika Tuhanmu
menguluarkan kehinaan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka, seraya berfirman: “Bukankah Aku ini
Tuhanmu? “, mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami jadi saksi”
(Kami lakukan yang demikian itu), agar dihari kiamat kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (Keesaan tuhan)” atau agar kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan
Tuhan sejak dulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang
(datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan
kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?” Dengan naluri
ketuhanan, manusia berusaha untuk mencari tuhannya, kemampuan akal dan
ilmu yang berbeda-beda memungkinkan manusia akan keliru mengerti tuhan.
Dengan aqidah akhlak, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan
adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar.
b. Aqidah
akhlak bertujuan pula membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia.
Seseorang
muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik
ketika berhubungan dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, makhluk
lainnya serta dengan alam lingkungan. Oleh karena itu, perwujudan dari
pribadi muslim yang luhur berupa tindakan nyata menjadi tujuan dalam
aqidah akhlak.
c. Menghindari
diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.
Manusia
diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran.
Pendapat-pendapat atau pikiran-pikiran yang semata-mata didasarkan atas
akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karena
itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh aqidah akhlak agar manusia terbebas
atau terhindar dari kehidupan yang sesat.
2.5.Ukhuwah
Islamiyah
a. Pengertian
Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah
merupakan persaudaraan, dan ukhuwah Islamiyah maksudnya persaudaraan sesama
umatbIslam. Ukhuwah ini didorong oleh kekuatan iman dan spiritual yang
melahirkan perasaan yang kasih sayang.
Oleh
sebab itu Ukhuwah Islamiyah adalah sifat yang menyatu dengan iman dan takwa.
Tidak ada ukhuwah Islamiyah tanpa iman dan tidak ada iman tnpa ukhuwah. Begitu
juga tidak ada persahabatan tanpa takwa, dan tidak ada takwa tanpa
persahabatan, sebagai firman Allah yang berbunyi : ”sesungguhnya orang-orang mukimin adalah bersaudara....( QS.
Al-hujurat;10). “teman-teman yang akrab
pada hari itu sebagiannya menjai musuh sebagian yang lain , kecuali orang-orang
yang bertakwa.”(QS. Az-zukhruf;67)
Disamping
itu ukhuwah juga merupakan wujud perasaan kolektif dalam bermuamalah antar
manusia. Ia menyatukan irama hati dari bermacam-macm orang. Ia akan menjadi
harmonika yang merdu dalam sebuah simponi. Alunan simponi yng indah ini dapat
menjadi suatu kekuatan besar dalam membangun umat.
b. Realisasi
ukhuwah Islamiyah
Pada
dasarnya ukhuwah adalah bahasa Amal bukan bahasa teori atau konsep. Sikap
kesadaran bersaudara dalam islam
merupakan pancaran kebiasaan yang brasal dari sinar keimanan. Sinar keimanan
yang lahir dari embiasaan watak dan perilaku para pemilikya. Karena itu sikap
ini tidak dapat dihambat oleh berbagai kalkulasi material. Ia begitu lancar
untuk bertindak cepat memutskan pilihan-pilihan sulit baginya. Ia tidak
mempedulikan keuntungan apa yang bakal diperoleh malah ia rela mendapatkan
kerugian bagi dirinya asalkan saudaranya meraih kebahagiaan atas sikapnya.
Rasulullah
SAW memberikan resep sederhana untuk dapat mengikat kembali tali-tali yang
putus hingga dapat menghimpun hati-hati yang retak.
1. Mengucapkan
dan menyebarkan salam
Dalam kegiatan ini bisa dijabarkan
dengan bermacam-macam perilaku, diantaranya bertanya bagaimana kabarnya,
keluarganya, istri dan anaknya/ Baik-baikkah mereka. Bagaimana mereka selama
ini. Adakah yang sakit. Dan banyak lagi segudang ucapan atau ungkapan untuk
memulai menyebarkan salam sesama muslim.
Mengucpkan dan menyebarkan salam juga
berfungsi menjadi jembatan komunikasi ummat dalam islam, persoalan menjalin
komunikasi yangbharmonis menjadi kebutuhan asasi manusia modern, karena dengan
komunikasi menemukan eksistensi dirinya sebagai makhluk yang multi
dimonsional.makhluk yang dihargai oleh lingkungan sekitarnya.
2. Memberi
makan ( hadiah).
Hadiah berarti penghargaan dan kasih
sayang. Ia wujud atensi yang dalam. Karenanya hadiah jangan dipandang dari nilai nominalnya akan tetapi lihatlah bahwa
adalah ekspresi kecintaan.
Rasulullah SAW bersabda “ salinglah
berbagi hadiah niscaya kalian akan saling mencintai”. (HR. Tirmidzi).
3. Melaksanakan
sholat malam (Doa)
Persoalan hati manusia adalah persoalan
yang penuh misteri. Hati merupakan ruang yang luas lagi dalam. Ia bagaikan
samudera lepas. Sedkit sekali manusia yang dapat menyelami samudera hati.
Muamalah antar manusia juga bagian dari
gerakan hati. Ia akan terkait tatkala hatinya sudah tertambat. Ia akan terurai
ketika hatinya liar. Permasalahannya tampaknya rumit dan jelimet. Akan tetapi
menjadi sederhana ketikaconecting
langsng pada pemiliknya. Dialah Allah pemilik hati manusia yang mampu
membolak-balikkan gerakan hati secara drastis.
Doa menjadi media perantara untuk
merajut hti yang retak. Melancarkan sumbatan-sumbatannya. Untuk mencapai
sasaran tersebut, Hasan Al-Banna mengajak para pengikutnya untuk membaca doa
Rabithah selepas mengikuti majelis pertemuannya. Sebagai upaya mendayagunakan
kekuatan doa untuk mengikkat dan menyatukan hati manusia. Disamping itu agar
hati yang kering lagi tandus menjadi basah dan subur.
Semua resep sederhana diatas akhirnya
berpeulang pada suatu kalimat. Ibda’
binafsik. Mulailah dari kata dirimu sendiri. Artinya setiap individu segera
untuk memulainya menjadi pe;opor. Tidak erlu menunggu orang lain memberi
aba-aba untuk memulainya. Apalagi menanti siapa yang akan memulainya.
c. Kepekaan
ukhuwah
Keimanan yang selalu bersinar terang
akan menyalakan kepekaan ukhuwah. Hasasiyah
(kepekaan) ukhuwah ini akan semakin dinamis bila dilakukan dua arah. Sehingga
semua pihak menahan diri untuk menikmati ukhuwah orang lain.akan tetapi
masing-masing pihak berupaya untuk dapat menyenangkan khalayak sekitarnya.
Menjadi kepuasan bagi dirinya apabila kelebihannya dapat dicicipi oleh banyak
orang.
d. Tingkatan
ukhuwah islamiyah
Dalam sejarah diketahui bahwa tidak ada
seorang pun yang tidak memiliki permusuhan antara kaum Aus dan Khazraj di kota
Madina sbelum islam. Namun setelah masuk islam, Allah menyatuukan hati antara
mereka. Tidak ada solusi sedikitpun kecuali islam yang dapat menyatukan hati
yang beragam bentuknya, tidak ada yang terjadi kecuali karena tali Allah yang
dapat menyatukan mereka menjadi saudara, dan tidak mungkin hati-hati itu akan
bersatu kecuali karena berukhuwah.
Berikut
ini tingkatan merealisasikan ukhuwah Islamiyah yaitu :
1. Ta’aruf,
yaitu saling kenal mengenal (QS.49;13) antar lain menhenal nama, fisik, tempat
tinggal, pekerjaan, hoby dan keluarga.
2. Tafahum,
saling memahami, yaitu saling memahami kondisi mental, sifat, karakter, watak
dan lain-lain.
3. Ta’awun,
yaitu saling tolong menolong dalam suka dan suka dalam meningkatkan ketakwaan.
4. Takaful,
saling mendukung program dan kegiatan sauara dalam rangka menegakkan tali
persaudaraan yang berlandasan iman dan takwa.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Karakteristik atau ciri khas akhlak yaitu : umum dan terperinci, manusiawi,
universal, keseimbangan, realistik, akhlak sebagai buah dari iman dan akhlak menjaga
konsistensi antara cara dan tujuan
B. SARAN
Ruang lingkup ilmu akhlak meliputi
: Akhlak terhadap Allah, Akhlak
terhadap makhluk yang meliputi manusia dan bukan manusia. Yang termasuk manusia
yaitu: Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad), Akhlak terhadap orang tua,
diri sendiri, keluarga, Akhlak terhadap tetangga dan akhlak terhadap
masyarakat. Sedangkan Akhlak yang bukan manusia atau lingkungan hidup.
Demikianlah
makalah yang dapat kami buat. Kami menyadari
dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua. Amin..
DAFTAR
PUSTAKA
Yatimin
Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif
Al Qur’an, (Jakarta : Amzah,
2007), hlm.1
Iman Abdul Mukmin Sa’aduddin, Meneladani Akhlak Nabi Membangun
Peradaban Muslim, (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya),
hlm. 99
Yunahar
Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta : LPPI, 2007), hlm.
12-14
Abdullah
Salim, Akhlaq Islam Membina
Rumah Tangga dan Masyarakat, (Jakarta:
Seri Remaja, 1986), hlm. 23-27.
Hamzah
Ya’kub, Etika Islam Pembinaan
Ahklaqul Karimah, (Bandung:
CV. Diponegoro, 1988), hlm. 142-145Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan Ahklaqul
Karimah, hlm. 138-140
Abdullah Salim, Akhlaq Islam Membina Rumah Tangga
dan Masyarakat, (Jakarta:
Seri Remaja, 1986), hlm. 69-70
Mohammad
Daud Ali, Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta : Rajawalin Press, 2008), hlm.357-359
0 komentar nya:
Post a Comment