Makalah Tentang Perilaku Menyimpang

Posted By Muhammad Aziz on Tuesday, November 1, 2016 | 6:55 AM



BAB I
PENDAHULUAN

  1.1            LATAR BELAKANG
            Perilaku menyimpang dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, di sekolah, dalam keluarga, maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam materi patologi social dinyatakan bahwa keadaan atau perilaku yang betul-betulnormal secara ideal, tetapi yang ada keadaan antara normal dan abnormal. Oleh karen itu, batasan dari perilaku menyimpang memiliki rentangan yang cukup luas. Wujud dari perilaku penyimpang itu dapat bermacam-macam, mulai dari jenis yang tergolong masih ringan hingga berat.
            Masalah sosial merupakan ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Masalah sosial merupakan akibat interaksi sosial antara individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok. Kepincangan-kepincangan yang dianggap sebagai masalah sosial oleh masyarakat tergantung dari system sosial masyarakat tersebut. Ada beberapa persoalan yang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat yang pada umumnya sama misalnya, kemiskinan, kriminalitas, masalah kependudukan, masalah generasi muda dalam masyarakat modern.
            Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode itu seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak untuk menuju ketahap selanjutnya yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya pegangan sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan, pada waktu itu dia memerlukan bimbingan terutama dari orang tua. Perkembangan zaman yang telah maju dengan pesat telah mengubah gaya hidup remaja sekarang, dari kebiasaan mereka, minat mereka, bahasa dan pakaian yang mereka gunakan, politik dan musik yang mereka sukai, juga perkembangan seksualitas mereka.
            Banyak faktor dan sumber yang menjadi penyebab timbulnya perilaku menyimpangbaik yang berasal dari dalam maupun yang dari luar diri individu yang bersangkutan.



  1.2            RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah makalah ini sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan perilaku menyimpang?
2.      Apa wujud dari perilaku menyimpang
3.      Bagaimana keadaan/kondisi remaja yang potensial mengalami perilaku menyimpang?
4.      Apa saja faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku menyimpang?
5.      Bagaimana upaya orang tua dan guru untuk menanggulangi perilaku menyimpang?

  1.3            TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini yaitu:
1.      Mampu memahami pengertian perilaku menyimpang.
2.      Mampu memahami wujud dari perilaku menyimpang.
3.      Mampu memahami keadaan/kendisi remaja yang mengalami perilaku menyimpang.
4.      Mampu memahami faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku menyimpang.
5.      Mampu memahami bagaiman cara orang tua dan guru dalam menghadapi perilaku menyimpang.

  1.4            MANFAAT
Berdasarkan tujuan diatas, manfaat dari makalah ini yaitu:
1.      Agar pembaca memahami pengertian perilaku menyimpang.
2.      Agar pembaca memahami wujud dari perilaku menyimpang.
3.      Agar pembaca memahami keadaan/kendisi remaja yang mengalami perilaku menyimpang.
4.      Agar pembaca memahami faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku menyimpang.
5.      memahami bagaiman cara orang tua dan guru dalam menghadapi perilaku menyimpang.


BAB II
PEMBAHASAN

  2.1            Pengertian Perilaku Menyimpang
Perilaku seseorang bisa dikatakan menyimpang bila mana perilaku tersebut dapat memungkinkan dirinya sendiri maupun orang lain dan juga melanggar aturan-aturan, nilai-nilai, dan norma baik agama, hukum maupun adat istiadat. Menurut Andi Mappiare(1982) perilaku menyimpang itu juga disebut dengan “Tingkah Laku Bermasalah”. Arti tingkah laku yang bermasalah yang masih dianggap wajar dan dialami oleh remaja yaitu: tingkah laku yang masih dalam batas ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan sebagai akibat adanya perubahan fisik dan psikis serta masih dapat diterima sepanjang tidak merugikan dirinya sendri dan masyrakat sekitarnya. Perilaku yang agresif ada yang menganggap sebagai perilaku menyimpang karena telah melanggar tata krama dari budaya kita yang canggung mengajarkan anak menjadi penurut. Dengan kata lain anak yang baik adalah anak yang penurut apa yang dikehendaki oleh orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya. Padahaql menurut Medinus dan Jhonson (1979) perilaku agresif tidak tidak mesti merugikan, tetapi juga sering menguntungkan, seperti anak laki-laki yang agresif sering berhasil dalam berkompetensi dan gigih dalam berusaha. Di samping itu Hurlock (1990) juga mengemukakan bahwa remaja yang kematangannya terlambat dan sering di perlukan seperti anak-anak, hal ini dapat menimbulkan siap dan perilaku yang menyimpang, seperti melawan, tidak patuh, merusak dan sebagainya.
Menurut pandangan aliran Behaviorisme (dalam Bill. S. Reksadjaya, 1981) peristiwa menyimpang itu terjadi apabila:
1.      Seseorang gagal menemukan cara-cara penyelesaian yang cocok untuk perilakunya.
2.      Seseorang belajar tentang cara-cara penyusaian yang salah.
3.      Seseorang dihadapkan pada konflik-konflik yang tidak mampu di atasinya.
            Untuk mengatasi timbulnya perilaku menyimpang aliran Behaviorisme pengguanakan prinsip-prinsip teori belajar, yaitu memberikana penguatan terhadap kondisi perilaku yang positif untuk menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan. Contohnya guru memberikan pujian kepada anak yang datang lebih awal, anak yang disiplin dalam belajar, dan menacuhkan anak-anak yang tidak patuh.
            Menurut aliaran Humanisme bahwa penyebab terjadinya perilaku menyimpang itu di sebabkan oleh:
1.      Seseornag belajar mengenai sikap penyesuaian yang salah.
2.      Seseorang menggunakan cara-cara mekanisme pertahanan diri secara berlebiahan.
            Slavin (1976) menyatakan bahwa remaja pada umumnya mengalami gangguan emosional dan ini dapat menimbulkan perilaku menyimpang, seperti penyalah guanaan NAPZA dan penyimpangan seksual.
            Menurut Maslow dan Mittelman (dalam kartini dan kartono, 1985) ciri-ciri pribadi yang normal dan mental yang sehat adalah:
1.      Memiliki perasaan aman.
2.      Mempunyai spontranitas dan emosionalitas yang tepat.
3.      Mempunyai nilai dirinya secara objektif dan positif.
4.      Mempunyai kontak dengan suatu realitas yang baik.
5.      Memiliki dorongan-dorongan dan nafsu jamaniah yang sehat serta memiliki kemampuan untuk memenuhi pemanfaatannya.
6.      Mempunyai pemahaman diri yang baik.
7.      Mempunyai tujuan hidup yang baik.
8.      Memiliki kemampuan untuk belajar dari pengalaman hidupnya.
9.      Ada kesanggupan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan kelompok dimana iya berada.
10.  Ada sikap emansipasi yang sehat terhadap kelompoknya dan kebudayaannya.
11.  Ada integrasi dalam kepribadiannya.
            Sesuai dengan ciri-ciri tersebut dapat dikemukakan bahwa remaja yang terlampau jauh atau banyak menyimpang dari ciri-ciri tersebut dapat dikatakan perilakunya menyimpang.
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dapat terjadi pada manusia muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan. Perilaku menyimpang ini tidak mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga tidak mengenal waktu dan tempat. Penyimpangan bisa terjadi dalam skala kecil maupun skala besar.Menurut Bruce J Cohen (dalam buku terjemahan Sahat Simamora), Perilaku menyimpang didefinisikan sebagai perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Batasan perilaku menyimpang ditentukan oleh norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Suatu tindakan yang mungkin pantas dan dapat diterima di satu tempat mungkin tidak pantas dilakukan di tempat yang lain
Menurut Robert M.Z Lawang, perilaku menyimpang adalah suatu tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu system social.Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku manusia yang bertentangan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Masa remaja merupakan masa transmisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Remaja dalam gambaran yang umum merupakan suatu periode yang dimulai dengan perkembangan masa pubertas dan menyelesaikan pendidikan untuk tingkat menengah, dimana perubahan biologis yang membawanya pada usia belasan (teenagers) seringkali mempengaruhi perilaku masa remaja.Dalam kehidupan para remaja sering kali diselingi hal hal yang negative dalam rangka penyesuaian dengan lingkungan sekitar baik lingkungan dengan teman temannya di sekolah maupun lingkungan pada saat dia di rumah. Hal hal tersebut dapat berbentuk positif hingga negative yang serng kita sebut dengan kenakalan remaja. Kenakalan remaja itu sendiri merupakan perbuatan pelanggaran norma-norma baik norma hukum maupun norma sosial.
Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah :
1.      Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
2.      Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3.      Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
            Adapun gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah
kepada kenakalan remaja :
1.      Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.
2.      Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau di sekolah. Menghindarkan diri dari tanggung jawab biasanya karena anak tidak menyukai pekerjaan yang ditugaskan pada mereka sehingga mereka menjauhkan diri dari padanya dan mencari kesibukan-kesibukan lain yang tidak terbimbing.
3.       Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya. Anak seperti ini sering terbawa kepada kegoncangan emosi.
4.       Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan ketakutan anal-anak normal.
5.      Anak-anak yang suka berbohong.
6.      Anak-anak yang suka menyakiti atau mengganggu teman-temannya di sekolah atau di rumah.
7.      Anak-anak yang menyangka bahwa semua guru mereka bersikap tidak baik terhadap mereka dan sengaja menghambat mereka.
8.        Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.

·         Ciri-ciri perilaku menyimpang
Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformationsebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1)      Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
2)      Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu
1.      Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak(broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
2.    Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentangperilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang.
3.      Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkanperilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
4.      Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
5.      Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)Hal inilah yang dikatakan sebagai prosesbelajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang,
·         Jenis-jenis perilaku menyimpang
Berdasarkan kekerapan atau berat-ringannya penyimpangan
1)      Penyimpangan Primer (Primary Deviation)
Ciri-cirinya :
a. Bersifat sementara / temporer
b. Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang
c. Masyarakat masih mentolerir / menerima
Contohpegawai negeri yang membolos kerja, banyak minum alkohol pada waktu pesta, siswa yang membolos atau menyontek saat ujian dan pelanggaran lalu lintas.
2)      Penyimpangan Sekunder (Secondary Deviation)
Ciri-cirinya :
a)      Bersifat permanen / tetap
b)      Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang
c)       Masyarakat tidak bisa mentolerir perilaku menyimpang tersebut.
Contoh: pembunuhan, perjudian, perampokan dan pemerkosaan.
Berdasarkan jumlah pelakunya
1) Penyimpangan Individu
Penyimpangan individu adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang individu dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Contohnya pencurian yang dilakukan sendiri.
2)   Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok dengan melakukan tindakan-tindakan menyimpang dari norma-norma masyarakat yang berlaku. Pada umumnya penyimpangan kelompok terjadi dalam sub kebudayaan yang menyimpang yang ada dalam masyarakat. Contohnya gank kejahatan atau mafia.
3)      Penyimpangan Institusi
Penyimpangan institusi dilakukan oleh organisasi yang melibatkan organisasi lainnya yang dilakukan rapih. Sebagai contohnya tidakan korupsi yang dilakukan oleh para pejabat negara.
·         Sifat-sifat perilaku menyimpang
 Secara umum, terdapat dua sifat penyimpangan, yaitu:
1.      Penyimpangan yang bersifat positif
Penyimpangan yang bersifat positif adalah penyimpangan yang memiliki dampak positif terhadap sistem sosial karena mengandung unsur inovatif, kreatif dan memperkaya alternatif. Umumnya, penyimpang ini dapat diterima masyarakat karena sesuai dengan perubahan zaman. Contoh, emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan banyak wanita karier
2.      Penyimpangan yang bersifat negatif
Dalam penyimpangan yang bersifat negatif, pelaku bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk serta mengganggu sistem sosial. Tindakan dan pelakunya akan dicela dan tidak diterima masyarakat. Bobot penyimpangan dapat diukur menurut kaidah sosial yang dilanggar. Contoh, seorang koruptor selain harus mengembalikan kekayaan yang dimilikinya kepada negara, juga tetap dikenakan hukuman penjara.

2.2       Wujud Perilaku Menyimpang
            Batasan tentang perilaku menyimpang tidak begitu jelas dan sangat luas, sebagai acuan bahwa perilaku dapat dikatakan menyimpang, maka Gunarsa (1986) mengolongkan kedalam dua jenis yaitu:
1.      Penyimpangan tingkah laku yang bersifat moral dan asosial yang tidak di ataur dalam undang-undang sehingga dapat di golongkan dalam pelanggaran hukum. Contohnya adalah: berbohong, membolos, kabur atau pergi dari rumah, membaca buku porno, berpesta pora semalam suntuk, berpakaian tidak pantas, dan minum-minuman keras.
2.      Penyimpangan tingkah laku yang bersifat melanggar hukum dengan menyelesaikan sesuai dengan undang-undang dan hukum, yang biasa di sebut dengan kenakanlan remaja. Contohnya adalaha: berjudi, membunuh, memperkosa, dan mencuri.
            Berdasarkan batasan tentang tingkah laku menyimpang tersebut, dapat dikemukakan bahwa perilaku menyimpang yang sering terjadi pada remaja adalah;
1.      Suka bolos/cabut sebelum pelajaran berakhir.
2.      Tidak suka bergaul/suka menyendiri.
3.      Suka berbohong kepada orang tua, guru, dan orang lain.
4.      Suka berkelahi atau mengganggu temannya pada waktu belajar.
5.      Suka merusak fasilitas sekolah dan lain-lain.
6.      Sering mencuri barang-barang kepunyaan orang lain.
7.      Suka cari perhatian.
8.      Ugal-ugalan/kebut-kebutan di jalan sehingga mengganggu lalu lintas  dan membhayaan dirinya sendiri dan orang lain.
9.      Kecanduan narkoba/ obat-obatan terlarang.
10.  Suka mabuk-mabuk dan mengganggu ketenangan orang lain.
11.  Melakukan pemerkosaan dan hubungan seks bebas.
12.  Melakukan perjudian (dengan menggunakan uang sebagai bahan taruhannya).
13.  Melakukan pemerasan untuk mendapatkan uang.
14.  Suka melawan guru dan personil sekolah lainnya.
15.  Berfikiran/bersifat dan berpliku ekstrim/radikal.

2.3        Keadaan/Kondisi Remaja Yang Potensial Mengalami Perilaku Menyimpang
            Perilaku menyimpang tidaklah terjadi secara mendadak, tetapi melalui suatu proses yang lama dan kadang-kadang menunjukkan suatu gejala. Beberapa gejala yang tampak yaitu:
1.      Remaja tersebut tidak disukai oleh teman-temannya, akibatnya sering menyendiri.
2.      Remaja yang menghindarkan diri dari tanggang jawab baik di rumah maupun disekolah.
3.      Remaja yang sering mengeluh, berarti dia tidak mampu mengatasi masalahnya.
4.      Remaja yang suka berbohong.
5.      Remaja yang sering mengganggu/menyakiti temannya atau orang lain.
6.      Remaja yang tidak menyayangi guru atau mata pealajaran disekolah.

2.4        Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Prilaku Menyimpang
            Banyak faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang, baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan.
            Hasil studi Symond yang di kutip oleh Moh.Surya ( 1983 ) menyatakan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga yang sering bertengkar ternyata lebih banyak mengalami masalah,bila dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari keluarga yang harmonis.
            Selanjutnya hasil studi Levin mengungkapkan bahwa 90% anak-anak yang bersifat jujur itu berasal dari keluarga yang keadaanya stabil dan harmonis dang 75% anak-anak pembohong berasal dari keluarga yang tidak harmonis.
            Secara garis besar faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang berasal dari:
1.      faktor yang berasal dari dalam diri Individu yang bersangkutan
prilaku menyimpang yang terjadi pada remaja ternyata juga ditimbulkan oleh kondisi atau keadaan si remaja itu sendiri,seperti :
a.       potensi kecerdasan rendah sehingga tidak mampu memenuhi tuntutan akademik sebadaimana diharapkan. Akibatnya iya mengalami frustasi, konflik batin dan rendah diri.
b.      Mempunyai masalah yang tidaak terpecahkan.
c.       Kemampuan penyesuaian diri rendah.
d.      Tingkah lakunya yang menyimpang itu mendapatkan penguatan dari lingkungan.
e.       Tidak menemukan figur yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari..
2.      faktor yang berasal dari luar individu
faktor yang terjadinya perilaku menyimpang yang bersumber dari luar diri individu terdiri dari lingkungan keluarga dan faktor lingkungan skolah.
a.       Lingkungan keluarga
1)      suasana kehidupan keluarga yang tidak menimbulkan rasa aman.
2)      kontrol orang tua rendah menyebabkan berkurangnya disiplin dalam kehidupan keluarga
3)      orang tua bersikap otoriter terhadap anak
4)      tuntutan orang tua terlalu tinggi atau tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak.
5)      kehadirannya dalam keluarga tidak diinginkan sehingga orang tua tidak menyayanginya.
6)      remaja diperlakukan seperti anak kecil oleh orang tuanya atau orang dewasa lainnya.
b.      Lingkungan sekolah
1)      Tuntutan kurikulum yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan kemampuan rata-rata anak yang bersangkutan.
2)      Longgarnya disiplin di sekolah menyebabkan terjadinya pelanggaran peraturan yang ada.
3)      Anak-anak sering tidak belajar karena guru jarang masuk sehingga perilaku anak tidak terkontrol.
4)      Pendekatan yang dilakukan guru tidak sesuia dengan perkembangan remaja.
5)      Sarana dan prasarana di sekolah kurang memadai, akibatnya aktivitas anak sangat terbatas. Hal ini menimbulkan perasaan tidak puas bagi anak dan memicu terjadinya penyimpangan perilaku.
c.       Lingkungan Masyarakat
1)      Kurangnya partisipasi aktif dari masyaarakat
2)      Media cetak/elektronik yang beredar secara bebas yang sebenarnya belum layak untuk remaja, misalnya gambar porno, buku cerita porno/cabul
3)      Adanya contoh di lingkungan masyarakat yang kurang menguntungkan bagi perkembangan remaja. Misalnya main judi, minuman keras dan pelacuran.
·         Masalah yang dihadapi remaja
a.       Masalah Emosi
b.      Masalah Penyesuaian Diri
c.       Masalah Perilaku Seksual
d.      Masalah Perilaku Sosial
e.       Masalah Moral
f.       Masalah Keluarga
·         Bentuk bentuk perilaku menyimpang
1.     Minuman Keras (Miras)
2.     Penyalahgunaan Narkotika
3.     Perkelahian Antarpelajar
4.     Perilaku Seks di Luar Nikah
5.     Berjudi
6.     Kejahatan (Kriminalitas)
·         Dampak perilaku menyimpang
Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang ada di masyarakat akan membawa dampak bagi pelaku maupun bagi kehidupan masyarakat pada umumnya.
1.       Dampak Bagi Pelaku
Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu akan memberikan dampak bagi si pelaku. Berikut ini beberapa dampak tersebut.
a.  Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.
b.   Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.
c.   Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d.   Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.
2.      Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat
Perilaku penyimpangan juga membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan masyarakat pada umumnya. Beberapa di antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini.
a.   Dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
b.   Merusak tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
c.   Menimbulkan beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
d.   Merusak unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam kehidupan masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan sebagai akibat perilaku penyimpangan sosial, baik terhadap pelaku maupun terhadap orang lain pada umumnya adalah bersifat negatif. Demikian pula, menurut pandangan umum, perilaku menyimpang dianggap merugikan masyarakat. Namun demikian, menurut Emile Durkheim, perilaku menyimpang tidak serta merta selalu membawa dampak yang negatif. Menurutnya, perilaku menyimpang juga memiliki kontribusi positif bagi kehidupan masyarakat. Adapun beberapa kontribusi penting dari perilaku menyimpang yang bersifat positif bagi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.

2.5        Upaya Orang Tua Dan Guru Untuk Menanggulangi Perilaku Menyimpang
            Penyimpangan perilaku remaja atau siswa tidak hanya merugikan dirinya dan masa depannya, tetapi juga mengganggu orang lain dan memusnahkan harapan orang tua, sekolah dan bangsa. Oleh karena itu di perlukan adanya tindakan nyata dari berbagai pihak untuk menanggulanginya. Usaha itu dapat bersifat pencegahan (preventive), pengentesan (curative), pembentukan (corrective), dan penjagaan atau pemeliharaan (perseven ative). Secara konkrit usaha-usaha tersebut dapay dilakukan sebagai berikut:
a.       Usaha Yang Dapat Dilakukan Oleh Keluarga
v  Menciptakan hubungan yang harmonis di antara anggota keluarga. Dengan demikian dapat diciptakan suasana yang aman dan damai bagi anak-anak mereka, lebih terasa tinggal dirumah dari pada mengemukakan kesulitannya kepada orang tua untuk mendapatkan batuan, pemecahan dan bimbingan.
v  Orang tua jangan terlalu menurut secara berlebihan kepada anak untuk berprestasi/memaksakan kehendaknya untuk mengambil jurusan/bidang studi yang dimiliki anak. Misalnya anak harus mengambil jurusan eksata agar nanti jadi ahli teknik atau jadi dokter, padahal kemampuan anak tidak mendukung untuk jurusan itu. Akibatnya anak tidak berprestasi/gagal dalam studynya, sehingga ia merasa tersiksa atau frustasi. Hal ini mungkinnya timbul perilaku menyimpang bagi anak tersebut.
v  Membantu mengatasi berbagai kesulitan yang dialami oleh remaja. Banyak mungkin persoalan yang timbul pada masa remaja seperti pertumbuhan anggota badan yang tidak sempurna, canggung dalam hubungan sosial, perasaan malas untuk mengerjakan tugas sekolah, kondisi emosinya sangat sensitif, sehingga mudah tersinggung dan emosinya  terganggu. Semua itu dapat mempengaruhi kegiatan belajarnya, akhirnya mengalami kesulitan dalambelajar. Oleh karena itu pengertian dan bantuan orang tua sangat di perlukan.
b.      Usaha Yang Dapat Dilakukan Oleh Sekolah
v  Menegakkan disiplin sekolah
Penegaan disiplin ini beralaku untuk semua personil sekolah, bagi siswa perlu ketertiban pakaian seragam sekolah, kehadiran dan pulang sekolah serta penegakan peraturan-peraturan sekolah. Penegakan disiplin ini bagi guru dimaksudkan adalah tidak terlalu banyak jam belajar yang hilang di sebabkan oleh guru yang jarang masuk/terlambat ini berakibat siswa menganggur dan cabut/keluyuran.
 






BAB III
PENUTUP
  3.1            Kesimpulan
            Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dapat terjadi pada manusia muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan. Perilaku menyimpang ini tidak mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga tidak mengenal waktu dan tempat.
            Batasan tentang perilaku menyimpang tidak begitu jelas dan sangat luas, sebagai acuan bahwa perilaku dapat dikatakan menyimpang yang di bedakan menjadi dua jenis yaitu: Penyimpangan tingkah laku yang bersifat moral dan asosial yang tidak di ataur dalam undang-undang sehingga dapat di golongkan dalam pelanggaran hukum. Dan penyimpangan tingkah laku yang bersifat melanggar hukum dengan menyelesaikan sesuai dengan undang-undang dan hukum, yang biasa di sebut dengan kenakanlan remaja
            Beberapa gejala yang tampak dari keadaan/kondisi remaja yang berpilaku menyimpang yaitu: Remaja tersebut tidak disukai oleh teman-temannya, akibatnya sering menyendiri, Remaja yang menghindarkan diri dari tanggang jawab baik di rumah maupun disekolah, Remaja yang sering mengeluh, berarti dia tidak mampu mengatasi masalahnya, Remaja yang suka berbohong, Remaja yang sering mengganggu/menyakiti temannya atau orang lain, Remaja yang tidak menyayangi guru atau mata pealajaran disekolah.
            Faktor- faktor timbulnya perilaku menyimpang yaitu: faktor yang berasal dari dalam diri Individu yang bersangkutan dan faktor yang berasal dari luar individu.
            Usaha orang tua dan guru dalm mengatasi perilaku menyimpang yaitu: Menciptakan hubungan yang harmonis di antara anggota keluarga. Orang tua jangan terlalu menurut secara berlebihan kepada anak untuk berprestasi/memaksakan kehendaknya untuk mengambil jurusan/bidang studi yang dimiliki anak. Membantu mengatasi berbagai kesulitan yang dialami oleh remaja. Dan menegakkan disiplin sekolah.

  3.2            Saran
Dalam segala hal mungkin selalu ada kekeliruan setiap melaksanakan suatu perbuatan. Begitu juga dalam penulisan makalah ini, kami juga menyadari bahwa masih banyak kekeliruan dan mungkin juga kekurangannya. Baik dari segi penulisan maupun isi dari makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran maupun kritik yang membangun.



DAFTAR PUSTAKA

Mudjiran. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Padang. Universitas Negeri Padang
Muin, Idianto. 2006. Sosiolog. Jakarta. Erlangga
Hamid Hasan, Said, Dkk. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati.2007. Sosiologi 1. Jakarta. Exis
 




Blog, Updated at: 6:55 AM

0 komentar nya:

Post a Comment