BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Lingkungan adalah satu kesatuan yang
terdiri dari tumbuhan, hewan dan manusia yang berada disekeliling kita dan
berada di antara kita sendiri. Manusia dalam kehidupannya sangat bergantung
kepada lingkungannya, karena itu upaya untuk melindungi, menjaga dan
melestarikan lingkungan mutlak harus dilakukan sehingga tidak terjadi kerusakan
lingkungan. Manusia tidak dapat dipisahkan oleh lingkungannya, segala kebutuhan
hidupnya dipenuhi dengan memanfaatkan sumber daya alam, baik berupa makhluk
hidup ataupun yang tidak makhluk hidup yang semuanya terdapat didalam
lingkungannya. Masalah-masalah terganggu dan rusaknya lingkungan hidup yang
makin lama semakin meningkat baik dari segi kualitas ataupun dari segi
kuantitasnya seperti : pencemaran, kebakaran hutan, penebangan liar, banjir,
penangkapan hewan langkah, dan lain-lain. Semuanya merupakan akibat dari
pemanfaatan sumberr daya alam yang tidak memperhatikan dan mempertimbangkan
kelestarian lingkungan.
Maka, sangat dibutuhkan sekali kesadaran
masyarakat terutama mahasiswa dalam memelihara dan melestarikan lingkungan
hidupnya, dan untuk mengembalikan citra manusia sebagai makhluk yang tinggi
derajatnya dan di perlukan pengetahuan tentang lingkungan.
Pengetahuan
lingkungan merupakan mata kuliah umum yang diharapkan dapat memperluas
cakrawala pengetahuan mahasiswa tentang keadaan lingkungan masyarakat, sehingga
wawasannya tidak terbatas pada bidang keahliannya masing-masing. Selain itu,
mahasiswa dapat berpikir secara “lintas sektoral” dan generalis tentang masalah
lingkungan merupakan mata kuliah umum dengan visi berkembangnya mahasiswa
sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman
kesetaraan dan kemartabatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika dan
etika dan moral dalam berkehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu kami
melakukan praktek lapangan berhubungan dengan mata kuliah pengetahuan
lingkungan di Nagari Koto Berapak Bayang Kabupaten Pesisir
Selatan.
Nagari Koto
Berapak Bayang Kabupaten Pesisir Selatan adalah salah satu daerah tempat warga
bermukim, tempat yang memiliki beragam hayati dan memiliki udara yang masih segar,
perairan di daerah tersebut pun terlihat jernih dan terletak jauh dari pusat
kota.
Dalam hal
ini sesuai tujuan pembelajaran, kami melakukan studi lapangan ini yaitu untuk
menganalisis perubahan-perubahan lingkungan di Nagari Koto Berapak Bayang Kabupaten
Pesisir Selatan ini, serta menganalisis penyebab dan dampak dari
perubahan lingkungan tersebut baik terhadap masyarakat maupun komponen-komponen
lain yang ada di daerah tersebut. Disini juga penulis mengamati sumber daya
manusia dan sumber daya alam yang ada di Nagari Koto Berapak Bayang Kabupaten
Pesisir Selatan.
1.2
Tujuan
a. Mahasiswa
dapat melihat langsung di lapangan keadaan lingkungan yang sebenarnya,
bagaimana cara mengatasi kejadian-kejadian yang muncul terhadap terganggunya
lingkungan ini.
b. Mahasiswa
dapat mengetahui tentang masalah kependudukan disekitar objek atau masyarakat
di Nagari Koto Berapak Bayang Kabupaten Pesisir Selatan khususnya.
c. Mahasiswa
dapat melihat secara langsung ekosistem baik daratan, perairan tawar ataupun
daerah rawa dan persawahan.
d. Mahasiswa
dapat melihat dan menentukan bagaimana keadaan lingkungan yang sehat pada
rumah-rumah penduduk yang di lewati/dilalui.
e. Mahasiswa
dapat mengamati keadaan sungai, pecemaran pada sungao dan dari mana sumber
pencemaran terhadap sungai tersebut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sumber Daya Alam Dan Sumber Daya Manusia
1. Sumber Daya Alam
Pengertian dan Jenis Sumber
Daya Alam
Sumber daya alam sudah lama diterima
dengan pengertian cadangan (stok) dari beberapa material yang berguna atau
bernilai bagi manusia. Secara tradisional, hal tersebut biasanya digunakan
untuk dibedakan dalam istilah ekonomi dengan sumber daya alam (natural
resources). Sumber daya alam adalah material yang tidak dapat diubah (unchanged
material) yang tersedia di litosfher, atmosfer, hydrosfer, dan biosfer. Penggunaan
sumber daya alam berupa eksploitasidalam rangka pemenuhan atau pemuasan
kebutuhan manusia (Tivy and O.here, 1981).
Pengertian
atau penggunaan istilah sumber daya alam sebenarnya adalah pengertian memihak
manusia. Manusia memilki kepentingan dan kebutuhan serta ketergantungan yang
tinggi terhadap sumber daya alam (Arief, 1994).
Sumber daya alam secara umum dapat di
bagi dua yaitu sumber daya alam organik dan an organik. Secara konvensional
sumber daya alam di bagi berdaasarkan faktor biotik dan abiotik (Akmall, 1991).
Selanjutnya, ahli lain ada pula yang mengklasifikasikan sumber daya alam berdasarkan
dapat tidaknya diperbaharui (renewable resources dan non renewable resources).
Semua sumber daya biologis, beserta
sumbernya fisik seperti air dan cahaya matahari, bisa di golongkan atau
dimasukkan dalam kategori dapat di perbaharrui (renewable). Jelaslah
bahwa beberapa sumber daya alam seperti fosil, minyak bumi, logam dibentuk dengan
sangat hebat, dimana manusia memandangnya ada limit atau batas pasokan yang
bisa di bentuknya (Tivy and O.here, 1981).
Sumber daya alam dapat di golongkan
sebagai berikut:
a.
Sumber daya alam nabati dan hewani
Manusia sangat tergantung pada tumbuhan
dan hewan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Makan manusia terdiri
atas hewan dan tumbuhan. Daging, telur, ikan, susu, menjadi makan manusia dan
disediakan oleh hewan pemakan tumbuh-tumbuhan. Di dunia ini produksi sercalia
(beras, gandum jagung, dan sebagainya) sekitar 1.000 juta ton, dang 70 juta
ton, ikan 60 juta ton. Sercalia banyak mengandung karbohidrat sedangkan daging
dan ikan banyak mengandung protein.
b.
Sumber daya alam biomas dan biogas
Beberapa negara menggunakan energi
matahri yang berasal dari biomas. Negara yang mempunyai lahan dan energi surya
yang cukup dapat menanam tanaman umbi-umbian dan menghasilkan gula sebagai
pembuatan alkohol ini dapat dijadikan sebagai bahan baar untuk menjalankan
mesin-mesin dan alat-alat otomotif lainnya. Biogas dapat di hasilkan dari
kotoran hewan ternak maupun manusia. Saat ini, kenaikan harga bahan bakar
minyak biogar di daerah-daerah yang memiliki ternak sapi telah memberdayakan
kotoran sapi untuk keperluan hidup sehari-hari.
c.
Sumber daya alam fotosintesa
Di alam terjadi pemanfaatan energi
matahari yang di ubah menjadi energi kimia. Ini terjadi pada tumbuh-tumbuhan
serta beberapa bakteri tertentu yang berwarna hijau dan violet. Proses ini
dinamakan proses fotosintesa. Sinar matahari di perlukan untuk mensintesa
senyawa organi.
Dalam proses tersebut CO2 dari
udara merupakan sumber karbon dan air atau H2O merupakan sumber
hidrogen dibutuhkan untuk mentransformasikan karbondioksida menjadi karbohidrat
yang merupakan hasil samping terpenting dari fotosintesa tanaman. Hasil samping
terpenting dari fotosintesa protein adalah oksigen yang berasal dari air. Selanjutnya
oleh tanaman karbohidrat diubah menjadi beberapa senyawa lain seperti lemak,
protein, vitamin dan bahan organik lainnya. Persenyawaan tersebut merupakan
sumber makanan yang dapat diubah menjadi sumber energi bagi kehidupan berbagai
organisme. Devlin at.al (1984) menyatakan bahwa proses fotosintesa
merupakan proses terpinting di dunia. Proses tersebut terjadi secara alami dan
termasuk sumber daya alam yang sangat penting.
Sumber daya alam abiotik terdiri dari sebagai berikut:
a)
Sumber daya alam mineral
Kita mungkin kurang menyadari
ketrgantungan yang tinggi terhadap bahan mineral. Sejak pra sejarah manusia
sudah menggunakan mineral dan logam. Kita mengenal abad perunggu, abad besi. Ketika
manusia telah mengenal perdagangan terjadi tukar-menukar barang-barang
minominal seperti emas, peraktembaga, besi, dan batu bara yang belakangan
dijadikan bahan bakar bagi industri maupun rumah tangga.
b)
Sumber daya geothermal
Energi geothermal adalah energi panas
atau gas alam yang keluar dari bumi. Energi geothermal ini penting misalnya
untuk pembangkit listrik. Energi ini tersimpan dalam batu-batu, dalam air dan
uapnya mengisi celah-celah air dan uapnya memindahkan panas.
c)
Sumber daya energi surya
Merupakan sumber energi utama bagi
bumi untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Bila energi ini kurang maka akan
mengganggu manusia, hewan, tumbuhan. Dewasa ini energi surya sudah dapat
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga surya di daerah perdesaan juga
merupakan energi alternatif yang ramah lingkungan untuk kendaraan, pemanasan
air dan keperluan manusia lainnya.
d)
Sumber daya tanah
Peranan tanah bagi kehidupan sangat
penting, tidak hanya tempat interaksi air, udara, makhluk hidup dan juga tempat
tinggal manusia. Sekarang ini fungsi tanah telah telah berubah karena tekanan
pengelolaan pertanian, perindustrian, dan sebagainya. Subur tidaknya tanah
mempengaruhi manusia yang tinggal di atasnya. Tanah subur masyaraktnya makmur
dan sejahtera, tanah gersang masyarakatnya sengsara. Disamping itu, tanah dan
kesuburannya mempengaruhi sikap mental masyarakatnya. Orang yang hidup ditanh
gersang biasanya kuat dan tabah sedangkan yang hidup ditanah subur cenderung
lemah dan santai, karena mereka tidak memiliki masalah.
Pengelolaan Sumber Daya Alam
Sumber daya alam nilainya sangat tergantung
manusia. Karena manusia sangat memerlukan SDA. Dalam kenyataan eksploitasi
manusia terhadap SDA untuk memenuhi kebutuhan guna kelangsungan hidupnya
manusia di hadapakan pada semakin berkurangnya SDA. Akibat eksploitasi
meningkat karena laju pertumbuhan penduduk di dunia yang menyebabkan makin
meningkat kebutuhan manusia. Karena itulah manusia berusaha mengelola SDA yang
ada agar tetap bisa mendukung kehidupan.
Masalah ketidaktersediaan SDA itu mnyebabkan manusia berusaha melakukan usaha
proteksi yang kita kenal dengan konservasi alam. Disamping itu lebih penting
lagi ialah bagaimana menjaga interaksi manusia dengan SDA lewat pengelolaan
lingkungan yang terpadu dan berlanjut. Pada prinsipnya pengelolaan SDA dengan
cara tidak merusak mata rantai keseimbangan lingkungan. Dengan harapan, ekosistem
tetap berjalan sesuai dengan mekanismenya. Secara teori, hal itu sangat mudah
dikatakan, namun dalam prakteknya amat sulit, pengelolaan lingkungan berkaitan
dengan banyak aspek (multidimensional) sebagai contoh: pengelolaan hutan kota,
industri ramah lingkungan dengan penampungan limbah yang bisa didaur ulang dan
sebagainya.
Sumberdaya alam yang ada dan bisa
diubah di pengaruhi dengan kombinasi iptek dan skill manusia yang memadai. Bentuk
usaha ini kita kenal dengan evaluasi lingkungan. Selanjutnya analisis yang
lebih mendalam ada di dalam konsep yang kita kenal dengan AMDAL (Analisis
Manajemen Dampak Lingkungan).
Sumber Daya Alam Tropis
Daerah tropis terletak pada lintang 00
sampai 23,50. Daerah tropis memiliki sumber daya
alam hayati dan non hayati yang sangat beragam. Hal tersebut kita kenal dengan
keanekaragaman. Sumber daya alam teropis memiliki karakteristik yang sangat di
pengaruhi dua musim. Disamping curah hujan dan lam penyinaran matahari merata
sepanjang tahun tidak seperti kutub yang mengalami perbedaan anatara lamanya
malam dan siang.
Sumber daya alam tropis sangat di
pengaruhi oleh iklim tropis yang hangat dan tidak mengalami musim salju atau
bersalju kecuali pada daerah puncak gunung yang tingginya 8000 m dpl seperti
puncak jayawijaya di papua. Lingkungan
tropis merupakan tempat yang sangat subur dengan curah hujan tinggi dan
matahari bersinar sepanjang tahun. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi di
daerah lintang 23,5-660 yang
di pengaruhi empat musim.
Bukti daerah tropis seperti Indonesia
memiliki keanekaragaman hayati yang merupakan sumber daya alam di daerah tripis
diungkapkan oleh penelitian ahli dari lembaga Lembaga Ilmu pengetahuan
Indonesia (LIPI). Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa di Indonesia
terdapat 940 spesies liar sebagai tanaman obat tradisonal dan modren. Seratus
spesies tumbuhan sebagai sumber karbohidrat, 100 spesies kacang-kacangan yang
merupakan sumber proten nabati, 450 spesies buah-buahan dan 150 spesies rotan
yang memberikan manfaat bagi sumber pendapatan ekonomi (Mangunjaya, 2005).
Selanjutnya, sumber daya alam hayati
fauna Indonesia memiliki jumlah spesies kupu-kupu paling banyak di Indonesia
yakni 121 jenis dan 44% diantaranya spesies endemik. Jumlah spesies reptilia di
Indonesia sebanyak 600 spesies yang merupakan nomor tiga terbesar di dunia. Jumlah
spesies burung di Indonesia 1519 spesies nomor empat terbanyak di dunia dan 20%
diantaranya endemik seperti burung cendrawasih. Selanjutnya, amfibi sebanyak
270 spesies peringkat ketujuh di dunia. Jumlah mamlia di Indonesia sebanyak 515
dan 35 spesies diantaranya endemik. Data tersebut menjukkan bahwa Indonesia
memiliki sumber daya alam tropis yang melimpah (Mangunjaya, 2005).
Selanjutnya, sumber daya alam non
hayati tembang, logam, dan batu mulia bangsa kita sangat kaya. Contohnya
cadangan gas alam, minyak bumi, masih banyak yang belum dieksplorasi secara
maksimal. Cadangan batu bara, timah, bauksit, pasir dan batu-batuan lainnya
sngat beranekaragam. Kesemuanya itu membuktikan bahwa sumber dayam alam tropis
Indonesia sangat melimpah
Pemecahan Masalah Sumber
Daya Alam
Usaha konservasi alam merupakn pendekatan (dari
proteksi terhadap SDA yang makin lama
makin menipis). Misalnya minyak bumi, hutan, tanah yang sangat vital artinya
bagi kehidupan manusia. Dalam usaha konservasi energi seperti minyak bumi
manusia mencari alternatif energi yang bisa menggantikan BBM sperti gas alam (geothermal)
energi surya dan batu bara dalam kegiatan industri dan rumah tangga. Karenanya,
ketersedian SDA tersebut sedang menuju titik kritis. Jia tidak cepat dicerikan
solusinya terhadap masalah tersebut maka hal ini akan mengganggu kesejahteraan
manusia.
Demikian juga hutan, terutama hutan
tropis yang haris di tebang untuk memenuhi kebutuhan kertas setiap manusia di
tebang 250 m2. Setiap hari pengurangan hutan pada hutan tropis di 76
negara kecepatan pengurangan per tahun berkisar 0,5-0,62% km/yr (Word
Consevation Union 1988). Keadaan ini sangat memperhatinkan karena fungsi hutan
terutama hutan tropis sangat vital bagi kelangsungan hidup manusia. Hutan
mengetur siklus air, siklus hujan, siklus mineral-mineral yang vital bagi
kelangsungan seluruh organisme di muka bumi ini.
2. Sumber Daya Manusia
Pengertian
dan Jenis Sumber Daya Manusia
Manusia merupakan salah
satu komponen lingkungan hidup, yang memiliki ciri yang sangat berbeda dengan
komponen-komponen lingkungan hidup lainnya. Perbedaan manusia dengan sumber
daya alam hayati lainnya adalah karena manusia memiliki akal.
Manusia disebut Homo sapiens atau
makhluk cerdas. Menurut para ahli manusia muncul sekitar 80 ribu tahun yang
lalu. Sumber daya manusia adalah segenap kemampuan dan potensi yang dimiliki
manusia. Kemampuan dan potensi terbesar manusia adalah akal, tempat atau wadah
ilmu pengetahuan yang sangat berpengaruh dan berperan terhadap kehidupan
manusia.
Dominasi yang dilakukan manusia karena
penguasaanilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu menakhlukan dan
mengelola atau apa saja yang dibutuhkan ataupun yang diinginkan oleh manusia.
Dengan kemampuan dan potensi tersebut, manusia mampu menciptakan ekosistem yang
bersifat fisik ataupun non fisik dengan berbagai corak kepentingan, kebiasaan,
nilai, adat istiadat, keyakinan,pandangan hidup dan tata laku atau etika.
Dengan berbagai corak kepentingan, ideologi, pandangan nilai dan lain sebaginya
itulah manusia mempengaruhi dan merubah serta mengendalikan lingkungan.
Kecendrungan yang timbul saat ini manusia merusak dan memutuskan rantai
keseimbangan dan keserasian lingkungan. Secara sederaha (secara objektif)
sumber daya diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan atau kemampuan untuk
memperoleh keuntungan. Sedangkan secara subjektif, sumber daya sapat diartikan
segala sesuatu baik berupa benda maupun bukan benda yang dibutuhkan manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara sederhana sumber daya manusia dapat
diartikan sebagai seluruh penduduk yang berada di suatu wilayah atau
tempat dengan ciri-ciri demografis dan sosial ekonomis. Sumber daya manusia
adalah suatu potensi yang berhubungan dengan data kepeendudukan yang dimiliki
oleh suatu daerah atau negara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia.
Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan
bersama makhluk lain, yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Makhluk hidup yang
lain itu bukanlah sekesdar kawan atau teman hidup manusia, melainkan hidup
manusia terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup.
Kenyataan ini dengan mudah dapat kita lihat dengan mengandaikan di bumi ini
tidak ada tumbuhan dan hewan. Dari manakah kita mendapatkan oksigen dan
makanan? Sebaliknya seandainya tidak ada manusia, tumbuhan, hewan dan jasad
renik akan dapat melangsungkan kehidupannya, seperti terlihat dari
sejarah bumi sebelum ada manusia. Karena itu anggapan bahwa manusia adalah
makhluk yang paling berkuasa sebenarnya tidaklah betul. Seyogyanya kita
menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan makhluk hidup yang lain untuk
kelangsungan hidup kita dan bukannya mereka yang membutuhkan kita untuk
kelangsungan hidupnya (Otto Soemarwoto).
Ruang lingkup peninjauan tentang lingkungan hidup
dapat sempit, misalnya sebuah rumah dengan pekarangannya, atau luas, misalnya
Pulau Irian. Lapisan bumi dan udara yang ada makhluknya, dapat juga dianggap
sebagai suatu lingkungan hidup yang besar yaitu biosfer. Bahkan tatasurya kita
atau malahan seluruh alam semesta dapat menjadi obyek tinjauan (Otto
Soemarwoto)
Hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya
adalah sirkuler. Interaksi manusia denggan lingkungan hidupnya tidaklah
sederhana mekainkan kompleks, karena pada umumnya dalam lingkungan hidup itu
terdapat banyak unsure. Pengaruh terhadap unsure akan merambat pada unsure
lain, sehingga pengaruhnya terhadap manusia sring tidak dapat dengan segera
terlihat dan terasakan (Otto Soemarwoto).
Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Ia
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Ia membentuk dan terbentuk
oleh lingkungan hidupnya. Manusia seperti ia adanya, yaitu disebut fenotipe,
keturunannya dengan faktor lingkungan (Otto Soemarwoto).
Jika kita menelusuri kembali sejarah peradaban manusia
dibumi ini kita akan melihat adanya usaha dari manusia untuk menyempurnakan
serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya, demi kelangsungan hidup jenisnya.
Sumber alam biotic mempunyai kemampuan memperbanyak diri atau bertambah.
Misalkan tumbuhan dapat berkembang biak dengan biji atau spora, dan hewan-hewan
menghasilkan keturunannya dengan telur atau melahirkan. Oleh karena itu sumber
daya alam tersebut dikatakan sebagai sumber daya alam yang masih dapat
diperbarui (Koentjaraningrat, 1987).
Lain halnya dengan sumber daya alam abiotik yang tidak
dapat diperbarui dirinya. Bila sumber minyak, batu bara, atau bahan-bahan
lainnya telah habis digunakan manusia, maka habislah bahan-bahan tambang
tersebut. Memang benar didalam bumi kini masih terjadi pembentukan bahan-bahan
tersebut namun pembentukannya sangatlah lambat sehingga apa yang dibentuk
berabad-abad lamanya hanya dapat mengimbangi apa yang kita gunakan selama satu
tahun, bahkan kemungkinan kurang dari itu (Koentjaraningrat, 1987).
Tentunya kesemuanya ini tergantung pada cara-cara
manusia menggunakan kedua jenis sumber daya alam tersebut. Sumber alam biotic
dapat terus digunakan atau dimanfaatkan oleh manusia, bila manusia
menggunakannya secara bijaksana. Bijaksana dalam penggunaan berarti
memerhatikan siklus hidup sumber daya alam tersebut, dan diusahakan jangan
sampai sumber daya alam itu musnah. Sebab, sekali suatu jenis spesies dibumi
musnah, jangan berharap bahwa jenis tersebut dapat muncul kembali. Seyogianya
manusia menggunakan baik sumber daya biotk dan abiotik secara tepat dan
bertanggungjawab (Koentjaraningrat, 1987).
Manusia memandang alamnya dengan bermacam-macam
kebutuhan dan keinginan. Manusia bergulat dan bersaing dengan spesies lainnya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini manusia memiliki kemampuan
lebih besar dibandingkan organisme lainnya, terutama pada penggunaan sumber
–sumber alamnya. Berbagai cara telah dilakukan manusia dalam menggunakan
sumber-sumber alam berupa tanah, air, fauna, flora, bahan-bahan galian, dan
sebagainya (Koentjaraningrat, 1987).
Upaya
yang dilakukan dalam mengatasi masalah kependudukan
Banyak
upaya yang telah dilakukan pemerintah di bidang kependudukan. Seperti
keberhasilan dalam KB yang menekan angka kelahiran. Namun masalah kependudukan
merupakan masalah yang kompleks bukan hanya KB namun banyak juga masalah lain
nya yang juga penting di upayakan penyelesaiannya. Salah satu masalah yang
urgent dan sering menjadi indikator ekonomi adalah masalah ketenagakerjaan
jumlah penduduk indonesia saat ini menurut data terakhir dari bps adalah
sekitar 210 juta jiwa dengan angkatan kerja lebih dari 12 juta jiwa. Masalah
tenaga kerja adalah masalah sumberdaya manusia. Upaya untuk peningkatan
kualitas sumberdaya manusia itu terus dilakukan, namun banyak menemui kendala,
salah satunya adalah krisis ekonomi dewasa ini yang meningkatkan angka
pengangguran.
Untuk
mengantisipasi masalah ini, pemerintah sudah melakukan usaha untuk melindungi
dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan di balai-balai
latihan tenaga kerja departemen tenaga kerja dan transmigrasi (depnakertrans).
Disamping itu, perusahaan pengerah jasa tenaga kerja juga melakukan pelatihan
keterampilan lewat berbagai training dengan harapan terjadi peningkatan
kualitas pendidikan TKI yang dikirim bekerja keluar negri. Peningkatan kualitas
berarti mampu di serap oleh pasaran kerja dengan pendapatan yang lebih baik.
Hal ini tentu akan meningkatkan devisa negara.
Namun
hal ini belum nyata keberhasilannya karna jumlah angkatan kerja terus bertambah
seiring dengan jumlah pertambahan penduduk Indonesia yang terus melaju karena
itu lah penangan masalah tenaga kerja harus dilakukan secara berkesinambungan
dengan menciptakan lapangan pekerjaan lewat pembukaan industri kecil yang terus
dikembangkan pemerintah dalam hal itu oleh departemen koperasi dan UKM
2.2
Ekologi Dan Perairan (Tawar/Sungai, Daratan/Hutan, Dan Persayawahan)
Pengertian Ekologi
Istilah ekologi pertama kali diunggkapkan oleh Ernest
Hacckel (1869) seorang Zoologis bangsa Jerman. Kata ekologi berasal dari bahasa
Yunani yang terdiri dari dua suku kata yakni oikos yang berarti rumah tangga
atau tempat tinggal dan logos yang berarti telaah atau kajian. Secara harfiah
ekologi berarti ilmu tentang tata rumah tangga. Namun secara ilmiah artinya
sudah lebih luas, seperti yang dikatakan Odum (1971) cit Syahbuddin (1988)
ekologi adalah suatu studi struktur dan fungsi dari alam. Ilmu ini menjawab
tentang pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan, penyebaran dan
perpindahan dari organisme dan juga membahas beberapa aspek hubungan timbal
balik faktor lingkungan terhadap pertumbuhan, penyebaran dan perpindahan
organisme.
Selanjutnya, Krebs (1978) cit Soecipta
(1993)memberi pengertian bahwa ekologi sebagai suatu hubungan keseluruhan
antara makhluk hidup, dalam hal ini hewan dengan lingkungan. Kandeigh (1980)
cit Soecipta (1993) menyatakan bahwa ekologi sebagai kajian tentang hewan dan
tumbuhan dalam hubungannya dengan makhluk hidup lain serta makhluk hidup dengan
lingkungannya, berdasarkan pendapat para ahli tersebut,dapat diambil kesimpulan
bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme dengan organisme dengan lingkungannya.
Ekologi menempatkan manusia
diluar lingkungan atau diluar sistem
lingkungan. Sementara pengetahuan lingkungan menempatkan manusia sebagai bagian
dari lingkungan. Kajian ekologi tidak terlepas dari kajian mengenai
sistem makhluk hidup atau biosistem. Biosistem tersusun atas komponen biotic
dan abiotik yang meliputi materi, energi, ruang, waktu, dan
keanekaragaman untuk membentuk ekosistem secara utuh (Leo, 2010).
Pada
dasarnya ekologi adalah ilmu dasar untuk mempertanyakan, menyelidiki, dan
memahami bagaimana alam bekerja, bagaimana keberadaan makhluk hidup dalam
sistem kehidupan, apa yang mereka perlukan dari habitatnya untuk dapat
melangsungkan kehidupan, bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya, bagaimana
dengan melakukan semua itu mereka berinteraksi dengan komponen lain dan dengan
spesies lain (Leo, 2010).
Melihat
lingkup-lingkup demikian yang begitu luas, tersangkallah anggapan-anggapan yang
memitoskan pembinaan lingkungan dengan cara pelestarian lingkungan. Istilah itu
hingga kini masih merupakan istilah yang sukar dilepaskan. Atas dasar ini pula
tersangkallah kesan bahwa dengan menggunakan istilah penyerasian dikatakan
sebagai bersifat subjektif. Prof. Otto Soemarwoto, misalnya, tidak sependapat
kalau istilah keserasian lingkungan dijadikan sebagai asas pengelolaan
lingkungan. “Keserasian adalah subjektif” (Siahaan, 2004).
Secara
garis besar terdapat tiga macam linkungan hidup, yaitu:
a. Lingkungan fisik
b. Lingkungan hayati
c. Lingkungan sosial
Ruang
lingkup peninjauan lingkungan hidup dapat sempit misalnya sebuah rumah dengan
pekarangannya atau luas misalnya Pulau Sulawesi, lapisan bumi yang ada
makhluknya (biosfer). Lebih luas lagi yaitu tata surya kita bahkan seluruh alam
semesta. Berikut ini terdapat beberapa peraturan pemerintah serta undang-undang
yang mengatur tentang Lingkungan Hidup, sebagai berikut:
a)
Undang-undang RI No. 23 Tahun 1997,
tentang Pengelolaan Lingkungan.
b)
Peraturan
Pemerintah RI No. 27 Tahun 1999, tentang AMDAL.
c)
Peraturan
Pemerintah RI No. 20 Tahun 1990, tentang Pengendalian Pencemaran Air.
d)
Penjelasan atas Peraturan Pemerintah
RI No. 20 Tahun 1990, tentang Pengendalian Pencemaran Air (Tim Dosen
Pengetahuan Lingkungan, 2008).
Populasi, Komunitas dan
Ekositem
Populasi secara sederhana diartikan sebagai kumpulan
beberapa individu. Secara ekologi menurut Odum (1971) cit Soecipta (1993)
kelompok makhluk hidup yang sama spesies yang mendiami suatu ruang tertentu. Kelompok
individu tersebut memiliki berbagai karakteristik, walaupun paling baik di
gambarkan secara statistik, unik sebagai kelompok dan bukan karakteristik
sebagai individu.
Selanjutnya, menurut Surasana (1998) populasi merupakan
sekelompok organisme yang mampu
melakukan persilangan di antaranya dan menempati suatu kawasan tertentu. Pada
prinsipnya hubungan antara organisme antara dua jalur yaitu secara genetika dan
secara ekologi populasi.
Hal itu perlu mengalami pertumbuhan
suatu populasi dan interaksi di antara populasi-populasi yang berhubungan atau
tidak berhubungan erat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pendekatan lain
yaitu mempelajari atau kelompok kecil populasi dari suatu spesies sebagai
penentu toleransi terhadap kondisi lingkungannya. Bagian ini disebut ekologi
gen bagian dari ekologi fisiologi perbandingan.
Komunitas
Komunitas adalah kumpulan atau kesatuan komposisi
taksonomi yang membentuk suatu kesatuan secara relatif seragam (Shelford cit
Syahbuddin, 1988). Sementara, menurut Odum (1971) komunitas adalah kumpulan
kesatuan komposisi taksonomi yang membentuk suatu kesatuan secara relatif
seragam dengan organisasi tripik pada metabolisme tertentu. Komunitas terbentuk
melalui suatu proses geologis yang memakan waktu yang sangat lama. Spora dan
benih tumbuh-tumbuhan kemudian berkembang
dari bentuk yang sedikit menjadi kompleks,hutan rimba sekarang terjadi
karenaproses tersebut.
Menurut beberapa ilmuan,komunitas adalah kumpulan kelompok spesies yang
sama yang terjadi berulang dalam ruang dan dalam waktu tertentu ini berarti
tipe kumunitas memiliki komposisi yang relatif tetap.
Ekosistem
Ekosistem adalah sejumlah interaksi,interpedensi
komponen makhluk hidup dan tidak hidup atau subsistemnya. (Tivy dan 0’hare,
1984). Menurut Soecipta (1993) ekosistem
adalah konsep ekologi yang dijelas lebih lanjut sebagai suatu sistem biologi
yang terdiri atas : anasir non biotik yakni cahaya matahari,tanah,air, dan
udara. Anasir biotik adalah organisme autotrof serta makhluk yang heterotrof.
Istilah ekosistem pertama kali
diperkenalkan oleh Traslim (1935) yang mengatakan ekosistem adalah hubungan
timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik di alam yang
sebenarnya merupakan hubungan antara komponen yang satu kesatuan yang tidak
terpisahkan.
Peran Ekologi Pada Pemecahan
Masalah Lingkungan
Peranan mendasar ilmu ekologi dalam pemecahan masalah
lingkungan adalah sebagai pemberi masukan konsep-konsep dan azas-azas prinsip
bagi pengetahuan lingkungan yang bersifat interdisipliner (Arief, 1994). Selanjutnya
ilmu lingkungan. Hal tesebut secara langsung atau tidak langsung menjadi
masalah global dunia dewasa ini. Dalam rangka memecahkan masalah lingkungan
itu, ilmu lingkungan mengambil konsep dasar ekologi untuk diaplikasikan
menangani problematika liungkungan yang dilematis artinya, masalah lingkungan
tidak berdiri sendiri dan pemecahannya tidak mengeleminir masalah,namun hanya
menekan dampak masalah yang kompleks. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan
manusia yang bervariasi. Variasi tersebut menimbulkan banyak kegiatan yang
tidak jarang melampaui batas atau memberi dampak sehingga merusak keseimbangan
alam lingkungan.
Karena itulah, setiap komponen
lingkungan yang abiotik dan biotik memiliki fungsi, saling mempengaruhi, saling
membutuhkan, dan ekologi berperan menghubungkan kembali mata rantai yang putus
tadi dalam konsep dan asas yang diaplikasikan oleh pengetahuan lingkungan dalam
rangka memahami atau pun mengidentifikasi masalah lingkungan.
Ekosistem Daratan
1.
Lahan
Lahan adalah tanah, yang mana istillah
ini merupaka pengertian khusus untuk tanah sesuai dengan kepentingan manusia. Istillah
lahan adalah tanah yang memiliki nilai ataupun ruang lingkup tertentu sesuai
dengan kepentingan manusia. Seperti dikatakan Kimball (1981)bahwa dalam usaha
memenuhi keperluan pangan untuk populasi bumi yang bertumbuh, salah satu cara
pertama yang merupakan harapan untuk mendapat produktifitas yang lebih tinggi
ialah dengan meningkatkan luas lahan untuk gigarap. Tiga kemungkinan telah di
coba dan salah satu di antaranya adalah mengubah tanah padang pasir dengan irigasi
menjadi berproduksi. Sebelah barat daya Amerika dan Israel adalah dua kawasan
yang telah mengubah daerah luas tanah non produktif menjadi lahan subur.
2.
Tanah
Pada ekosistem daratan tanah merupakan
hal yang sangat sentral. Hampir semua siklus yang terjadi di alam memerlukan
tanah sebagai media atau bahan atau pun sebagai bagian langsung dari suatu
siklus. Menurut Kimball (1991) bagi ekositem daratan tanah merupakan titik
pemasukan segaian besar bahan kedalam benda hidup. Melalui akar-akarnya
tumbuhan menyerap air, nitrat fosfat, sulfat, kalium, tembaga, seng, dan
mineral esensial lainnya. Dengan semua zat-zat tersebut tumbuhan mengubah
karbon dioksida di masukkan melalui daun
menjadi protein, karbohidrat, lemak, asam nukleat dan vitamin yang
berasal dari tumbuhan. Semua organisme heterotrof bergantung pada tumbuhan
hijau sebagai produk penghasil energi. Faktor abiotik seperti dengan suhu dan air. Tanah merupakan penentukan dalam
produktifitas pabrik penghasil tersebut.
Secara ekonomi fungsi tanah sangat
esensial seperti yang dikatan oleh (Kartasapoetro, 1986) tanah merupakan modal
utama bagi petani untuk memproduksikan, uang bukan hanya untuk menjamin kelangsungan hidup, juga untuk menjamin orang
lainnyayang berada di luar lingkungannya. Secara terpadu produksi para petani
akan dapat menjamin kehidupan bangsa dan bahkan juga bangsa lain.
Sedangkan
secara ekologis, tanah berperan sentral, kareana dalam hampir semua siklus
biogeokimia tanah memberikan ansdil yang penting bagi proses tersebut di mulai
dari siklus karbon sampai sulfur tanah menunjukkan eksitensi yang vital. Pembentukan
tanah merupakan proses yang dinamis yakni merupakan hasil dari:
1.
Penghancuran bahan induk secara kimiawi.
2.
Pembentukan dan pengabungan (peran mikro organisme dan hewan penggali
lubang)
3.
Penggerakan mineral terlarut dalam
tanah (Kimball, 1991).
Tanah di bagi menurut strata partikal
terdiri atas beberapa bagian. Seperti kita memotong tanah secara melintang kita
akan dapati lapisan-lapisan yang mendatar. Irisan yang berupa profil dan
lapisan itu di sebut horison tanah. Di bawah ini adalah masing-masing horison
tanah:
a. Horison A (topsoil): terdiri atas sisa-sisa hewan
dan tumbuhan yang sedang mengalami humifikasi. Lapisan ini terbagi atas tiga
lapis:
·
Lapisan sampah
·
Lapisan humus
·
Lapisan sampah bercendawan
b. Horison B terdiri dari mineral, tanah, tempat
proses mineralisasi. Zat-zat yang terlarut berasal dari lapisan A ayang terbawa
oleh air yang masing-masing meresap kedalam lapisan B. Lapisan berwarna tua
dari lapisan B merupakan tempat zat itu berkumpul.
c. Horison C adalah lapisan yang berbatasan dengan zat
induk. Zat induk mungkin terjadi karena proses pemidahannya yaitu
·
Deposit kolopial karena gaya berat
·
Deposit alhilvial karena air
·
Deposit glacial karena gas
·
Deposit eovial karena angin
Selanjutnya,
komponen tanah tersusun atas bahan mineral 45%, bahan organik 5% air dan udara
25%. Keempat komponen ini bercampur tercampur secara terpadu. Kualitas
kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh iklim dan lingkungan.
Ekosistem Alami (Hutan)
Hutan terbentuk secara alami, artinya tidak di tanam oleh manusia atau
tanpa campur tangan manusia. Jumlah luas hutan lebih kurang 3600 juta
hektar.lebih kurang setengahnya 1.800 juta hektar berada di daerah tropika.
Dari seluruh hutan tropika itu jira-kira 400 juta hektar terletak di wilayah
Asia-Pasifik itu hutan alam, tidak ditanam. Sungguhpun demikian, manusia telah
banyak sekali merusak keseimbangan lingkungan yang berada di sekitarnya. Wilayah
Asia-Pasifik mempunyai populasi manusia yang lebih tinggi jumlahnya di
bandingkan dengan daerah tropika di benua lain. Ukuran perbandingannya untuk
Asia Pasifik 0.8 hektar dan untuk Amerika dan Afrika masing-masing 5,4 dan 3,3
hektar (Ovington 1974 cit Soeriaatmadja 1981).
Keadaan
hutan memberikan pengaruh itu melalui tiga faktor lingkungan yang saling
berhubungan yaitu iklim, yanah, dan pengadaan air pada berbagai wilayah.
Misalnya, wilayah pertanian perbandingan
hutan yang sudah di tebang dengan masih yang utuh dapat disimpulkan bahwa hutan
memang mempunyai pengaruh terhadap keadaan iklim setempat pada hutan yang curah
hujan memang kurang.
Pengaruh
hutan dan belukar terhadap iklim mikro yaitu pohon-pohon mampu mengurangi
kecepatan angin, sehingga akibatnya mengurangi penguapan air dari tumbuhan yang
terlindung olehnya. Kalau tumbuhan itu tanaman pertanian maka jeles lah bahwa
tanaman ini memiliki lebih banyak persediaan air, karena penguapannya kurang
sehingga daya tumbuh baik. Tentu saja pengaruh hutan terhadap tanaman pertanian
ini berlainan antar satu jenis tanaman dengan yang lain juga berlainan menurut
berbagai keadaan dan situasi. Hutan memberikan pengatuh melunakkan iklim.
Penebangan hutan menimbulkan amplitudo variasi iklim lebih besar dari panas ke
dingin, dari basah kekering, sehingga menyebabkan kurangnya pertumbuhan tanaman
di daerah itu.
Permasalahan Pada Ekosistem
Daratan
Permasalahan pada ekkosistem daratan adalah populasi manusia. Manusia
menghuni dratan, lautan dan ekosistem laiinnya. Untuk memenuhi kebutuhannya
manusia melakukan berbagai macam aktivitas. Aktivitas manusia yang beragam
menimbulkan dampak. Dampak dari populasi manusia yang sudah mencapai lebih dari
5 milyar jiwa adalah sebagai berikut:
1.
Permasalahan hutan
Jumlahnya semakin sedikit akibat hutan di tebangi
untuk memenuhi kebutuhan kertas, sandang, pangan perumahan. Permasalahan ini
sulit dan menjadi di lematis jika kita tijau secra ekonomi dan kependudukan.
Manusia hidup dan perlu beranekaragam kebutuhan. Populasi manusia dari tahun
ketahun meningkat pesat sehingga menuntut pemenuhan kebutuhan lahan yang luas.
Konsekuensinya adalah dibuka lahan terbuka untuk berbagai kebutuhan manusia.
Pembukaan lahan mengakibatkan terdesaknya habitat satwa liar dan mengancam kelangsungan
satwa liar seperti yang telah di alami oleh Harimau Sumatra, Gajah Sumatra, dan
Badak Jawa. Ketiga hewan mamalia tersebut telah mendekati kepunahan akibat
habitanya terdesak oleh pembukaan lahan baik untuk lahan pertanian, perumahan,
dan kebutuhan infrastruktur seperti jalan, terminal bus, dan lain sebagainya.
Perubahan tata guna lahan karena tuntutan kebutuhan manusia menimbulkan konflik
antara manusia dan satwa liar.
2.
Erosi tanah
Erosi tanah kaitannya dengan pembukaan hutan secara
legal maupun pembalakan liar. Erosi tanah merupakan proses pengikisan tanah
yang di sebabkan oleh air hujan. Ketika curah hujan tinggi, lahan krtis tanpa
vegetasi terkikis oleh air membawa zat-zat hara dalam jumlah yang besar terus
bergerak kebawah mengikis lahan pertanian, lahan perkebunan, lahan perladangan
yang di bawa kesungai lalu kemuara dan akhirnya kelaut. Air hujan yang tawar
dan mengandung zat hara dan zat-zat lainnya sampai ke laut mencemari dan
mengganggu mata rantai ekologi ekosistem laut.
Ekositem Perairan Tawar
Ekosistem
terbentuk dari kumpulan beberapa komunitas yang saling berinteraksi dan saling
berkesinambungan antara faktor-faktor komponen ekosistem. Terjadinya perbedaan
ekosistem disebabkan tempat dan organisme komponen produsen, konsumen dan dekomposer
yang berbeda karena faktor lingkungannya berbeda. Lingkungan air atau habitat
akuatik yang dimaksud adalah dimana air tawar merupakan faktor luar sekaligus
juga merupakan medium internal. Di dalam air ada komponen-komponenpenyususn
ekosistem seperti tumbuhan Hydrilla, Semanggi dan sebagainya. Konsumennya ada
beberapa tingkatan mulai herbivora, karnivora, seperti kelompok ikan pantau,
ikan badau atau ikan lele, serta bakteri dan jamur maupun cacing yang berfungsi
sebagai dekomposer atau ditritus. Ekologi air tawar ini menekankan hubungan
organisme dalam lingkungan air tawae dengan konteks dan prinsip ekosistem.
Habitat
air tawar atau ekosistem air tawar relatif kecil di permukaan bumi ini.
Dibandingkan dengan ekosistem daratan dan lautan. Namun kepentingannya bagi
manusia jauh lebih penting. Air tawar dan segala aspeknya disebut seperti aspek
fisik, kimia, geologi, dan biologi disebut limnologi.
a.
Jenis jenis ekosistem air tawar dan faktor pembatasnya
·
Air tergenang atau habitat lentik yang terdiri dari danau, kolam, pasir
terapung, rawa lebak
·
Air mengalir atau habitat lotik yang terdiri mata air, aliran sungai (sungai)
b.
Fungsi pereiran tawar
·
Sumber air praktis dan mudah
·
Menawarkan sebagai tempat pembuangan paling memadai dan murah
·
Memberi bahan pangan bergizi
·
Sumber mata pencarian, seperti Danau Toba, Danau Atas dan Danau Bawah,
karena merupakan objek wisata yang indah.
·
Sebagai MCK yang gratis dan murah
·
Berperan dalma siklus air atau daur hidrologi
c.
Permasalahan ekosistem air tawar
Sebagai sumber air murah dan praktis dipakai semuanya
tanpa memikirkan dampak pada masa yang akan datang misalnya digunakan untuk
sumber air minum, mandi dengan shampo dan sabun berbagai mere, mencuci dan dan
buang hajat gratis. Ini umumnya di sungai terjadi sehingga sangat tercemar dan
lama-lama menjadi tempat pembuangan segalanya. Seperti sungai Ciliung di
Jakarta, sungai Deli di Medan, dan sungai sungain lainnya.
Sebagai sumber pangan seperti protein hewani dan
nabati dalam proses pengambilannya sering merusak lingkungan dengan menuba atau
meracuni atau pun dengan menggunakan bahan peledak mencemari dan merusak tatan
komunitas di sekitarnya.
Pembuangan segalanya sering di sungai atau danau atau
kolam sebagai bagian saluran air sehingga menyebabkan saluran air mampet. Hal
ini menyebabkan aliran air menjadi terrganggu dan tidak berfungsi. Ketika curah
hujan tinggi mengakibatkan banjir yang kerugiannya mencapai jutaan rupiah
bahkan tidak jarang menimbulkan korban jiwa.
2.3
Pencemaran Lingkungan
Pengertian Pencemaran
Pencemaran didefenisikan sebagai
masuknya bahan dan energi oleh manusia secara langsungatau tidak langsung
kesuatu wilayah (air, daratan, atau udara) sehingga menumbulkan dampak yang
membahayakan, misalnya bahaya bagi kehidupan, merugikan kesehatan manusia,
mengurangi kenyamanan di wilayah tersebut. Bahan pencemar beredar di udara,
berada di air tawar atau laut dan mampu meresap di daratan
Faktor-Faktor Penyebab
Pencemaran
Penyebab utama pencemaran atau polusi adalah aktivitas
manusia yang beranekaragam dalam rangka memenuhi kebutuhan sandang yang secara
langsung atau pun yang tidak langsung telah memberikan dampak yang besar
terhadap reduksi kerusakan maupun pencemaran lingkungan
Faktor-faktor penyebab pencemaran di
bagi menurut tempat yang masuknya bahan pencemar atau polutan:
a. Faktor-faktor pencemar di udara
Faktor-faktor pencemar atau polutan
diudara merupakan efek samping dari aktifitas manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya seperti, pencemaran polusi dari hasil pembakaran tak sempurna seperti kendaraan
bermotor, mobil, mesin-mesin pabrik, indrustri kecil maupun besar seperti:
pabrik semen Indarung dan sebagainya.
SO2 hasil pembakaran batu
bara dan minyak bumi. Berbagai senyawa hidrokarbon hasil pembakaran minyak yang
tak sempurna termasuk bizopirin. Senya penyebab kanker terkenal. Nitrogen
Oksida (NO, NO2) terbentuk sehingga ikatan antara O2 dan
N2 karbonmonoksida (CO) yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
arang yang tidak sempurna.
Dengan bantuan sinar matahari,
oksida-oksida nitrogen. Senyawa hisrokarbon dan oksigen tersebut dapay berubah
secara kimia menghasilkan senyawa peroksida yang sangat kuat seperi Peroksida
Asetil Nitrat (PAN). Senyawa-senyawa pencemar yang timbul secara tidak langsung
sangat merusak kehidupan tanaman atau tumbuh-tumbuhan dan juga dapat
menimbulkan kabut bercampur asap. Kabut asap yang mengandung PAN ini
menimbulkan iritasi pada mata.
Pencemaran udara kedua adalah asap
rokok. Asap rokok mengandung senyawa hidrokane dan termaksud benzo pirin. Dari
data terlihat, orang yang selalu terpapar pencemaran atau pengisap rokok atau
kedua-duanya terkena penyakit seperti bronchitis kronis, asma, gangguan
peredaran darah, dan kanker paru-paru.
b. Faktor pencemaran di air tawar
Faktor pencemaran pada ekosistem air
tawar biasanya adalah aktivitas industri yang membuang limbahnya. Kelompok
polutan di air tawar berupa logam berat, sianida, fenol, senya asam atau basa
dan sebagainya.
c. Faktor pencemar di tanah atau ekosistem daratan
Faktor pencemar ditanah berupa minyak
atau sejenisnya seperti pada kebocoran
tangki. Bahan organik dari pembusukan organisme mati, limbah pertanian, dan
sebagainya. Deterjen berasl dari pemukiman dan industri deterjen. Pestisida (herbisida,
fungisida, insektisida, bakteriosida, dan larvasida). Garam-garam organik
dari pupuk pada areal pertanian. Senyawa sintesis buatan industri farmasi.
d. Faktor pencemaran di laut
Faktor pencemaran di laut seperti
sampah rumah tangga yang di bawa oleh aliran sungai kelaut, tumbuhan minyak
bumi, buangan limbah industri, ataupun limbah kimia nuklir. Sampah plastik
manusia yang bertebaran dan di bawa arus pasang surut dari daratan dan lain
sebagainya.
Masalah Sampah Dan
Pengolaannya
Masalah sampah merupakan masalah yang
tidak mudah untuk di pecahkan. Pertambahan sampah seiring dengan bertambahnya
populasi manusia, terutama di perkotaan. Disamping itu jenis sampah merupakan
masalah yang sering menjadi polemik, karena dalam penanggulangan sampah ini di
hadapkan pada kondisi yang rumit. Kurangnya SDM yang berkualitas untuk ini dan
juga ketidak terpaduan sehingga kebersihan lingkungan sulit mencapai tingkat
maksimal.
Sampah merupakan masalah serius baik
di kota besar seperti Jakarta, atau pun kota madya seperti Padang kota
tercinta. Pada bahasan kali ini kita ambil contoh masalah dan penanggulangan di
Jakarta yang merupakan ibu kota Republik Indonesia dan kota metropolitan karena
jumlah penduduknya di atas 8 juta jiwa. Masalah sampah di Jakarta di latar
belakangi oleh sikap penduduknya yang belum menyadari arti penting kebersihan
lingkungan. Sikap mereka yang mengandalkan uang untuk mengatasi sampah itu bagi
mereka setoran uang perbulan program sampah, tetapi mereka tidak pernah
berpartisipasi secara langsung meminimalkan sampah.
Menurut Handal Group and Companis,
kelompok usaha pada sistem pengelolaan sampah di Jakarta dan sekitarnya, saat
ini komplek sitas masalah sampah makin rumit karena pesatnya pembangunan
pemukiman baru. Kondisi tersebut juga memicu dengan adanya folume sampah yang
kian membubung dari hari kehari. Sistem yang ada kini masih sulit dan mahal. Transprtasi
ketempat pembuangan sampah dan tempat pembuangan air juga masih sulit dan
mahal. Apalagi biaya operasi dan pemeliharaannya juga masih mahal. Penyebab
yang lain adalah kurang dan tidaknya dana investasi serta dana rutin dari
anggaran belanja pemerintah.
Dari data 1991 sampai 1996, data
tersebut menunjukkan belum semua produksi sampah bisa di tanggulangi. Pada
tahun 1991 /1992 PEMDA DKI Jakarta baru mampu menangani 19,007 m3
dari total produksi 23.706 m3. Produksi sampah 23.778 m3
pada tahun 1992/1993 baru tertanggulangi 19.736 m3. Volume produksi
sampah pada tahun 1993/1994 meningkat menjadi 25.404 m3 sementara
tereduksi 21.348 m3.
Selanjutnya, pada tahun 1994/1995
volume sampah meningat 25.715 m3 dengan pemusnahan 21,348 m3
sama sepertoi tahun sebelumnya. Volume sampah tahun 1995/1996 sama seperti
tahun sebelumnya tetapi penanggulanganya meningkat 21,774 m3
Limbah dapur merupakan komponen smapah
terbesar di Jakarta. Sampai akhir Mai 1997. Sampah dapur mencapai 72,92%. Sampah
kertas menduduki urutan nomor 2, dengan total 10,18% selanjutnya berturut-turut
sampah plastik 7,86%, logam 2,04%, kain 1,75%, material sisa lainnya 1,36%, dan
kayu 0,98%.
Berkaitan dengan hal itu sedang di
usahakan mencari alat pembakaran dari Amerika Serikat yang di desain untuk
pembuangan sampah konvansionel. Pengoperasiannya hemat lahan, kompak dan
kapasitanya 3-3,5 dengan kapasita efektif pembakaran minimum 2,5-3m3/jam.
Ruang bakar di disain dnegan metode pembakaran metalungi.
Dampak Pencemaran Udara,
Air, Tanah, Terhadap Makhluk Hidup
Pencemaran berdampak jelas dan nyata terhadap makhluk
hidup. Manusia membutuhkan air, tanah seperti halnya organisme lain yang juga
membutuhkan makan, bernafas, proses metabolisme tubuh maupun habitat atau
tempat tinggal. Kalau udara tercemar maka pernafasan organisme terganggu dan
merusak atau merugikan kesehatan organisme termasuk manusia. Akibatnya berbagai
penyakit akan muncul infeksi saluran nafas, kanker, dan penyakit dalam lainnya.
Demikian juga jika air dan tanah yang
tercemar maka kebutuhan air berkurang sehingga proses metabolisme dan untuk
aktifitas hidup organisme lainnya terganggu. Organisme sangat memerlukan air
dan tersusun dari air, yang mencapai 90%-95% dari berat total seperti tumbuhan
herba. Tanah yang paling membutuhkan adalah manusia, di samping hewan dan
tumbuhan. Kalau tercemar maka akan merusak kesehatan selanjutnya berpengaruh
terhadap perekonomian. Karena tanah memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
2.4
Kesehatan Lingkungan
Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan adalah keadaan jasmani, rohani dan sosial
yang baik tanpa sering mendapat keluhan sakit sehingga ia lebih banyak
menggunakan pikiran dan tenaga nya untukmencapai suatu prestasiyang lebih baik
bagikesejahteraan hidupnya (Ichsan, 1988).
Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk
melindungi kesehatan manusia melalui pengelolaan, pengawasan dan pencegahan
faktor-faktor lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan manusia. (Sumengen
Sutomo, 1991). Kesehatan lingkungan adalah ilmu & seni
dalam mencapai keseimbangan, keselarasan dan keserasian lingkungan hidup
melalui upaya pengembangan budaya perilaku sehat dan pengelolaan lingkungan
sehingga dicapai kondisi yang bersih, aman, nyaman, sehat dan sejahtera
terhindar dari gangguan penyakit, pencemaran dan kecelakaan, sesuai dengan harkat
dan martabat manusia. (Sudjono Soenhadji, 1994)
Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan
seni untuk mencegah pengganggu, menanggulangi kerusakan dan
meningkatkan/memulihkan fungsi lingkungan melalui pengelolaan unsur-unsur atau
faktor-faktor lingkungan yang berisiko terhadap kesehatan manusia dengan cara
identifikasi, analisis, intervensi/rekayasa lingkungan, sehingga tersedianya
lingkungan yang menjamin bagi derajat kesehatan manusia secara optimal. (Tri
Cahyono, 2000)
Kesehatan adalah keadaan jasmani, rohani,
sosial yang baik tanpa sering mendapatkan keluhan sakit sehingga ia dapat lebih
banyak menggunakan pikiran dan tenaga untuk mencapai suatu prestasi yang lebihg
baik bagi kesejahteraan hidupnya ( Ichsan 1988)
Menurut WHO (Word Health Organization)
Badan Kesehatan Dunia yang merupakan lembaga PBB mendefinisikan sehat adalah kenyamanan menyeluruh
jasmani, mental dan sosial bukan hanya tak ada penyakit tetapi juga kecacatan.
Status kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap derajat kesehatan
masyarakat. Semakin baik status kesehatan setiap orang, maka semakin baik pula
derajat kesehatan masyarakat demikian juga sebaliknya.
Higiene dan Sanitasi
Lingkungan
Bagian atau cabang ilmu kesehatan yang mengkaji
masalah kesehatan masyarakat disebut hygine. Ada juga yang menyebut preventive
medicine dan ada pula yang
menyebut contructive medicine (Soerjohardjo,
1986).
Kata “hygiene” berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu
untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate,H.A, 1986). Dalam
sejarah Yunani, Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi
pencegah penyakit). Arti lain dari Hygiene ada beberapa yang intinya sama
yaitu:
1. Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan
kesehatan jasmani, rohani dan social untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang
lebih tinggi.
2. Suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha
kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut
berada.
3. Keadaan dimana seseorang, makanan, tempat kerja atau
peralatan aman (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri,
serangga, atau binatang lainnya.
4. Menurut Brownell, hygine adalah bagaimana caranya orang
memelihara dan melindungi kesehatan.
5. Menurut Gosh, hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang
mencakup seluruh factor yang membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat
baik perorangan maupun melalui masyarakat
Dalam industri makanan/catering,
penerapan standar hgiene yang tinggi perlu dilakukan dalam mengolah makanan
agar mampu memproduksi makanan yang aman untuk dikonsumsi. Aman artinya bebas
dari hal-hal yang membahayakan, merugikan dan bebas dari kerusakan.
Sedangkan sanitasi ada beberapa pengertian yaitu:
1. Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang
menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
2. Upaya menjaga pemeliharaan agar seseorang, makanan, tempat
kerja atau peralatan agar hygienis (sehat) dan bebas pencemaran yang
diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya.
Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi
adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan
terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Menurut
Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan terhadap factor-faktor lingkungan yang
mempunyai pengaruh terhadap lingkungan. Dari
beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan
kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Sedangkan
hygiene adalah bagaimana cara orang memelihara dan juga melindungi diri agar
tetap sehat. Jadi
dalam hal ini sanitasi ditujukan kepada lingkungannya, sedangkan hygiene
ditujukan kepada orangnya.
Beberapa
manfaat dapat kita rasakan apabila kita menjaga sanitasi di lingkungan kita,
misalnya:
1. Mencegah penyakit menular
2.
Mencegah
kecelakaan
3.
Mencegah
timbulnya bau tidak sedap
4.
Menghindari
pencemaran
5.
Mengurangi
jumlah (presentase sakit)
6. Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman
Ruang
Lingkup Hygiene dan Sanitasi
Ruang
Lingkup Hygiene
Masalah hygiene tidak dapat
dipisahkan dari masalah sanitasi, dan pada kegiatan pengolahan makanan masalah
sanitasi dan hygiene dilaksanakan bersama-sama. Kebiasaan hidup bersih, bekerja
bersih sangat membantu dalam mengolah makanan yang bersih pula. Ruang
lingkup hygiene meliputi:
1. Hygiene perorangan
2. Hygiene makanan dan minuman
Ruang
Lingkup Sanitasi
Berdasarkan
pengertiannya yang dimaksud dengan sanitasi adalah suatu upaya pencegahan
penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan
lingkungan hidup manusia. Di dalam Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992
pasal 22 disebutkan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan dengan melalui peningkatan
sanitasi lingkungan, baik yang menyangkut tempat maupun terhadap bentuk atau
wujud substantifnya yang berupa fisik, kimia, atau biologis termasuk perubahan
perilaku.
Kualitas
lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari resiko yang
membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia, melalui pemukiman antara
lain rumah tinggal dan asrama atau yang sejenisnya, melalui lingkungan kerja
antara perkantoran dan kawasan industry atau sejenis. Sedangkan upaya yang
harus dilakukan dalam menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan adalah obyek
sanitasi meliputi seluruh tempat kita tinggal/bekerja seperti: dapur, restoran,
taman, public area, ruang kantor, rumah dsb.
Kondisi
Kesehatan dan Pola Penyakit Masyarakat
Kondisi adalah keadaan yang terjadi dalam rentang waktu
yang lama. Kondisi kesehatann masyarakat Indonesia kalau kita lihat dari mula
dekade 80-an sampai dua dekade terakhir (2000-an) terlihat adanya peningkatan yang sesat sebagai bukti
berupa hasilnya upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Masalah
kesehatan bukan sekedar masalah sakit atau tidak sakit serta penanggulangannya,
tetapi lebih luas dan majemuk dari yang diperkirakan dari segi penanggulangan
maupun dari segi pencegahan. Meskipun telah banyak pengamatan dan
penanggulangan masalah kesehatan yang dilakukan oleh para ahli, namun hanya
sebagian kecil yang dapat ditanggulangi. Keadaan tersebut mencerminkan bahwa
hanya sebagian kecil, masalah kesehatan yang muncul ke permukaan jangkauan manusia.
Walaupun dengan pertumbuhan teknologi dan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran
sekarang ini, masalah kesehatan dengan segala
kemajemukannya tidak akan mampu ditangani hanya dengan monopoli ilmu
kedokteran, tanpa adanya keterlibatan disiplin ilmu lainnya (Dainur, 1995).
Menurut WHO, setelah perang dunia kedua, cukup banyak
masalah kesehatan yang dapat ditanggulangi dengan teknologi kedokteran,
sehingga angka kesakitan dan angka kematian cukup berhasil ditekan. Masalah
kependudukan, lingkungan hidup, gangguan gizi makanan, penyakit infeksi
menular, penyakit pembuluh darah jantung, dan sebagainya, merupakan masalah
kesehatan yang telah ada. Masalah–masalah kesehatan tersebut belum dapat
ditanggulangi secara tuntas terutama di negara–negara yang lambat berkembang (low
development countries = LDC).
Semua masalah kesehatan diatas berkaitan dengan
lainnya, dan berkaitan juga dengan masalah–masalah kesehatan dewasa ini. Ciri
masalah kependudukan, meliputi percepatan penduduk dan komposisi, serta
distribusi penduduk yang tidak merata. Ciri tersebut secara langsung ataupun
tidak langsung akan berpengaruh terhadap masalah kesehatan pada umumnya
(Dainur, 1995).
Gambar 2.4.1. Kondisi
Kesehatan dan Pola Penyakit Masyarakat
Masalah kesehatan di Indonesia timbul karena adanya
ketidak seimbangan antar beberapa faktor penduduk dengan lingkungan tempat
tinggal. Secara ekologi menimbulkan masalah kesehatan seperti berkembangnya
penyakit yang mengakibatkan naiknya tingkat kematian. Ada tiga hal utama yang
dapat kita perhatikan dalam masalah kesehatan tersebut antara lain kepadatan
penduduk, penyakit dan kekurangan gizi. Ketiga faktor inilah yang merupakan
hasil ketidak seimbangan ekologi antar penduduk dan lingkungannya. Dapat pula
dikatakan, hal tersebut merupakan hasil sebab akibat antar faktor-faktor yang
menimbulkan masalah kesehatan.
Kondisi kesehatan merupakan fenomena yang dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang
disebabkan di dalam diri kita sendiri
Faktor internal seperti:
Dengan semakin
majunya budaya dan teknologi, semakin membuat kita harus bekerja dan bergerak
dengan cepat. Hal ini membuat pola makan kita menjadi
tidak sehat, dengan mengkonsumsi makanan cepat saji, yang sangat menggiurkan kita
ketika menyantapnya. Mie instant ketika kita malas untuk memasak makanan yang
sesungguhnya. Belum lagi ketika kita mengkonsumsi minuman berkarbonasi.
Ketika bekerja
dalam mencukupi kebutuhan hidup, apalagi yang sudah berkeluarga, beban itu
semakin berlipat, terkadang kita tidak memperdulikan tanda-tanda tubuh yang
menyatakan kalau tubuh kita sudah waktunya untuk berisitirahat. Sehingga
membuat kondisi kesehatan kita menjadi turun dan rentan terkena penyakit.
Dalam menghadapi
tuntutan hidup yang membuat kita harus bekerja lebih keras lagi, manusia tidak
luput dari rasa tertekan, stress, putus asa, dan sebagainya.
Dengan masuknya
budaya dari luar, dan pergaulan, membuat gaya hidup kita tidak sehat, dengan
merokok, “dugem” sampai dengan menkonsumsi obat-obatan terlarang, hal tersebut
terkadang merupakan salah satu cara “pelarian”
Dengan adanya
tuntutan pekerjaan, problema hidup, stress yang berkepanjangan, tak jarang
manusia selalu memikirkannya, bekerja sampai larut malam, sehingga membuat kita
kurang isitrahat dan juga membuat kita kurang berolah raga untuk membuat tubuh
kita tepat fit.
Pada saat kita
sakit tidak jarang kita minum obat untuk meredakan sakit yang kita derita, baik
itu dengan menggunakan resep dokter atau dengan obat bebas. Untuk menunjang
kesehatan kita pun, terkadang kita mengkonsumsi vitamin-vitamin.
Faktor eksternal seperti:
Semua orang baik
tua maupun muda, 90% menggunakan handphone, menurut penelitian, radiasi yang
dikeluarkan dari handphone, lama kelamaan dapat mengakibatkan efek yang
negative terhadap otak kita.
Dengan semakin berkembangnya
teknologi dan bertambahnya penduduk dunia, membuat polusi udara semakin
meningkat, mengapa begitu ? Karena semakin banyak dibangun pabrik untuk
memenuhi kebutuhan dari pasar, kendaraan semakin banyak, dari hari ke hari
jalanan semakin macet. Asap knalpot kendaraan dan pabrik mengandung karbon
monoksida yang dapat menyebabkan kesehatan semakin memburuk.
Perokok pasif merupakan seorang penghirup asap rokok dari orang yang sedang
merokok. Akibatnya lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya
yang harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif. Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
(IAKMI) mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam
rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas
yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya.
Konsentrasi zat berbahaya di
dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap
rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok
aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. “Namun konsentrasi racun
perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok
yang ia hembuskan.”
Racun rokok terbesar dihasilkan
oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak dihisap. Sebab asap
yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna. Dapat
anda bayangkan seberapa beresikonya perokok pasif.
Dari asap pabrik, kendaraan
bermotor, asap rokok, asap pembakaran sampah, hal ini memicu terjadinya efek
rumah kaca. Meningkatnya kadar karbondioksida diudara merupakan permasalahan
yang sangat serius dan mesti diperhatikan sejak dari sekarang. Jika hal ini
dibiarkan berlarut, justru akan mengancam kehidupan makhluk hidup. Meningkatnya
kadar karbondioksida di atmosfer dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca
(green house effect) atau lebih dikenal dengan pemanasan global suhu bumi.
Pada dasarnya, karbondioksida
tidak berbahaya bagi manusia. Namun, kenaikan kadar karbondioksida diudara
dapat mengakibatkan peningkatansuhu permukaan bumi. Efek rumah kaca terjadi
dikarenakan karbondioksida yang ada di atmosfer melebihi ambang batas. Gas
karbondioksida dapat dilewati oleh semua sinar/cahaya yang dipancarkan oleh
matahari. Akan tetapi ketika memantul dipermukaan bumi dan kembali keatmosfer,
sinar tertentu akan tertahan dan terperangkap kemudian dipantulkan lagi ke
bumi. Fenomena ini persis seperti sebuah rumah yang terbuat dari kaca, dimana
suhu didalamnya sangat panas.
Menurut Azwar (1983) faktor-faktor yang berinteraksi
dalam mepengaruhi kesehatan yaitu faktor
keturunan, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, faktor prilaku.
1.
Faktor Perilaku
Perilaku masyarakat yang sehat akan menunjang dan
berdampak semakin meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat kita lihat dari
semakin banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup. Misal , kebiasaan
dari pola makan yang sehat dapat menghindarkan kita dari serangan banyak penyakit,
antara lain ; Jantung , darah tinggi, stroke, obesitas (kegemukan), diabetes
melitus, dan lain sebagainya. Kebiasaan (perilaku) mencuci tangan sebelum makan
akan menghindarkan kita dari penyakit saluran pencernaan (diare dan lain
sebagainya). Perilaku menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur dapat
mencegah penyakit seputar kesehatan gigi dan mulut. Dan masih banyak perilaku
atau kebiasaan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
2.
Faktor Lingkungan
Lingkungan yang bersih sangat berperan dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Perbandingan angka orang sakit yang signifikan
terjadi antara lingkungan yang bersih dengan lingkungan kumuh / kotor. Beberapa
penyakit yang sering menjangkiti masyarakat yang hidup di lingkungan kumuh
antara lain: Demam berdarah, gatal-gatal, infeksi saluran pencernaan dan pernafasan
3.
Faktor Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan fasilitas kesehatan dengan mutu pelayanan
yang baik akan mempercepat derajat kesehatan masyarakat. Dengan adanya
fasilitas yang mudah terjangka dan dengan mutu pelayanan yang baik akan
meningkatkan akses pelayanan kesehatan masyarakat. Ketersediaan fasilitas harus
di ikuti dengan tenaga kesehatan yang merata dan mencukupi juga yang memiliki
kompetensi di bidangnya itu sampai tingkat desa dan sampai pelosok.
4. Faktor
Keturunan
Banyak penyakit yang dapat kita cegah dengan
membersihkan lingkungan dsb , tapi sebagian penyakit tidak dapat kita hindari,
seperti penyakit keturunan . Semakin besar risiko penyakit keturunan maka akan
semakin sulit meningkatkan derajat kesehatan, untuk mencegah penyakit turunan
perlu adanya konseling perkawinan yang baik.
Ke 4 faktor yang mempengaruhi
derajat kesehatan di atas saling berpengaruh dan tidak berdiri
sendiri-sendiri, oleh karena itu upaya pembangunan sarana kesehatan harus
dilaksanakan secara berkesinambungan dan secara simultan. Upaya yang
dilaksanakan harus komprehensif, yang memiliki arti kesehatan harus mencakup
upaya preventif/promotif, kuratif dan rehabilitatif. Pemerintah sebagai pembuat
regulasi harus berperan aktif dalam pembangunan sarana kesehatan serta
pelaksanaan kesehatan secara menyeluruh.
Keadaan kesehatan masyarakat juga dapat
dipengaruhi oleh kondisi atau musibah yang menimpa bangsa secara nasional
seperti kebakaran hutan yang saat ini tidak hanya menurunkan indeks
keanekaragaman flora, fauna dan rusaknya ekosistem tetapi lebih jauh lagi
meningkatkan angka penyakit infeksi saluran nafas (ISPA).
Pola penyakit diderita oleh penduduk Indonesia
berdasarkan survei kesehatan Bada Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan pada tahun 1981 dibandingkan dengan kondisi sekarang ada
perbedaan dan perubahan. Berdasarkan survey diatas, jenis-jenis penyakit yang
banyak diderita oleh penduduk Indonesia pada saat itu sebagai berikut :
1.
Penyakit gangguan pencernaan
seperti : Muntah berak, typus, diare, dll
2.
Penyakit yang berhubungan terhadap
saluran pernafasan seperti tuberculosis, diphteri, influenza, dll
3.
Penyakit yang berhubungan dengan
organ tubuh bagian dalam seperti : gangguan jantung, hati, ginjal, dll
4.
Penyakit yang ditularkan melalui
hewan seperti : demam berdarah, malaria, dll
5.
Penyakit akibat cedera karena
kecelakan seperti kecelakaan lalu lintas.
Pola penyakit ini berkaitan erat dengan pola makanan
dari masyarakat dalam mengkonsumsi makanan. Karena pendapatan per orang
meeningkat maka konsumsi daging, lemak dan bahan yang mengandung kolesterol
cukup tinggi sehingga muncullah penyakit yang disebutkan diatas. Faktor makanan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
seperti yang terjadi di masyarakat kita.
Upaya Hidup Sehat
Pola hidup sehat adalah pilihan
yang terbaik yang bisa dilakukan untuk menjaga badan tetap sehat. Hidup sehat merupakan kebutuhan vital bagi
manusia, dengan tubuh yang sehatlah segala aktivitas diberbagai aspek dapat
dilaksanakan karena itulah pemahaman hidup sehat baik aspek tujuan maupun
proses perlu untuk dipahami. Tetap sehat dalam arti mampu mempertahankan
kesehatan dengan selalu menjaga, memelihara, mencegah dari hal-hal yang dapat
merusak maupun gangguan dari organisme atau vektor penyakit.
Menurut Rene Dubos cit
Ichsan (1988), upaya mempertahankan hidup sehat itu meliputi usaha :
a.
Menjaga keadaan saniatsi dengan
baik
b.
Memilih makanan yang sesuai dengan
kepentingan tubuh
c.
Memperhatikan temperatur yang
memadai
d.
Mencegah ketegangan mental
e.
Melakukan latihan jasmani secara
teratur
Cara Menjalani Pola Hidup Sehat yang Benar
a. Tidur yang teratur dan cukup, pola tidur yang sehat sebenarnya dari jam 9
malam sampai dengan jam 6 pagi. Karena jam tidur yang normal dan sehat adalah
8-9 jam. Jika anda tidur kurang atau lebih dari 8-9 jam, akan ada kemungkinan
anda akan mengalami sesuatu yang membuat anda menjadi tidak sehat.
b. Makan makanan 4 sehat 5 sempurna juga merupakan pola makan yang sehat, dan
minimal 3 kali sehari.
c. ika anda seorang pekerja, jam kerja anda maksimal 10 jam saja, jika lebih
dari itu ditakutkan tubuh anda akan rentan terhadap penyakit karena terlalu
berlebihan dalam penggunaannya dalam bekerja. Karena
tubuh memerlukan
istirahat juga untuk mengembalikannya ke keadaan yang normal kembali. Jika
tubuh anda dalam keadaan tidak normal, makanya ada kemungkinan anda akan mudah
terserang penyakit.
d. Jauhi rokok,
makanan cepat saji, minuman beralkohol dan lainnya yang dapat merusak organ
tubuh anda.
e. Dan yang
terakhir teratur dalam berolahraga, minimal 3 kali seminggu. Karena olahraga
sangatlah penting dalam menjaga keseimbangan tubuh anda dan dapat menjaga tubuh
anda tetap bugar.
BAB 3
METODA KULIAH LAPANGAN
3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
1.
Waktu Pelaksanaan
Hari
: Kamis-Sabtu
Tanggal
: 30
April-2 Mei 2015
Berangkat
: Kamis, 30 April 2015, pukul 13.00 WIB
(Tempat
: Di lapangan Kampus I STKIP PGRI SUMBAR )
Kembali
: Sabtu, 2
Mei 2015, pukul 14.00 WIB
2.
Tempat Pelaksanaan
Praktik
lapang dilaksanakan di dua titik di Pesisir Selatan yaitu:
Objek
1 : Rumah salah satu warga Nagari Koto Berapak Bayang Kabupaten Pesisir
Selatan
Objek 2
: Sungai dan lingkungan di daerah
tersebut
3.2 Alasan Pemilihan Lokasi
Ada beberapa alasan pemilihan Kabupaten
Pesisir Selatan sebagai lokasi praktek lapang adalah ingin
mengetahui seperti apa sebenarnya keadaan lingkungan wilayah atau daerah
tersebut. Daerah ini merupakan daerah yang sangat strategis
karena dekat dengan rumah penduduk, sungai dan sumber daya hayati yang masih terjaga,
sehingga dapat mempermudah penulis dalam mengawasi dan mencari masalah
lingkungan apa saja yang ada di daerah tersebut
Atas alasan
inilah, sehingga kami mengambil daerah Nagari Koto Berapak Bayang Kabupaten
Pesisir Selatan sebagai sampel dari praktik lapangan mata kuliah Pengetahuan
Lingkungan.
3.3 Alat dan Bahan Yang Dipersiapkan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
yakni :
1.
Alat :
a.
Kamera
b.
Alat tulis
2.
Bahan:
a.
Kuesioner
b.
Buku Tulis
c.
Mantel
3.4
Susunan
Kegiatan di Lapangan
1. Persiapan
·
Pembentukan kelompok praktek lapang
·
Penentuan lokasi dan waktu praktek
lapang
·
Pengarahan yang diberikan dosen
sebelun di lepas kelapangan
·
Penguasaan materi yang akan di amati
2. Kegiatan
Inti
·
Objek 1 : Rumah salah satu warga Nagari
Kabupaten Pesisir Selatan
Di salah
satu pemukiman warga dilakukan wawancara dengan warga setempat dan menanyakan
seputar tentang keadaan keluarga dan lingkungan di sekitar rumahnya. Melihat
bagaimana sikap masyarakat terhadap kebersihan di lingkungan sekitarnya.
·
Objek 2 : Sungai di daerah Nagari
Koto Berapak Bayang
Melihat keadaaan sungai dan keadaan lingkungan yang ada di
daerah tersebut dan pencemaran yang ada disungai tersebut dan melihat sikap
masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai tersebut.
3.5 Teknik Pelaksanaan Kuliah Lapangan
Dalam hal
ini atau dalam pelaksanaan prakrikum ini kami mengelompokkan prakrikum atau
penelitian ini menjadi dua jenis, yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yang kami gunakan adalah
melihat secara langsung keadaan mengenai
objek penelitian kami. Selain itu, kami juga menggunakan metode kuantitatif
dengan menganalisis data-data kependudukan yang kami peroleh dari wawancara.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pada
praktikum ini dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan :
a.
Kuesioner
Kuesioner
yang dimaksud adalah 3 lembar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada responden. Kemudian diisi dengan berbagai option yang di jawab oleh
responden.
b.
Wawancara
Metode
wawancara merupakan serangkaian proses interaksi dan komunikasi, dengan
informannya yaitu penduduk desa Koto Berapak Bayang. Interaksi terjadi dengan
cara tanya dengan responden, dimana pertanyaan yang diberikan sesuai dengan
kuesioner yang diberikan oleh dosen lapangan
c.
Dokumentasi
Dokumentasi
disini dalam bentuk foto sebagai bukti bahwa telah melakukan wawancara kepada responden
dan foto ini akan penulis lampirkan dalam laporan kuliah lapangan.
d.
Observasi
Dilakukan
dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diamati.
Dimana mengamati secara langsung kegiatan sehari-hari penduduk.
3.7
Teknik Analisis Data
Teknik
analisis data yang dilakukan dalam kuliah lapangan ini adalah membuatnya menjadi
suatu bentuk laporan kuliah lapangan.
Dalam pembuatan laporan ini, mahasiswa menggunakan analisis data dengan
mencocokan atau menyamakan teori yang telah ada dengan hasil penelitian yang
telah kami buat dan dijadikan laporan dalam bentuk tertentu agar lebih mudah
menggambarkan hasil penelitian.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL PENGAMATAN
4.1 LEMBARAN
KERJA TENTANG SUMBER DAYA ALAM DAN MANUSIA
Parameter Yang
Diamati
|
Keterangan dan
Pendapat/Ulasan Saudara
|
Jenis dan Macam-macam
Sumber Daya Alam Hayati
|
Terdapatnya
hewan-hewan ternak sepeti: sapi, ayam, kambing, itik, bebek dan lain-lain. Serta adan
ya sawah dan kebun karet yang membantu kebutuhan penduduk
sekitar untuk mencari mata pencarian kemudian juga terdapat hutan yang masih
terjaga/terawat.
Karena
hutan yang masih terjaga maka udara di daerah Nagari
Koto Berapak Bayang Kabupaten Pesisir Selatan masih segar dan jauh dari
polusi udara.
|
Jenis dan Macam-macam
Sumber Daya Alam Non Hayati
|
Sumber
Daya Alam Non Hayati sedikit ditemukan di daerah tersebut, kami hanya
menemukan batu akik sebagai Sumber Daya Alam Non Hayati. Karena masyarakat di daerah tersebut masih
mengolah sumber daya alam hayatinya.
|
Mata Pencaharian atau
Pekerjaan Penduduk
|
Rata-rata
mata pencaharian
penduduk di Nagari Koto Berapak Bayang Kabupaten Pesisir Selatan ialah sebagai petani, berternak, dan berkebun.
|
Sex Ratio dan
Struktur Umur
|
Umur
penduduk di daerah
Nagari Koto Berapak Bayang Kabupaten Pesisir Selatan adalah kisaran 40-50 dan
rata-rata sudah berkeluarga sedangkan umur 19-20 merantau untuk
melanjutkan pendidikannya.
|
Tingkat Pendidikan
|
Tingkat
pendidikan rata-rata tamatan SMA/Sederajat hanya sebagian yang melanjutkan
pendidikannya di daerah lain.
|
Jumlah Anggota
Keluarga
|
Sebagian
beranggota 5-6 orang yang terdiri dari : suami, istri, anak 2 orang dan
mertua.
|
Tabel 4.1 Lembaran
Kerja Tentang Sumber Daya Alam dan Manusia
4.2 LEMBARAN
KERJA TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN
Pengamatan
|
Keterangan dan
Pendapat/Ulasan Saudara
|
Jenis dan Keadaan
Rumah
|
Keadaan
rumah yang kami
temui masih layak dihuni karena rumahnya sudah
terbuat dari bata dan lantainya pun sudah semen tidak tanah lagi.
|
Sanitasi/Higienes
|
Sanitas
: Kebersihan lingkungannya masih kurang karena terdapat sarang laba-laba di
sudut-sudut ruangan.
Higienitas
: Kondisi lingkungan masih
kurang, contohnya tata letak
dapur/tempat masak terlalu dekat dengan tempat pembuatan makan hewan
ternaknya.
|
Pekarangan Rumah
|
Luas
seluruh tanahnya kurang
libih 30x15 m2, dengan
perkarangan yang bersih dan terawat, tidak ada sampah yang berserakan di sekitar
perkarangan. Sampah seperti
daun-daun yang jatuh dikumpulkan dalam satu tempat.
|
Jenis Tanaman
Pekarangan
|
Terdapat pohon rambutan dan
pohon kelapa,
dan tidak
terdapatnya bunga-bunga di perkarangan rumah.
|
Sumber Air Bersih
|
Sumber
air bersihnya berasal dari sumur dan keadaan airnya sangat jernih, dan bersih
|
Keberadaan Sumur
|
Sumur terletak di dalam
rumah dan satu
ruangan dengan dapurnya.
|
Septik Tank/Kakus
|
Septik
tanknya berada diluar rumah, terletak di belakang rumah yang berjarak 10 m
dari kakus, terdapat dua
kamar mandi dan keadaan kakusnya bersih dan disamping kakus tempat penampungan air.
|
Hewan
Ternak/Peliharaan
|
Hewan ternaknya berupa
ayam dan itik yang kandangnya berada di belakang rumah yang dekat dengan
saptik tank.
|
Tempat
Sampah/Pembuangan Sampah
|
Berada
di perkarangan depan
rumah, dan sampahnya dikumpulkan kemudian di bakar.
|
Penyakit Yang Pernah
Berjangkit (Dialami)
|
Diare
dan demam
biasa, yang sering terjangkit pada anaknya hal ini terjadi
karena pola makanan yang tidak sehat dan kurang tertur.
|
Tabel 4.2 Lembaran Kerja Tentang Kesehatan
Lingkungan
4.3. LEMBARAN
KERJA TENTANG PENCEMARAN LINGKUNGAN
1.
Amati pengaruh limbah
domestik pada lingkungan perumahan penduduk dan pinggiran sungai terhadap
kehidupan masyarakat!
= Menurut pengamatan yang kami lihat, rata-rata
penduduk didaerah itu, selokan untuk mengalirkan limbah domestiknya masih terbuat dari galian tanah belum di
semen/dicor, sehingga jika hujan limbah domestik itu dapat meluap dan menyebar
di tanah sekitar selokan dan membuat tanah disekitarnya pun ikut tercemar,
sehingga kesehatan masyarakat pun terganggu.
Sedangkan limbah domestik yang ada di
pinggiran sungai hanya sedikit seperti limbah plastik dan juga jika ada
penduduk yang tidak memiliki sumur, mereka akan mencuci di sungai sehingga
membuat sungai tercemar.
2.
Amati dan catat,
bagaimana perilaku masyarakat/penduduk terhadap kebersihan sungai yang menjadi
objek pengamatan saudara!
=Kesadaran masyarakat untuk menjaga
kebersihan sungai cukup tinggi karena tidak terdapatnya sampah-sampah yang
mengalir di sungai, sungai di daerah tersebut pun sangat jernih hanya saja
sebagian masyarakat yang belum punya kakus membuang hajadnya di sungai.
3.
Amati juga pencemaran
lain yang terjadi sepanjang perjalanan terhadap objek pengematan pengetahuan
lingkungan!
=
Sebagian masyarakat tidak membuat selokan untuk mengalirkan air hujan, sehingga
jika hujan air banyaknya air yang tergenang dan dapat memicu adanya
jentik-jentik nyamuk yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Terdapatnya
limbah-limbah plastik yang tidak di bakar atau di timbun di sekitar lingkungan
tempat masyarakat tinggal, sampah-sampah itu juga memicu datangnya penyakit dan
membuat pencemaran pada tanah, dan juga banyaknya kandang hewan ternak yang sangat
dekat dengan pemukiman warga, kandang hewan ternak itu pun sangat kotor dan jarang
dibersihkan.
4.4 LEMBARAN
KERJA TENTANG EKOLOGI DAN PERAIRAN
1.
Amati keadaan ekosistem
yang ada dalam objek selama kegiatan kuliah lapangan .
=Keadaan ekosistem berupa
hubungan timbal-balik antara komponen-komponen ekosistem yaitu pada komponen
hidup berupa tumbuh-tumbuhan, hewan makro dan mikro sedangkan komponen tak
hidup berupa tanah, air, udara, gas, cahaya matahari, suhu dan lai-lain baik
secara fisikal maupun kimiawi. Keadaan dari ekosistem di daerah tersebut masih
baik, terjaga, dan terawat. Contohnya saja pada komponen hidup yaitu
tumbuh-tumbuhan yang masih hijau dan belum ada campur tangan dari masyarakatnya
dan masih alami, sedangkan pada komponen tak hidup yaitu berupa air, dimana
sepanjang sungai yang diamiti air nya bersih dan belum terdapat pencemaran di
sekitar aliran sungai, kemudian udara dan suhu yag masih sejuk dan belum
terdapat polusi karena masih dikelilingi oleh tumbuhan hijau. Jadi keadaan
ekosistem di daerah tersebut masih baik dan belum tercemar.
2.
Menurut pengamatan
saudara, dari mana saja pencemaran/sampah yang berada sepanjang sungai, kawasan
wisata atau lahan pertanian/pekerbunan? Langkah apa yang perlu dilakukan
penanggulangannya, sehingga lingkungan menjadi bersih dan kelestariannya
terjaga (berwawasan lingkungan)
= Pencemaran atau sampah
yang berada di sungai dari masyarakat dan hewan ternaknya, jika dari manusianya
misalnya membuang sampah
domestik di pingir sungai, karena dari pengamatan yang kami lakukan terlihat
beberapa sampah plastik yang ada di pinggir sungai jika dari hewan, kotoran
hewan dapat membuat sungai tercemar, karena adanya bakteri Ecolli pada kotoran
hewan. Cara menanggulanginya yaitu membuat peraturan, peringatan dan melarang
keras penduduk sekitar membuang sampah di sungai, jika ada yang melanggar akan
diberi sanksi atau
peingatan yang cukup besar agar masyarakat yang membuang sampah tidak mengulanginya kembali,
sedangkan dari hewan seharusnya pemilik hewan ternak tidak membuat kandang di dekat
sungai dan juga tidak melepas ternak di dekat sekitar sungai, sebaiknya hewan ternak itu di
lepaskan di lapangan luas yang terdapat banyak rumputnya. Sedangkan pencemaran
yang terdapat di perkebunan/pertanian yaitu pencemaran tanah akibat peptisida
yang digunakan secara berlebihan oleh masyarakat untuk membasmi hama yang
mengganggu tanaman yang dapat membuat petani rugi, cara penanggulangannya
dengan menggunakan peptisida yang ramah lingkungan (organik) dan mengurangi
kadar dari peptisida yang digunakan, agar tanah tidak tercemar dan tetap terjaga
kesuburannya. Hal ini
dilakukan agar masyarakat lebih menjaga lingkungannya dan tetap menjadi kawasan
yang yang bersih, nyaman, dan berwawasan lingkungan yang baik. Contohnya
terdapat di Nagari Koto Berapak Bayang kawasan lingkungannya yang masih terjaga,
dan terawat dengan baik.
3.
Seandainya tercapai
suatu kawasan yang bersih dan berwawasan lingkungan, mungkinkah wilayah/kawasan
tersebut mempunyai nilai pariwisata? Identifikasikan kendala-kendala yang
mungkin muncul untuk mencapai tujuan tersebut?
= Mungkin
bisa mempunyai nilai pariwisata
seperti, arum jeram, serta tempat
wisata lingkungan bersi dan sehat karena di Nagari Koto
Berapak Bayang Kabupaten Pesisir Selatan memiliki sungai yang arusnya cukup
deras dan bersih serta
pemandangan yang masih alami dan sejuk, namun kendala yang mungkin terjadi jika daerah tersebut ialah jalan yang terlalu sempit sehingga
kedaraan/alat
transportasi sulit untuk menuju wilayah tersebut.
PEMBAHASAN
Daerah Nagari
Koto Berapak Bayang Kabupaten Pesisir Selatan, memiliki Sumber Daya Alam yang
masih terjaga, seperti memiliki hutan dan sungai yang masih terjaga. Sungainya
sangat jernih, memiliki arus yang deras dan sangat dangkal. Kesadaran
masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai cukup tinggi karena tidak terdapatnya
sampah-sampah yang mengalir di sepanjang sungai, sungai di daerah tersebut pun
sangat jernih hanya saja sebagian masyarakat yang belum punya kakus membuang
hajadnya di sungai.
Pada kuliah
lapangan Pengetahuan Lingkungan kami melakukan wawancara di daerah Nagari Koto
Berapak Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Kami ditugaskan untuk bersosialisasi
dengan masyarakat disekitar desa tersebut. Kami mendatangi salah seorang
penduduk dan mengajukan pertanyaan tentang identitas serta lingkungan disekitar
desa Nagari Koto Berapak Bayang Kabupaten
Pesisir Selatan. Berdasarkan dari data
yang kami peroleh kebanyakan warga disini berprofesi sebagi petani, pedagang
dan berternak. Tapi kebanyakan penduduk disini adalah petani dan bertenak, sebab kesuburan tanah yang di miliki daerah
Bayang memungkinkan untuk bercocok tanam dan juga masih banyaknya tanaman dan
rumput-rumput yang segar memungkinkan untuk beternak sapi dan kambing dan para
peternak pun hanya melepas ternaknya untuk mencari makanannya sendiri.
Disini tingkat
pendidikan warga masih rendah, kebanyakan
tamatan SMA sederajat, hanya sebagian warga yang memerhatikan pendidikan dan
melanjutkan pendidikan di daerah yang cukup baik pendidikannya.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Lingkungan
merupakan satu kesatuan yang terdiri dari tumbuhan, hewan, dan manusiayang
berada di sekeliling kita, dan berada diantara kita sendiri. Manusia dalam
kehidupannya sangat tergantung kepada lingkungannya, katena itu upaya untuk
melindungi, menjaga dan melesterikan lingkungan mutlak untuk harus di lakukan,
sehingga terjadi kerusakan lingan.
Setelah
kami melalukan praktik kuliah lapangan kami bisa mengetahui dan belajar dari
alam untuk mengenali lingkungan. Di dalam lingkungan kami belajar dan meneliti
baik itu dari sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), ekologi dan
perairan (baik dratan, sungai, dan hutannya), pencemaran lingkungan, dan serta
kesehatan lingkungannya.
Kesadaran
yang masih tinggi dari masyarakat Nagari Koto Berapak Bayang Kabupaten
Pesisir Selatan akan menjaga lingkungannya sangat baik.
Baik dari segi ekosistem, dan lingkungannya yang masih tertata rapi dan belum
banyak campur tangan dari manusia nya. Masyarakat hanya menikmati sumber daya
alam yang sudah di sediakan dan memanfaatkan secara baik tampa merusak
ekosistem dan lingkungannya.
Pencemaran
didefenisikan sebagai masuknya bahan atau energi oleh manusia secara langsung
maupun tidak langsung sehingga menimbulkan dampak yang membahayakan, misalnya
bahaya bagi kegidupan, merugikan kesehatan manusia, mengurangi kenyamanan di
daerah tersebut. Bahan pencemar berada di udara, di air tawar atau lautan dan
meresap di daratan. Namum, pencemaran ini belum terjadi di wilayah yang kami
kunjungi hanya saja pencemaran yang mungkin terjadi karena masyarakat terlalu
sibuk akan mencari sumber kebutahan sehingga kurang menjaga dan merawat di
sekitar perkarangan rumahnya. Namun itu terjadi hanya pada sebagian warga saja.
Tetapi rata-rata kesadaran warga dalam menjaga lingkungannya sangat baik.
Kesehatan
lingkungan merupak keadaan jasmani, rphani dan sosial yang baik, tanpa sering
mendapat keluhan sakit sehingga ia lebih banyak menggunakan pikirannya untuk
mencapai suatu prestasi yang lebih baik bagi kesejahteraan hidupnya. Kesehatan
masyarakat yang kami jumpai amat baik dan penyekit yang mungkin terjadi hanya
lah diare dan demam biasa karena kurang menjaga pola makan dan kurang
berolahraga atau kurang menata/membersihkan rumah saja itu sering terjadi pada
anak-anak. Sedangkan penyakit buat orang dewasa/lansia terjadi karena faktor
umur sehingga tidak memungkinkannya untuk melakukan pekerjaan yang terlalu
berat
5.2 Saran
Demikian yang dapat
kami paparkan mengenai laporan kuliah lapangan yang menjadi pokok bahasan dalam
laporan ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul laporan ini. Kami banyak berharap agar para pembaca yang budiman
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi. Agar sempurnanya
laporan ini dan penulisan laporan ini di kesempatan berikutnya. Semoga laporan
ini berguna bagi kami khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Dr. Abdul Razak, Dr.H. Armien Arief. PengetahuanLingkungan:
Universitas Negeri Padang, Fak. Matematika
DAN Ilmu Pengetahuan Alam, 2006.
P. Joko Subagyo S.H, Hukum Lingkungan, Jakarta : Rineka
Cipta, 1999.
Prof. DR. H. Nursid Sumaatmadja, Manusia
dalam Konteks Sosial Budaya dan Lingkungan hidup, Bandung : Alfabeta, 2000.
Juli Soemirat, Kesehatan Lingkungan :
Universitas Gadjah Mada Press, 2001.
Noto Atmodjo, Kesehatan Masyarakat
Ilmu dan Seni, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
0 komentar nya:
Post a Comment