BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Taksonomi
tumbuhan tinggi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan susuna tubuh
tumbuhan yang terdiferensiasi.Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mepelajari
bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Taksonomi tumbuhan tinggi menguraikan bentuk
dan susunan tubuh tumbuhan serta kedudukannya dalam kehidupan tumbuhan itu
sendiri. Jika kita amati setiap tumbuhan, maka akan terlihat beberapa perbedaan
maupun kesamaan dari setiap jenis tumbuhan tersebut.hal
ini pula menjadikan ilmu taksonomi tumbuhan tinggi ini menjadi suatu proses
pemahaman tentang kehidupan tumbuhan disekitar kita.
Dalam
duni tumbuhan terdapat bermaam-macam jenis tumbuhan yang Allah ciptakan di muka
buki ini, yang membuat bumi ini menjadi indah. Diantaranya ada yang disebut
dengan Gymnospermae, Angiospermae, Pteridophyta, dan lain sebagainya. Allah
menciptakan itu semua agar mahluk hidup dapat menikmatinya dan mengambil
pelajaran dari apa yang ada dilingkungan sekitarnya. Hal inilah yang membuat
ilmu Taksonomi Tumbuhan Tinggi menjadi ilmu yang penting untuk dipelajari.
Dalam
taksonomi terdapat dua istilah yang sering dianggap sinonim yaitu identifikasi
dan determinasi. Karena kedua istilah tersebut dianggap sinonim, maka
penggunaannya sering dipertukarkan. Kalau kita memperhatikan definisi dari
kedua istilah tersebut, sesungguhnya terdapat perbedaan identifikasi asal
katanya adalah to identify yang artinya mempersamakan, mencocokkan,
membandingkan dan sebagainya. Sedangkan to determine yang atinya menentuka atau
memastikan. Dengan demikian identifikasi sesungguhnya berarti langkah-langkah
yang dilakukan dengan mempersamakan, mencocokkan, atau membandingkan sifat dan
ciri yang dimiliki oleh dua tumbuhan.
Determinasi
berarti menentukan atau memastikan nama dari tumbuhan atau spesimen tumbuhan
tersebut, sedangkan identifikasi merupakan proses yang dilaksanakna terlebih
dahulu yaitu dengan mengamati sifat-sifat tumbuhan atau spesimen atau yang
lainnya setelah itu lalu melakukan determinasi atau menentukan nama ilmiahnya
yang benar.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa saja
dasar-dasar taksonomi?
2.
Apa saja
macam-macam determinasi?
3.
Bagaimana
pembuatan kunci determinasi sederhana?
4.
Bagaimana
sejarah perkembangan taksonomi tumbuhan tinggi?
5.
Bagaimana cara
pembuatan herbarium?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
dasar-dasar taksonomi
2.
Untuk mengetahui
macam-macam determinasi
3.
Untuk mengetahui
pembuatan kunci determinasi sederhana
4.
Untuk mengetahui
sejarah perkembangan taksonomi tumbuhan tinggi
5.
Untuk mengetahui
pembuatan herbarium
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar-Dasar Taksonomi
Dasar-dasar
taksonomi adalah klasifikasi, identifikasi dan nomenklatur.
Klasifikasi
adalah pengelompokan orgenisme dalam suatu sistem menurut kategori tertentu.
Setiap kategori mengandung sejumlah organism dengan sifat-sifat yang sama dan
mempunyai tetua yang sama. Satuan dasar klasifikasi adalah jenis (spesies).
2.2 Macam-Nacam Kunci Determinasi
Kunci determinasi merupakan cara
analitis buatan yang memungkinkan pengenalan tumbuh-tumbuhan berdasarkan
sifat-sifat yang penting dengan jalan memilih di antara sifat-sifat yang
dipertentangkan, mana yang sesuai (digunakan) dan mana yang tidak sesuai (
tidak digunakan). Kunci identifikasi (determinasi) sangat penting untuk
mengidentifikasi (mengetahui) tumbuhan yang belum diketahui. Kunci determinasi
dibuat dalam bentuk dikotom atau bercabang dua.
Cara menyusun
kunci dikotom
a) pernyataan (cirri-ciri tumbuhan) harus berlawanan
misalnya pernyataan ‘buah batu’ yang
lainnya harus ‘bukan buah batu’
b) pemakaian pernyataan tidak boleh overlapping, kalau
sudah digunakan pada satu urutan pohon dikotom, maka tidak boleh digunakan lagi
pada kelompok yang lain
c) pernyataan harus dimulai dulu dari cirri-ciri yang
umum dari tumbuh-tumbuhan yang akan dibuat kunci determinasinya
d) jangan menggunakan pernyataan yang meragukan seperti
ukuran, rasa, aroma, berat, dan lain-lainseperti bunga besar atau buahnya berat
e) hindari pernyataan yang terlalu umum, contoh : daun
ukuran besar dan daun ukuran kecil
f) kata pertama dari setiap pernyataan di dalam setiap
bait haruslah identik
g) dua pernyataan di dalam setiap bait harus saling
bertentangan
h) hindari penggunaan yang tumpang tindih
i)
pernyataan yang
terdapat pada bait yang berurutan jangan dimulai dengan kata yang sama
j)
menggunakan
sifat-sifat makroskopis
k) setiap bait harus diberi nomor atau huruf
Secara umum ada dua macam kunci determinasi yaitu :
a. kunci satu jalur (single access) atau sequential key
Kunci ini pertama kali di perkenalkna
oleh j.p Lamack pada karangan Frorecancaese padatahun 1778. Kunci ini disusun
berdasarkan hasil deskripsi dan hasil analisa sifat-sifat dari tumbuh-tubuhan.
Kemudian sifat-sifat ini disusun secara dikotomik.sifat yang disusun dikotemik
harus berlawanan misalnya habitus suatu kelompok tumbuhan herbacius berarti
sifat untuk yanglainnya non herbaceous,
atau misalnya bunga berwarna merah yang lainnya bunga berwarna tidak merah
dapat dilihat dengan menngunakan contoh penyusunan kunci determinasi beberapa
sampel dari familia ranunkulaseae:
1.
Ranunculus:
habitusnya herbaceus, buah achene (buah kecil tunggal kering, jelas kelopak dan
mahkota, tidak memiliki taji, memiliki kelenjer nectar padapangkal mahkota)
2.
Adonis:
habitusnya herbaceus, buah achene ,kelopak dan mahkota berbeda, tidak memiliki
taji, mahkota tanpa nectar
3.
Anemone:
tumbuhan herba, buah achene kelopak tidakdapat di bedakan dengan mahkota,
perhiasan bunga petaloid, dan tidak memiliki taji
4.
Clasmatis:
tumbuhan berkayu, buah achene, kelopak tidak dapat dibedakan, tidak memiliki
taji
5.
Caltha: tumbuhan
herba buah berambut, kelopak tidak dapat dibedakan perhiasan bunga petaloid
tidak memiliki taji
6.
Delphinium:
tumbuhan herba buah berambut, kelopak tidak dapat dibedakan, perhiasan bunga
petaloid memiliki satu taji
7.
Aqulegia: tumbuhan
herbaceus buah berambut kelopak petaloid tidak dapat di bedakan denga korola,
taji lima
Berdasarkan informasi diatas dapat diketahui
sifat-sifat seperti
1.
Tumbuhan berkayu
(tumbuhan herba)
2.
Buah achene
(buah berambut)
3.
Kelopak dan
mahkota dapat dibedakan (kelopak dan mahkota tidak dapat di bedakan)
4.
Memiliki taji
(tidak memiliki taji)
5.
Jumalah taji
(taji 5)
6.
Memiliki
mahkotakelenjar nectar pada pangkalnya (mahkota tidak memilliki kelenjar nectar
Ada 3 kunci determinasai yaitu:
a)
Yoked-key atau
kunci identik
Kunci ini
merupakan kunci yang paling banyak digunakan dalammelakukan identifikasi pada
tumbuhan. Pada kunci ini cirri-ciri dan urutan taksonomi telah disusun pada
suatu kelompok mulai dari yang umum ke yang khusus.
1.Buah
achene
2.Kelopak dapat di bedakan dengan mahkota
3.Terdapat kelenjar nectar di
pangkal mahkota… Ranunculus (1)
3.Tidak terdapat kelenjar di
pangkal mahkota…. .Adonis (2)
2.Kelopak
tidak dapat dibedakan dengan mahkota
4.Batang
berkayu……………….Clematis (4)
4.Batang
basah…………….……Anemone (3)
1.Buah
berambut
5.Memiliki
taji
6.Memiliki
satu taji…………..…Delphinum (6)
6.Memiliki
lima taji…………..…Aquelegia (7)
5.Tidak
memiliki taji……………………...Caltha(5)
b)
Bracketed-key
atau kunci parallel
Kunci ini talah
digunakan secara luas pada tumbuh-tumbuhan seperti pada beberapa kunci
determinasi yang telah diterbitkan yaitu: flora
of
the USSR, Plant Central Asia,
flora of the British is les pada kunci ini dua ernyataan yang berlawanan
selalu berdekatan contohnya
1.Buah achene………………………………………………...……….2
1.Buah tidak achene …………………………………………….5
2.Kelopak dapat di bedakan dengan mahkota …………..……….…….3
2.Kelopak tidak dapat di bedakan dengan mahkota ……………….4
3.Memiliki nectar …..…………………………..………...Ranunculus
1
3.Tidak memilki nectar….…………………………………....Adonis 2
4.Batang berkayu ……..……………………………………..clematis
4
4.Batang tidak berkayu…………………………..…………Anemone 3
5.Mahkota bertaji ………………..……………………..………………6
5.Mahkota tidak bertaji……………………………..…..……….Calta 5
6.Memiliki satu taji……..…………………………...……Delphinium 5
6.Memiliki lebih dari stu taji……...……………….………..Aquelegia
7
c)
Kunci berseri
atau kunci bernomor
Sama halnya
dengan kunci identifikasi diatas, kunci ini juga telah banyak digunakan untuk
mengidentifikasi tumbu-tumbuahan. Kunci ini juga di akai pada beberapa volume flora of the USSR. Kunci ini menyerupai
susunan pada yoked-key, tetapi tidak memiliki kelomok dengan jarak margin
tertentu, semuanya disusun sama rata, tanapa penjorokan kedalam seperti pada
yoked-key tersebut.
b. kunci banyak jalur (Multiaccess) multientry key
1.
kunci tabular
2.
formula taksonomi
2.3 Pembuatan Kunci Determinasi Sederhana
Untuk membuat kunci
determinasi perlu memperhatikan hal-hal berikut.
1.
Kunci harus dikotom (berlawanan),
sehingga satu bagian dapat diterima, sedangkan yang lain ditolak.
2.
Ciri yang dimasukkan mudah diamat.
3.
Deskripsi karakter dengan istilah umum
sehingga dapat dimengerti orang.
4.
Menggunakan kalimat sesingkat mungkin
5.
Setiap kuplet diberi nomor
6.
Kata pertama dari setiap pernyataan
dalam satu kuplet harus identik
Contoh:Tumbuhan memiliki bunga …………….
Contoh:Tumbuhan memiliki bunga …………….
Tumbuhan tidak
memiliki bunga ……….
7.
Hindari pemakaian kisaran yang tumpang
tindih atau hal-hal yang bersifat relatif dalam kuplet
Contoh: Panjang daun 4 – 8 cm. Daun
besar atau kecil
Salah satu kunci identifikasi disusun dengan
menggunakan ciri-ciri taksonomi yang saling berlawanan. Tiap langkah dalam
kunci tersebut terdiri atas dua alternatif (dua ciri yang saling berlawanan)
sehingga disebut kunci dikotomi. Kunci determinasi dengan
pernyataan yang berlawanan dapat dilihat pada contoh berikut.
Determinasi
yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal
sebelumnya (dicocokkan ataudipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua
benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi (Inggris to
determine = menentukan, memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah
identifikasi (Inggeris to identify = mempersamakan.
Pembuatan kunci determinasi
Kunci
determinasi merupakan suatu alat yang diciptakan khusus untuk memperlancar
pelaksanaan pendeterminasian tumbuh-tumbuhan. Kunci determinasi dibuat secara
bertahap, sampai bangsa saja, suku, marga atau jenis dan seterusnya. Ciri-ciri
tumbuhan disusun sedemikian rupa sehingga selangkah demi selangkah si pemakai
kunci dipaksa memilih satu di antara dua atau beberapa sifat yang bertentangan,
begitu seterusnya hingga akhirnya diperoleh suatu jawaban berupa identitas
tumbuhan yang diinginkan. Beberapa syarat kunci determinasi yang baik menurut
Vogel (1989) antara lain:
1. Ciri yang dimasukkan mudah
diobservasi, karakter internal dimasukkan bila sangat penting.
2. Menggunakan karakter positif dan
mencakup seluruh variasi dalam grupnya. Contoh :
a). Leaves opposites
b). Leaves either in whorls, or spirally arranged, or
distichous
Bukan
a). Leaves opposites
b)
. Leaves not opposites
3. Deskripsi karakter dengan istilah umum yang
dimengerti orang
4.
Menggunakan kalimat sesingkat mungkin, hindari deskripsi dalam kunci
5. Mencantumkan nomor couplet
6. Mulai dari ciri umum ke khusus, bawah ke
atas.
Menggunakan
Kunci Determinasi
Kunci determinasi adalah suatu kunci untuk
menentukan nama atau kelompok makhluk hidup pada tingkat filum/ divisi, kelas,
ordo, famili, genus, dan spesies. Kunci determinasi diciptakan khusus untuk
memperlancar pelaksanaan determinasi pada tumbuh-tumbuhan.Kunci determinasi
dibuat secara bertahap, sampai bangsa saja, suku, marga, atau jenis dan
seterusnya.Ciri-ciri tumbuhan disusun sedemikian rupa sehingga selangkah demi
selangkah si pemakai kunci dipaksa memilih satu di antara dua atau beberapa
sifat yang bertentangan.Demikian seterusnya, hingga akhirnya diperoleh suatu
jawaban berupa identitas tumbuhan yang diinginkan.
Penggunaan kunci determinasi pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus.Namun, sebenarnya Lammarck (1778) juga pernah menggunakan kunci modern untuk identifikasi.
Penggunaan kunci determinasi pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus.Namun, sebenarnya Lammarck (1778) juga pernah menggunakan kunci modern untuk identifikasi.
Cara menggunakan kunci determinasi
meliputi beberapa tahapan berikut ini:
1.
Mengambil objek yang lengkap Contoh: mengambil seluruh
bagian tumbuhan (akar, batang, daun, buah, biji, dan bunga).
2.
Menggambarkan dan mengidentifikasi objek dengan alat
pembesar, seperti lup.
3.
Mencocokkan hasil pengamatan dengan kunci determinasi
yang memuat ciri objek.
·
Membaca sifat makhluk hidup pada nomor 1A. Semua
kunci determinasi dimulai dari nomor 1A.
·
Jika ciri yang ditunjuk sesuai dengan pernyataan
1A, lihatlah nomor yang ditunjuk di akhir kalimat, dan seterusnya hingga diperoleh
nama makhluk hidup.
·
Jika ciri yang ditunjukkan tidak sesuai dengan
pernyataan 1A, maka langsung lihat pernyataan nomor 1B, dan seterusnya.
4.
Menuliskan nama atau kelompok objek dan menuliskan
rumus determinasinya.
Jenis-jenis kunci determinasi
Berdasarkan
cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih maka dikenal tiga macam kunci
determinasi yaitu kunci analisis, kunci perbandingan, dan sinopsis.
·
Kunci
analisis
Kunci
analisis merupakan kunci yang paling umum digunakan dalam pustaka. Kunci ini
sering juga disebut kunci dikotomi sebab terdiri atas sederetan bait atau
kuplet. Setiap bait terdiri atas dua (atau adakalanya beberapa) baris yang
disebut penuntun dan berisi ciri-ciri yang bertentangan satu sama lain. Untuk
memudahkan pemakaian dan pengacuan, maka setiap bait diberi bernomor, sedangkan
penuntunnya ditandai dengan huruf. Kunci analisis dibedakan menjadi dua macam
berdasarkan cara penempatan bait-baitnya yaitu kunci bertakik (kunci indent)
dan kunci paralel.
·
Kunci
perbandingan
Dalam
kunci perbandingan maka semua takson tumbuhan yang dicakup dan segala ciri
utamanya dicantumkan sekaligus. Yang termasuk kunci perbandingan adalah table,
kartu berlubang, dan kunci Leenhouts.
·
Sinopsis
Sinopsis merupakan kesimpulan suatu sistem penggolongan yang disajikan
secara tertulis. Golongan-golongan yang diduga mempunyai kekerabatan yang erat
dikelompokan dan ciri umum yang dipakai sebagai dasar pengelompokn dicantumkan.
Jadi walaupun penyajian sinopsis itu kebanyakan menyerupai bentuk bertakik,
tetapi tujuan utama penyusunannya bukanlah dimaksudkan untuk mendeterminasikan
takson tumbuhan, jadi sinopsis nerupakan bentuk kunci yang memeperlihatkan
gambaran sifat-sifat teknik yang umum ataua secara keseluruhan dalam membedakan
golongan tumbuhan.
2.4 Sejarah Perkembangan Taksonomi
Tumbuhan
Taksonomi dapat
dikatakan sebagai ilmu yang paling tua dibandingkan dengan ilmu-ilmu lainnya,
taksonomi dipastikan telah digunakan semenjak adanya kehidupan manusia.
Walaupun taksonomi itu berdasarkan manfaat atau kegunaan tanaman tersebut bagi
mereka.
Terdapat
lima periode perkembangan taksonomi tumbuhan
1) Periode sebelum adanya catatan, ini
merupakan periode dimana belum adanya catatan tentang taksonomi tersebut, pada
periode ini manusia mengelompokan tanaman berdasarkan manfaatnya seperti untuk
obat, makanan, pakaian, tempat berlindung, senjata dan lain-lain.
Nama-nama
tanaman yang kita kenal sekarang seperti kentang, tomat, karet, cokelat,
tembakau dan sebagainya, hal ini juga merupakan pengelompokan tanaman yang
telah dilakukan oleh manusia sebelumnya yang disebut dengan taksonomi primitive
2) Catatan Kuno, pada peradaban barat.
periode ini merupakan tonggak sejarah dari peradaban manusia, dan pada masa ini
juga lah dimulainya wastern taxonomi pada masa yunani kuno.
a.
Theophrastos,
kira-kira 300 tahun sebelum masehi, dia seorang yang berkebangsaan yunani, yang
merupakan murid Plato dan Aristotle. Tulisannya lebig dari 200 judul, tetapi
hanya beberapa yang diketahui dengan jelas seperti Enquiry Into Plants, dan The
Causes of Plant, bersama temannya Alexander yang sangat tertarik dengan botani
yang selalu mengambil sampel tanaman pada saat perjalanannya. Mereka menemukan
500 jenis tanaman dan membuat deskripsi tanaman kapas, merica, kayu manis,
pisang dan memberi nama beberapa genera tanaman seperti Asparagus dan
Narcissus. Diantara karya-karyanya yang terkenal antara lain:
1. distinctions
between external (organs) vs. internal (tissue) structures.
2. distinction
between different kinds of tissues.
3. classification
into trees, shrubs, subshrubs and herbs.
4. distinction
between flowering vs. non-flowering plants.
5. recognition
of different kinds of sexual & asexual reproduction.
6. understood
basic anatomy, e.g. sepals & petals modified leaves.
7. True
understanding of fruit
b.
Pliny
dan Elder, merupakan orang romawi yang bekerja sebagai kepala sejarah alam yang
memiliki banyak cabang, tetapi hanya 37 cabang saja yang bertahan, dia selalu
mencoba mencatat sesuatu yang ia tahu tentang dunia. Seperempat dari karyanya
membahas tentang biologi yang kebanyakan tentang obat-obatan dan
pertanian.Lebih dari 1000 tahun karyanya ini selalu di pakai dan ini merupakan
satu diantara karya yang dicetak.
c.
Dioscorides,
hidup dimasa Pliny dan Elder, menulis sebuah karya tertua yang masih dapat di
lihat, yang paling mempengaruhi buku sejarah alam yang pernah ditulis oleh
beberapa ahli, seperti karyanya Materia Medica merupakan catatan
tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat untuk pengobatan. Sampai pada tahun 1500-an, di
pakai kembali sebagai buku referensi.Karya ini banyak dicetak dan sempat
diterbitkan beberapa kali dan digambar ulang beberapa kali juga, dengan adanya
percetakan ulang tersebut gambarnya juga terjadi pembaharuan, dan sebagian
memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan karya aslinya yang pertama kali
di keluarkan.
3) Zaman Pertengan (Dark Ages) masa
dimana runtuhnya romawi sampai dibangunnya kembali sering disebut dengan zaman
kegelapan atau Dark Ages, hal ini dikarenakan sangat sedikitnya lahir
pemikiran-pemikiran dan gagasan-gagasan dan juga minimnya pekerjaan. Pada masa
ini ilmu pengetahuan sangat sedikit sekali bahkan dapat dikatakan tidak ada
perkembangan yang berati di yunani dan Romawi.
Sayangnya
pada zaman ini belum ditemukannya perkembangan informasi tentang ilmu
pengetahuan terutama tentang botani.
Ø Pada masa ini hanya satu ahli botani
yang tercatat yaitu Albertus Magnus (St. Albert) yang mengelompokkan tanaman
dikotil dan monokotil sebagai tanaman vaskular dan tanaman non vascular.
4) Zaman pembanguan Kembali Romawi
(Ranaissance), dimulai pada abad ke 14 di itali ditandai dengan masa pemikiran
para ahli dan seni, kesusasteraan dan dimulainya ilmu pengetahuan modern.
a.
Dua
buah teknologi yang berperan penting terutama untuk taksonomi tumbuhan ialah
mesin cetak dan ilmu navigasi. Hal ini membuat ilmu pengetauan yang ada makin
berkembang dan buku-buku botani tanaman obat yang dikenal dengan herbal semakin
terkenal.
b.
Pada
dasarnya pada masa ini terdapat empat era (zaman)
1. Herbalist (1500-an)
2. Abad ke 17
a. Caesalpino
b. Konsep Aristoteles
c. Bauhin
3. Periode Linnaean (1800-an)
4. Natural Sistem
a. Adanson
b. De Jussieus
c. Bentham & Hooker
5) Teory Evolusi, semenjak di
keluarkannya teori evolusi oleh Darwin pada tahun 1859 hampir semua ahli
biologi menggunakan konsep ini dalam ilmu biologi, dua konsep yang di pakai dalam
klasifikasi ialah: konsep Filogeni dan populasi yang tidak tetap, para ahli
yang menggunakan sistem ini antara lain yang banyak digunakan sampai saat ini
ialah:
a.
Engler
and Prant (1844-1930)
b.
Bessey
(1845-1915)
c.
Cronquist
(1968)
6) Sistem Taksonomi modern, sistem
klasifikasi tumbuhan yang telah menggunakan hubungan kekerabatan pada tingkat
biokimia dan molekular, banyak ahli yang telah memakai sistem ini seperti:
a.
O.
Winge (1917) mengklasifikasikan tanaman berdasarkan karakter dan jumlah
kromosom pada tanaman (Cytology, cytotaxonomy).
b.
B.
Turesson (1920-30-an) menggunakan system klasifikasi dengan melihat variasi
spesies berdasarkan adaptasinya dengan lingkungan (Gene Ecology, Ecotypes).
c.
Alston&
Turner 1959 Taksonomi berdasarkan kandungan kimia (Biochemical Systematics)
d.
Palmer
(1980-an) Taksonomi berdasarkan analisis DNA pada organism (Molecular
Systematic)
2.5 Herbarium
Herbarium
adalah material tumbuhan yang sudah diawetkan, baik kering maupun basah dan
sudah diberi label. Herbarium juga di artikan tempat penyimpanan material
tumbuhan yang sudah diawetkan. Herbarium merupakan alat yang sangat penting
untuk studi taksonomi, karena herbarium merupakan alat yang terbaik dari gambar
yang ada di flora.
Kegunaan dari herbarium adalah :
1.
Sebagai bahan
pengajaran
2.
sebagai bahan
penelitian
3.
untuk
identifikasi tumbuhan
4.
untuk pertukaran
herbarium
5.
sebagai
dokumentasi kekayaan flora atau tumbuhan
6.
sebagai specimen
tipe
Keberhasilan
mempelajari taksonomi tumbuhan dapat dicapai dengan baik salah satunya adalah
memanfaatkan specimen herbarium yang baik. Untuk menghasilkan herbarium yang
baik harus dimulai dengan koleksi yang baik pula. penyiapan koleksi yang
lengkap, baik dan sempurna adalah aspek yang sangat penting bagi suatu specimen
yang baik, sehingga dapat digunakan untuk material studi taksonomi tumbuhan.
Cara pembuatan herbarium
1.
Herbarium Kering
a.
Koleksi
Dalam
mengkoleksi tumbuhan harus mempunyai kelengkapan organ vegetative dan
generative serta karakter biologisnya. Sifat atau karakter yang tidak mungkin
terbawa bersamaan dengan specimen, harus diamati dan dicatat secara lengkap
dilapangan. Misalnya : tinggi. diameter batang, bergetah atau tidak, warna,
bau, rasa, habitat, dan lain-lain.
Untuk
ukuran specimen yang akan diambil lebih kurang 30 cm, jika tinggi tumbuhan
kurang dati 30 cm, maka diambil seluruhnya lengkap dengan akarnya, jika
tumbuhan itu parasit maka tumbuhan inangnya harus terbawa, jika tumbuhan itu
kecil, berumpun dan rumput-rumputan, maka dikoleksi lengkap dengan akar,
batang, daun, bunga, buah, dan biji.
Untuk
tumbuhan besar dan berkayu, sebaiknya koleksi dilengkapi dengan koleksi kayu
atau kulit kayunya. Selain dari karakter morfologi, juga dicatat habitat atau
bentuk hidup (habitus), lokasi pengambilan sampel, habitat, data ekologi, nama
daerah (nama local), dan kegunaannya (pada daerah tempat kita koleksi).
b.
Pengawetan dilapangan
Setelah kita koleksi dilapangan kemudian kita
lakukan pengawetan di lapangan dengan menyusun sampel di dalam Koran (jangan
sampai ada yang keluar ) dan menumpuknya., kemudian diikat dengan tali rafia
dan dimasukkan ke dalam plastic dan di siram dengan alcohol 96% sampai basah
namun tidak tergenang, kemudian kantong plastic diikat sehingga udara tidak
bisa keluar masuk dan diberi lakban. kemudian apit dengan triplek atau besi
plat atau sekurang-kurangnya degan kardus tebal dan diikat dengan kuat agar
spesimenya ter-press.
c.
Pengapitan (Pressing) dan Pengeringan (Drying)
Koleksi yang
telah diawetkan di lapangan dikeluarkan
dari plastiknya (tetap ditekan , jangan sampai dibuka lipatan atau lembaran
korannya), kemudian specimen tersebut dipisahkan masing-masing 5 specimen dan
diapit dengan kardus tebal (40x30), diikat dengan kuat , kemudian dikeringkan
dalam oven 2-3 haridengan suhu 600C atau dijemur dengan panas
matahari sampai kering.
d.
pemisahan dan pengelompokan (sortering)
Setelah specimen kering maka dipisahkan dari kertas
koran atau kardus, kemudian disusun dan dikelompokkan berdasarkan nomor koleksi
di lapangan.
e.
Pemberian Label (Labeling)
Memberi label setiap specimen yang telah kering
dengan isi label adalah tanggal koleksi (Date), Collector ( nama orang yang
mengoleksi), Nomor Collector ( nomor urut koleksi yang dipunyai oleh setiap
kolektor), family (nama suku tumbuhan ), Species (nama jenis), Lokasi ( lokasi
tempat pengambilan koleksi), nama lokasi kecil dan arah serta jarak lokasi dari
kota terdekat yang ada dalam peta, serta tinggi tempat dari permukaan laut,
nama daerah dab catatan tambahan.
f.
Mounting (penempelan)
Mounting yaitu penempelan specimen yang telah kering
pada kertas mounting dengan cara menjahitkannya ( ukuran kertas mounting 40x30
cm). Specimen disusun dengan rapi diatas kertas mounting, dan dipasang label
disudut kanan bawah.
g.
Penyimpanan Herbarium
Herbarium yang
sudah di mounting dan diberi label disimpan pada tempat penyimpanan seperti
kotak atau almari. Sebelum di simpan diberi dulu larutan sublimat atau baigon
untuk mencegah serangga dan jamur. Dalam almari sebaiknya diberi naftalin atau
kanfer atau dilakukan fumigasi dengan gas beracun bagi serangga dan jamur
misalnya gas sianida, paradiklor benzene, campuran diklorit etilen, tetra
klorid karbon, DDT atau CS2. Perlakuan ini dapat diulang setelah
waktu yang cukup lama.
2.
Pembuatan Herbarium Basah
Herbarium basah adalah specimen tumbuhan yang telah
diawetkan dan disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari berbagai macam zat
dengan komposisi yang berbeda-beda.
Untuk membuat herbarium basah digunakan FAA 70%,
misalnya untuk membuat 10 ml FAA 70% dibutuhkan (formalin 5ml, alcohol 70%
90ml, dan asam asetat galasial 5 ml) atau bisa dengan alcohol 70% saja. Untuk
mempertahankan warna asli tumbuhan perlu ditambah dengan turisi (CUCO4)
kedalam larutan pengawet. Material tumbuhan yang akan kita awetkan dimasukkan
kedalam wadah yang sudah berisi larutan pengawet tadi, lalu ditutup supaya
larutan tidak mudah menguap.
Keuntungan herbarium basah adalah bahan yang
diawetkan tidak terlalu jauh kehilangan sifat-sifat aslinya, seperti bentuk,
susunan, bahkan mungkin warnanya. selain itu pembuatan herbarium basah ini
dapat dilakukan dengan cepat, asal larutannya dan wadah telah tersedia. Tetapi
kelemahannya biaya pembuatan tinggi dan mmerlukan wadah atau tempat meletakkan
specimen yang kokoh dan ruangan yang lebih luas dan penanganan harus hati-hati.
Pada wadah herbarium basah juga harus ditempelkan label seperti pada herbarium
kering.
3.
Spesimen Tipe
Merupakan specimen herbarium yang digunakan oleh
author untuk member nama ilmiah jenis (jenis yang baru di dapatkan) dalam wadah
penyusunan deskripsi atau diagnosis jenis tersebut. Spesimen yang dijadikan
specimen type harus memperlihatkan tatanama yang eksplisit koleksi siapa, nomor
berapa, dan tersimpan di herbarium mana. Untuk memudahkan pengenalan specimen
type dalam suatu koleksi, pada lembaran
herbarium specimen yang dijadikan
tipe harus ditulis (dicap) dengan huruf yang mencolok kata “TYPE”.
Halotype merupakan copy-an dari specimen type. Jika
specimen type ini hilang maka dicari lagi specimen yang baru yang diambil lagi
ketempat pertama kali specimen type di dapatkan.
Cara Pengisian Label Herbarium
Family : Familia tumbuhan yang diherbariumkan
species : Nama latin species yang diherbariumkan
Det : Nama oranng (anda atau teman
anda) yang mengklasifikasikan tumbuhan tersebut
date : Waktu ( Tanggal/bulan/tahun)
mengklasifikasikan atau pemberian nama tumbuhan
locality : Tempat
atau lokasi pengambilan sampel
Coll
: Nama kolektor atau orang yang mengkoleksi tumbuhan ini
No.Coll :
Nomor koleksi anda
Det :
Tanggal anda mengambil sampel
Habitat :
Tempat hidup tumbuhan (hidrofit, mesofit, xerofit,epifix, dll)
Vern Name : Nama daerah tunbuhan yang dikoleksi
Annote
: Catatan penting tumbuhan (bagian-bagian yang tidak terlihat setelah
tumbuhan dibuat herbarium, contohnya warna bunga, warna pucuk atau daun muda,
warna daun tua, bau, rasa, dll)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dasar-dasar taksonomi adalah klasifikasi,
identifikasi dan nomenklatur. Klasifikasi adalah pengelompokan orgenisme dalam
suatu sistem menurut kategori tertentu. Setiap kategori mengandung sejumlah
organism dengan sifat-sifat yang sama dan mempunyai tetua yang sama.
Kunci determinasi (identifikasi)
merupakan cara analitis buatan yang memungkinkan pengenalan tumbuh-tumbuhan
berdasarkan sifat-sifat yang penting dengan jalan memilih di antara sifat-sifat
yang dipertentangkan, mana yang sesuai (digunakan) dan mana yang tidak sesuai (
tidak digunakan).
Beberapa syarat kunci determinasi yang baik menurut Vogel
(1989) antara lain:1. Ciri yang
dimasukkan mudah diobservasi, karakter internal dimasukkan bila sangat penting.2.
Menggunakan karakter positif dan mencakup seluruh variasi dalam grupnya.3. Deskripsi
karakter dengan istilah umum yang dimengerti orang.4. Menggunakan kalimat
sesingkat mungkin, hindari deskripsi dalam kunci.5. Mencantumkan nomor couplet.6.
Mulai dari ciri umum ke khusus, bawah ke atas.
Taksonomi dapat dikatakan sebagai ilmu
yang paling tua dibandingkan dengan ilmu-ilmu lainnya, taksonomi dipastikan
telah digunakan semenjak adanya kehidupan manusia. Walaupun taksonomi itu
berdasarkan manfaat atau kegunaan tanaman tersebut bagi mereka.
Herbarium adalah material tumbuhan
yang sudah diawetkan, baik kering maupun basah dan sudah diberi label.
Herbarium juga di artikan tempat penyimpanan material tumbuhan yang sudah
diawetkan. Herbarium merupakan alat yang sangat penting untuk studi taksonomi,
karena herbarium merupakan alat yang terbaik dari gambar yang ada di flora.
3.2 Saran
Dalam
segala hal mungkin selalu ada kekeliruan setiap
melaksanakan suatu perbuatan. Begitu juga dalam penulisan makalah ini, kami
juga menyadari bahwa masih banyak kekeliruan dan mungkin
juga kekurangannya. Baik dari segi penulisan maupun
isi dari makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran maupun kritik
yang membangun.
0 komentar nya:
Post a Comment