Makalah Tentang Nutrisi dan Pencernaan

Posted By Muhammad Aziz on Tuesday, November 1, 2016 | 6:36 AM

BAB I
PENDAHULUAN
  1.1            Latar Belakang
            Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Tubuh manusia memperoleh tenaga dan energi dari makanan. Fungsi makanan antara lain menyediakan materi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh serta memperbaiki jaringan yang rusak. Yang diperlukan tubuh sebenarnya zat makanan atau sari makanan yang terkandung didalam bahan makanan yang kita konsumsi mengandung zat makanan yang siap dipakai oleh tubuh. Untuk dapat dipakai pastinya bahan makanan haruslah dicerna terlebih dahulu, untuk itu dibutuhkan alat – alat pencernaan.
            Proses pencernaan ini dibagi menjadi dua cara yaitu yang pertama secara mekanik (dengan bantuan otot - otot) dan secara kimiawi (dengan bantuan saliva, enzim maupun getah). Dan hasilnya yaitu zat – zat makanan yang dapat digunakan oleh tubuh untuk melakukan aktivitas hidupnya. Organ – organ pencernaan terdiri atas : mulut (gigi lidah dan saliva), esophagus (kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar.
            Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembanganorganisme, diantaranya adalah makanan. Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia dan hewan . Melaluimakanan, hewan dapat memperoleh nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Nutrisi tersebut berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, air dan garam mineral.
            Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.

  1.2            Rumusan Masalah
                       1.         Apa konsep nutrisi?
                       2.         Bagaimana klasifikasi makanan?
                       3.         Bagaimana mekanisme pencernaan makanan?
                       4.         Bagaimana mekanisme absorpsi?
                       5.         Bagaiman mekanisme pengaturan rasa lapar dan kenyang?

  1.3            Tujuan Penulisan
                       1.         Masisiswa mampu menjelaskan dan menganalisis konsep nutrisi.
                       2.         Masisiswa mampu menjelaskan dan menganalisis klasifikasi makanan.
                       3.         Masisiswa mampu menjelaskan dan menganalisis mekanisme pencernaan makanan.
                       4.         Masisiswa mampu menjelaskan dan menganalisis mekanisme absorpsi.
                       5.         Masisiswa mampu menjelaskan dan menganalisis mekanisme pengaturan rasa lapar dan kenyang.
  

BAB II
PEMBAHASAN
  2.1            Konsep Nutrisi
            Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan unuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
  2.2            Klasifikasi Makanan
            Makanan diperlukan oleh tubuh makhluk hidup, perama-ama untuk memperoleh energi. Energi diperoleh dari bahan makanan berupa energi kimia yang disimpan di dalam sel yaitu ATP.
            Sumber energi utama bagi manusia ialah hidrat arang. Pada makanan yang seimbang makanan manusia memerlukan 50-70 persen kalori berasal dari dari hidrat arang. Lemak dan protein juga sebagai sumber energi dan dapat menggantikan hidrat arang pada makanan. Lemak biasanya ditimbun dalam tubuh jika makanan cukup atau berlebih, tapi jika diperlukan akan segera diubah menjadi energi. Banyak hewan untuk beberapa bulan dapat hidup hanya dari lemak cadangan ini. Bahan esensial yang diperlukan tubuh ialah bahan-bahan hasil pencernaan seperti monosakarida, trigliserida sederhana dan asam amino.
                                 1.         Protein merupakan makanan yang sangat penting. Nilai gizi dari berbagai jenis protein tidak sama. Protein hewan hampir seluruhnya dapat digunakan tubuh, sedang protein nabati hanya 10-40 persen saja yang dapat dipergunakan (di absorbsi) oleh tubuh. Selain itu protein mempunyai perbedaan kandungan asam amino. Protein hewan mengandung semua asam amino esensial seperti: leusin, isoleusin, lisin, valin, fenilanin, triptofan, metionin, treonin, dan histidin. Asam amino esensial tidak bisa disintesis oleh tubuh hewan. Pada hewan pemakan rumput (Ruminantia) seperti pada sapi, kambing dan kerbau asam amino esensial diperoleh dari mikroba (bakteri) yang ada didalam lambungnya. Karena itu tidak memerlukan asam amino esensial dalam makanannya.

                                 2.         Lemak. Lemak selain lemak cadangan ada yang disebut lemak esensial yaitu lemak yang penting sebagai penyusun membran plasma, miokondria dan lain-lain. Hewan dapat mensintesis lemak dari hidrat arang dan protein kecuali lemak esensial. Lemak esensial ialah lemak yang mengandung asam lemak tidak jenuh dan lemak yang kompleks seperti kolesterol. Sebagian besar hewan dapat mensintesis lemak esensial sendiri.
                                 3.         Hidrat arang. Merupakan sumber energi yang diperlukan oleh semua hewan. Selain itu hidrat arang akan berlaku sebagai pelindung terhadap kebutuhan protein tubuh. Kebutuhan protein oleh tubuh akan lebih sedikit jika kita cukup makan hidrat arang. Sebaliknya jika kita makanan hewan semuanya protein, hidrat arang akan disintesa dari metabolisme protein.
            Telah dikatakan bahwa hidrat asing, lemak dan protein merupakan makanan yang mengandung energi. Hidrat arang mengandung 4,2 kalori, lemak 9,3 kalori dan protein 4,3 kalori untuk tiap gram. Manusia waktu istirahat total memerlukan 1500 kalori, kerja ringan ± 2000 kalori dan jika kerja berat memerlukan 4000-5000 kalori.
                                 4.         Air. Merupakan bahan yang esensial bagi semua makhluk hidup. semua reaksi biokimia memerlukan air. Air diperoleh dari makanan, atau dari hasil oksidasi makanan yang disebut air metabolik. Air metabolik terutama diperoleh dari oksidasi lemak.
                                 5.         Mineral (unsur-unsur). 70% dari seluruh mineral yang membangun tubuh mammalia terdiri atas kalsium, natrium, kalium, fosfor (P), belerang (S) dan klor. Mineral tersebut diperlukan untuk pembangun, regulasi dan juga untuk pigmen.
a.       Kalsium (Ca) merupakan kation yang sangat penting dan terdapat pada tubuh terutama pada tulang dan gigi. Kalsium diperlukan oleh tubuh dalam proses pembekuan darah, permeabilitas membran sel dan aktivitas otot dan saraf. Pada orang dewasa diperlukan 1 gr kalsium setiap hari sedang anak-anak membutuhkan 2 gr per hari. Sumber-sumber kalsium ialah: kacang-kacangan, sayuran, telur dan susu.
b.      Fosfor (P) diperlukan paling banyak untuk pembentukan tulang dan gigi. Dua puluh persen dari fosfor yang ada didalam tubuh berkombinasi dengan gula, protein dan lemak. Untuk manusia diperlukan kira-kira 1 gr tiap hari. Sumber fosfor yang baik adalah susu dan telur.
c.       Natrium (Na) diperlukan untuk memelihara keseimbangan asam basa pada tubuh. Diperlukan manusia kira-kira 5 mg/ hari mudah diperoleh dari makanan.
d.      Kalium (K) terdapat di dalam tubuh yang berfungsi untuk keseimbangan asam-basa, untuk aktivitas otot dan saraf, kira-kira diperlukan 4 gr K setiap hari.
e.       Chlor (Cl) diperlukan oleh tubuh keseimbangan asam-asam dalam bentuk  NaCl. Sangat penting untuk pembentukan HCl di lambung. Mudah didapat dari garam dalam makanan.
f.       Belerang (S) diperlukan untuk pembentukan protein. Jika diperlukan untuk pembentukan rambut (keratin). Rambut hewan mammalia memerlukan belerang yang cukup tinggi setiap hari.
g.      Besi (Fe) penting untuk respirasi. Ditemukan dalam siokrom, mioglobin dan hemoglobin. Ditemukan juga pada keringat dan struktur yang berasal dari epidermis seperti kuku dan rambut. Sumber Fe terdapat pada sayur hijau, telur, susu, ikan dan hati (liver).  
                                 6.         Vitamin. Ada dua kategori untuk vitamin yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak ialah A, D, E dan K. Vitamin yang larut dalam air ialah: B dan C. Vitamin sangat penting sebagai bagian dari berbagai enzim.
a.       Vitamin A mempunyai fungsi untuk memelihara jaringan epitel. Defisiensi vitamin A menyebabkan keratinisasi dari jaringan epitel. Vitamin A juga merupakan bagian dari pigmen penglihatan (Rhodapsin). Kekurangan vitamin A menyebabkan rabun ayam. Keratinisasi menyebabkan kerusakan kornea yang menyebabkan kebutaan (Xerophthalmia). Kelebihan vitamin A juga menyebabkan keracunan dengan gejala sakit sendi. Sumber vitamin A ialah ikan, susu, mentega, telur (merahnya), buah-buahan berwarna kuning, wortel dan sayuran.
b.      Vitamin B merupakan kelompok vitamin yang terdiri atas: Thiamin dalam bentuk persenyawaan dengan fosfat berperan sebagai koenzim untuk karboksilase. Vitamin ini disebut aneurin atau vitamin B1. Defisiensi vitamin B1 pada mammalia menyebabkan gangguan pada saraf, peredaran darah dan pertumbuhan. Beri-beri merupakan salah satu gejala kekurangan vitamin B1. Sapi dan binatang memmamah biak lain tidak memerlukan vitamin B1 karena dapat mensintesis sendiri dengan bantuan bakteri dan pada lambungnya. Vitamin B1 ditemukan terutama pada kulit beras. Satu hari orang dewasa memerlukan 1,5-2 mg sedang anak-anak memerlukan 0,5-1 mg.
c.       Viamin B2 (Riboflavin) merupakan komponen dari FAD (
Flavin adenin dinukleotida) suatu koenzim dalam ransfer hidrogen pada pernafasan sel. Defisiensi vitamin B2 menyebabkan keilosis (bibir dan sudut mulut pecah dan luka), glositis dan kelainan pada mata (bertambah sensitif atau fotopobi). Riboflavin terdapat pada telur, susu, ragi, daging dan sayur segar. Pada manusia diperlukan 1,4-2,5 mg/hari dan anak-anak memerlukan 0,5-1 mg/hari.
d.      Asam Nikotin merupakan vitamin yang penting dalam pernapasan sel yaitu sebagai bagian dari NAD dan NADP. Kedua koenzim di atas merupakan pembawa hidrogen. Keduanya terdapat pada respirasi sel, tapi NADP terdapat pula pada fotosintesis untuk membawa atom H dari pemecahan air. Defisiensi vitamin ini menyebabkan pellagra (pella=kulit, agra=kasar) dengan ciri-ciri dermatitis (penyakit kulit), mencret (diare) dan gangguan pusat saraf (kemunduran mental). Sumber vitamin: sayur hijau, tomat, telur, susu, ginjal dan hati. Manusia memerlukan 4-19 mg tiap hari tergantung kepada umurnya.
e.       Asam Pantotenat seperti B1 setelah berkombinasi dengan fosfat membentuk koenzim karboksilase berperan dalam pembentukan asetil KoA suatu zat antara pada pernafasan sel. Kekurangan vitamin ini menyebabkan gangguan saluran pencernaan makanan (diare), gastritis dermatitis dan gangguan sisem saraf. Terdapat pada telur, susu, hati, ginjal, dan tomat. Diperlukan antara 10-15 gram tiap hari.
f.       Vitamin B6 (piridoksin) merupakan komponen koenzim di dalam metabolisme asam amino yang berperan dalam dekarboksilasi dan transaminasi. Vitamin ini diperlukan oleh semua hewan di dalam makanannya. Defisiensi vitamin ini pada tikus menyebabkan dermatitis.

  2.3            Mekanisme Pencernaan Makanan
            Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria).
1.    Sistem Pencernaan Pada Ikan (Pisces)
                        Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim).
                        Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umumnya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus.
                        Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus.
Saluran Pencernaan (Tractus Digestivus)
v  Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembang dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang.


v  Rongga mulut (cavum oris)
Di bagian belakan mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapata pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.
v  Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.
v  Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi).
v  Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan.
v  Pilorus
Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit.
v  Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan
v  Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.
v  Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ tersebut.
v  Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor.
2.    Sistem Pencernaan Pada Amfibi
                        Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga).
Saluran pencernaan (Tractus Digestivus)
v  Rongga mulut
Terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa.
v  Esofagus
Berupa saluran pendek.


v  Ventrikulus (lambung)
Berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus.
v  Intestinum (usus)
Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
v  Usus
Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka.
v  Kloaka
Merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.
3.    Sistem Pencernaan Pada Reptil
                        Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging).
Saluran pencernaan (Tractus Digestivus)
v  Rongga mulut
Bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, asing-masing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigimenempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua.
v  Esofagus (kerongkongan),
Merupakan saluran di belakang rongga mulut yang menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak terjadi proses pencernaan.
v  Ventrikulus (lambung)
merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia.
v  Intestinum
Terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
4.    Sistem Pencernaan Pada Burung (Aves)
                        Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.
Saluran pencernaan (Tractus Digestivus)
v  Paruh
Paruh merupakan modifikasi dari gigi.
v  Rongga mulut
Terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk.
v  Faring
v  Berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat.
v  Lambung
Terdiri atas Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis. Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s teeth”,
v  Intestinum
Inesinum terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka. Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.

5.    Sistem Pencernaan pada Hewan Mamah Biak (Ruminansia)
                        Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain.
                        Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam).
                        Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retlkulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasums 7-8′/o. Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansia.
                        Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim.
                        Hewan herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banvak mengandung bakteri. proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi dilambung. Akibatnya, kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu pada sekum. Sedangkan pada sapi, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan memamah biak merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino. Di samping itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metan (CH4), sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi altematif.

  2.4            Mekanisme Absorpsi
            Hasil akhir pencernaan karbohidrat adalah gula sederhana (glukosa, fruktosa, dan galaktosa), hasil akhir pencernaan lemak adalah asam lemak dan gliserol. Sedangkan hasil akhir pencernaan protein adalah asam-asam amino. Vitamin, mineral, air, pada dasarnya tidak mengalami pencernaan, sehingga tetap pada bentuk aslinya.
            Dalam hubungannya dengan pencernaan, absorpsi diartikan sebagai: melintasnya zat-zat makanan (gula sederhana, asam lemak, gliserol, asam amino, vitamin, air, mineral, dan zat-zat lain) dari lumen usus ke dalam sistem sirkulasi. Absorpsi terutama berlangsung didalam usus halus dengan cara difusi, osmosis, transpor aktif. Hanya sedikit makanan yang diserap dalam lambung, karena disamping pencernaan memang belum tuntas, permukaan serap lambung memang tidak luas. Beberapa zat yang diserap dalam lambung antara lain adalah obat dan alkohol. Permukaan didalam usus halus diperluas dengan adanya vili, yang didalamnya mengandung kapiler-kapiler, venula-venula dan pembuluh limpa. Dengan adanya vili tersebut, absorpsi dapat berlangsung lebih baik.
            Hampir seluruh karobohidrat di absorpsi dalam bentuk glukosa, fruktosa, galaktosa. Protein di absorpsi terutama dalam bentuk asam amino meskipun diduga sejumlah protein bermolekul amat kecil dapat di absorpsi oleh usus. Gula sederhana dan asam amino tersebut di absorpsi melalui proses pasif (difusi terbantu) dan proses aktif (transpor aktif). Pada saat konsentrasi gula sederhana asam amino dalam lumen usus tinggi (sehabis makan), maka absorpsi dilakukan terutama secara pasif, namun bila konsentrasinya menjadi lebih rendah dari pada konsentrasi dalam darah, maka absorpsi dilakukan secara aktif.
            Asam lemak dan gliserol akan di absorpsi secara difusi sederhana. Berbeda dengan gula sederhana dan asam amino yang di ransfer dari lumen usus ke dalam sirkulasi darah, asam lemak dan gliserol ditransfer ke dalam pembuluh limpa (lakteal) dengan sebelumnya di sintesis terlebih dahulu menjadi trigliserida didalam sel-sel epitelium usus. Trigliserida akan berkumpul bersama dengan fosfolipid dan kolesterol menjadi tetes-tetes lemak (chylomicrons) dari lakteal tetes lemak bersirkulasi didalam sistem pembuluh limpa yang akhirnya akan masuk ke sirkulasi darah melalui “ductus thoracicus”.
            Sebagian besar air dan elektrolit di absorpsi secara aktif vitamin-vitamin yang larut didalam air di absorpsi langsung kedalam darah, sedangkan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak pertama kali masuk ke sirkulasi limpa, selanjutnya masuk ke darah. Di dalam darah banyak yang larut dalam air bersirkulasi secara bebas, sedangkan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak.
1.      Karbohidrat
            Mekanisme Absorpsi karbohidrat : Monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa) → diabsorpsi→ melalui sel epitel usus halus. Bila konsentrasi monosakarida cukup tinggi : absorpsi secara pasif . Bila konsentrasi turun : absorpsi secara aktif. Glukosa dan galaktosa lebih cepat diabsorpsi daripada fruktosa. Monosakarida melalui vena porta dibawa ke hati di mana fruktosa dan galaktosa diubah menjadi glukosa. Jadi semua disakarida pada akhirnya diubah menjadi glukosa.
2.      Lemak
            Proses absorpsi lemak : Hasil pencernaan lipida → diabsorpsi ke dalam membran mukosa usus halus → dengan cara difusi pasif.
            Makanan akan melewati kerongkongan menuju lambung, tempat penyerapan lemak berlangsung. Di sini, 10-20% lemak dari makanan dipecah. Lemak tersebut akan memasuki usus kecil, di mana tetes-tetes lemak besar diuraikan lebih lanjut oleh kontraksi usus (peristaltik) dan emulsifier (asam empedu dan lesitin) menjadi tetesan lemak yang lebih kecil.
            Sebagian besar lemak pada makanan berbentuk trigliserida. Trigliserida terdiri dari rangka struktur gliserol dengan tiga asam lemak yang menempel dan menjadi bentuk molekuler seperti huruf besar E. Enzim lipase gastrointestinal memecah trigliserida yang terdapat di tetesan lemak kecil menjadi asam lemak bebas dan monogliserida, yang cukup kecil untuk memasuki sel-sel mukosa dinding usus. Untuk itu, molekul-molekul ini harus dapat larut dalam air.
            Asam empedu membungkus asam lemak bebas, monogliserida, vitamin yang larut dalam lemak, lesitin dan kolesterol untuk membentuk tetesan mikroskopik larut air yang disebut misel. Misel kemudian menuju dinding sel dinding usus, di mana asam lemak bebas dan monogliserida melewati membran dan memasuki sel. Misel sendiri tidak melewati membran. Setelah memasuki sel mukosa, asam lemak dan monogliserida bergabung lagi menjadi trigliserida. Proses pencernaan selesai dan lemak dapat diedarkan melalui sistem limfatik menuju sistem peredaran darah lalu ke seluruh tubuh untuk digunakan sebagai energi atau disimpan di sel lemak yang disebut dengan adiposit.
3.      Protein
            Absorpsi ini menggunakan mekanisme transpor natrium seperti halnya pada absorpsi glukosa. Asam amino  → memasuki sirkulasi darah  → melalui vena porta → dibawa ke hati  → sebagian digunakan oleh hati dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah dibawa ke sel-sel jaringan. Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai di ujung usus halus.
            Beberapa jenis protein karena struktur fisika atau kimianya tidak dapat dicerna dan dikeluarkan melalui usus halus tanpa perubahan. Protein yang tidak dapat diabsorpsi akan masuk ke dalam usus besar. Dalam usus besar terjadi metabolisme mikroflora kolon dan produknya dikeluarkan dalam bentuk feses.

  2.5            Mekanisme Pengaturan Rasa Lapar Dan Kenyang
            Mekanisme terjadinya rasa lapar/kenyang sangatlah kompleks. Pusat rasa lapar/kenyang terdapat pada batang otak (hypothalamus). Hipotalamus merupakan bagian ujung anterior diensefalon dan di depan nucleus interpedunkularis. Hipotalamus terbagi dalam berbagai inti dan dareah inti. Hipotalamus terletak pada anterior dan inferior thalamus. Berfungsi mengontrol dan mengatur system saraf autonomy. Pengaturan hipotalamus terhadap nafsu makan terutama bergantung pada interaksi antara dua area, yaitu area nafsu makan (lateral) di anyaman nucleus berkas prosensefalon medial pada pertemuan dengan 20 serabut polidohipotalamik, serta pusat rasa kenyang (medial) di nucleus vebtromedial (Fauci, 2008).
            Nafsu makan dan rasa lapar muncul sebagai akibat perangsangan beberapa area di hipotalamus yang menimbulkan rasa lapar dan keinginan untuk mencari dan mendapatkan makanan (Fauci, 2008).
            Pusat-pusat nafsu makan tersebut saling terhubung melalui sinyal-sinyal kimia sehingga dapat mengkoordinasikan perilaku makan dan persepsi rasa kenyang. Nukleus-nukleus tersebut juga mempengaruhi sekresi berbagai hormon yang mengatur energi dan metabolisme (Fauci, 2008).
            Pusat rasa lapar dan kenyang pada hipotalamus tersebut dipadati oleh reseptor untuk neurotransmitter dan hormon yang mempengaruhi perilaku makan. Secara umum penyebab umum kesulitan makan pada anak dibedakan dalam 3 faktor, diantaranya adalah hilang nafsu makan, gangguan proses makan di mulut dan pengaruh psikologis. Beberapa faktor tersebut dapat berdiri sendiri tetapi sering kali terjadi lebih dari 1 faktor. Penyebab paling sering adalah hilangnya nafsu makan (Guyton dan Hall, 2006).
            Nafsu makan dalam tinjauan gizi seimbang, dapat dikatakan baik dan dan dapat juga dapat dikatakan tidak baik, bila nafsu makan dikatakan baik maka proses makan guna memenuhi kebutuhan gizi tubuh terutama keseimbangan energi akan berjalan maksimal. Namun jika nafsu makan dikatakan tidak baik, ada dua hal kemungkinan akan terjadi, yaitu nafsu makan yang berlebihan (rakus) dan nafsu makan berkurang atau hilang (Guyton dan Hall, 2006).
            Nafsu makan yang berlebihan (terlihat rakus) artinya intake makanan akan melebihi kebutuhan tubuh akibatnya adalah peningkatan berat badan yang tidak 21 dikehendaki dan beberapa akibat lainnya. Sebaliknya nafsu makan berkurang/hilang akan mengakibatkan penurunan berat badan yang tidak dikehendaki dan beberapa akibat lainnya, kemungkinan kedua ini sering dikatakan sebagai kesulitan makan yang mana penyebabnya sangat dipengaruhi oleh gangguan proses makan (fisiologis) dan pengaruh psikologis (Guyton dan Hall, 2006).



BAB III
PENUTUP
  3.1            Kesimpulan
            Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan makanan. Proses tersebut di mulai dari rongga mulut.  Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut: Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
            Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, hati, dan pankreas. Adapun gangguan-gangguan yang disebabkan oleh system pencernaan adalah: diare, sembelit, peritonitis, apendisitas, kolik, dan ulkus.
  3.2            Saran
     Dalam segala hal mungkin selalu ada kekeliruan setiap melaksanakan suatu perbuatan. Begitu juga dalam penulisan makalah ini, kami juga menyadari bahwa masih banyak kekeliruan dan mungkin juga kekurangannya. Baik dari segi penulisan maupun isi dari makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran maupun kritik yang membangun.

Blog, Updated at: 6:36 AM

0 komentar nya:

Post a Comment