BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu
pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari tentang pengungkapan rahasia dan
gejala alam, meliputi: asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk
proses, mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi. Ilmu ini terus
berkembang sejalan dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu, terutama
tentang benda yang ada di sekelilingnya, seperti alam jagad raya beserta isinya
bahkan dirinya sendiri. Rasa ingin tahu tersebut mendorong manusia untuk dapat
memahami dan menjelaskan gejala alam baik secara makroskopik maupun
mikroskopik.
Adanya
kemampuan berpikir pada manusia tersebut yang menyebabkan terus berkembangnya
rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan
ilmu pengetahuan alam (IPA). Dengan akal yang dimilikinya, semua pengetahuan
dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Informasi yang
didapat dapat disimpan dan di ajarkan kepada generasi berikutnya, ditambah
dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka informasi tentang pengetahuan
ini terus bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi berikutnya.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apa pengertian metode ilmiah?
1.2.2
Bagaimanakah kriteria ilmu pengetahuan?
1.2.3
Bagaimanakah langkah-langkah metode
ilmiah?
1.2.4
Apa saja sikap ilmiah yang harus
dimiliki?
1.3
Tujuan
Mampu
memahami metode ilmiah sebagai dasar IPA, kriteria ilmu pengetahuan, langkah-langkah
metode ilmiah, dan sikap ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Metode Ilmiah
Berbagai
cara dilakukan manusia untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan
non-ilmiah dan terutama dengan pendekatan ilmiah. Pencarian pengetahuan dengan
cara ilmiah dilakukan berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris
(fakta) maupun referensi pengalaman sebelumnya. Berdasarkan metode ini, data
atau fakta yang ada, perlu diuji terlebih dahulu sebelum diterima kebenrannya. Oleh
karenannya dengan cara ini suatu pengetahuan atau fakta dapat diperbaiki bila
ada kesalahan atau adanya penemuan baru yang dapat mengkoreksi pengetahuan
sebelumnya. Pengujian harus secara sistematik dan mengikuti kaidah ilmu yaitu
dengan metode ilmiah. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara atau metode ilmiah
disebut sebagai ilmu. Atau dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan yang di
dapatkan berdasarkan metode ilmiah.
Cara
atau metode ilmiah adalah prosedur untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut
ilmu. Atau dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan yang didapatkan berdasarkan.
2.2
Kriteria Ilmu Pengetahuan
Tidak
semua pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu, karena ilmu merupakan pengetahuan
yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu.
a. Logis
atau masuk akal
Sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang telah diakui kebenarannya.
b. Objektif
Pengetahuan
yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung oleh fata empiris.
c. Metodik
Berarti
bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur, dirancang,
diamati dan terkontrol.
d. Sistematis
Berarti
bahwa pengetahuan tersebut disusun dalam satu sistem yang satu dengan lainnya
saling berkaitan dan saling menjelaskan, sehingga merupakan satu kesatuan yang
utuh.
e. Berlaku
umum atau universal
Pengetahuan
berlaku untuk siapa saja dan dimana saja yaitu dengan cara eksperimentasi yang
sama akan diperoleh hasil yang sama atau konsisten.
f. Kumulatif,
berkembang dan tentatif
Khasanah
ilmu pengetahuan selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan baru. Ilmu
pengetahuan yang terbukti salah harus diganti dengan ilmu pengetahuan yang
benar (tentatif).
2.3
Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Operasionalisasi
metode ilmiah dijabarkan dalam tahap kegiatan berikut:
a) Perumusan
Masalah
Masalah
adalah topik atau objek yang diteliti dengan batasan yang jelas serta dapat
diidentifikasi faktor-faktor yang terkait.
b) Penyusunan
Hipotesis
Hipotesis
merupakan argumentasi tentang kemungkinan jawaban sementara tentang masalah
yang ditetapkan, disusun berdasarkan pengetahuan atau teori yang ada dan harus
diuji kebenarannya dengan observasi atau eksperimentasi.
c) Pengujian
Hipotesis
Pengujian
hipotesis merupakan usaha pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis dan
diuji apakah fakta tersebut mendukung hipotesis yang diajukan.
d) Penarikan
Kesimpulan
Kesimpulan
diambil berdasarkan hasil analisis data untuk melihat apakah hipotesis yang
diajukan dapat diterima atau tidak. Hipotesis yang diterima merupakan
pengetahuan yang kebenarannya teruji secara ilmiah dan merupakan bagian dari
ilmu pengetahuan.
2.4
Sikap Ilmiah
Berlandaskan
pada syarat, kriteria dan langkah operasional tersebut maka metode ilmiah
menuntun pembentukan seorang ilmuwan mempunyai sikap ilmiah, antara lain:
a
Jujur
Ilmuwan
wajib melaporkan hasil pengamatannya secara objektif dan jujur, sehingga bila
hasil penelitiannya tersebut diuji kembali oleh peneliti lain akan memberikan
hasil yang sama.
b
Terbuka
Seorang
ilmuwan harus mempunyai pandangan yang luas, terbuka terhadap pendapat orang
lain, jauh dari praduga dan menghargai gagasan baru orang lain meskipun untuk
menerimanya harus melakukan pengujian terlebih dahulu.
c
Toleran
Seorang
ilmuwan tidak akan merasa dirinya paling hebat, bersedia belajar dari orang
lain atau membandingkan pendapatnya dengan yang lain serta tidak pernah
memaksakan pendapatnya pada orang lain.
d
Skeptis
Dalam
mencari kebenaran, seorang ilmuwan akan bersikap hati-hati, meragukan sesuatu
dan skeptis, tetapi kritis sehingga akan menyelidiki (memverifikasi) dahulu
bukti-bukti (informasi) yang mendasari suatu kesimpulan, keputusan atau
pemecahan masalah.
e
Optimis
Seorang
ilmuwan tidak akan mengatakan sesuatu tidak dapat dikerjakan sebelum memikirkan
dan mencoba mengerjakannya terlebih dahulu.
f
Pemberani
Sifat
ilmuwan yang selalu mencari kebenaran, maka akan berani melawan ketidakbenaran,
kepura-puraan yang menghambat kemajuan, meskipun harus merugikan dirinya
sendiri. Sifat pemberani ini dicontohkan oleh Copernicus dan Galilieo mengenai
keyakinan tentang heliosentrisnya yang sangat bertentangan dengan
kepercayaan dan penguasa saat itu yang
mempercayai faham geosentris.
g
Kreatif dan inovatif
Selalu
ingin mendapatkan, menciptakan, memvariasikan sesuatu yang baru terutama guna
mendapatkan nilai tambah.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Cara
atau metode ilmiah adalah prosedur untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut
ilmu. Atau dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan yang didapatkan
berdasarkan. Tidak semua pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu, karena ilmu
merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu:
logis atau masuk akal, objektif, metodik, sistematis, berlaku umum atau
universal, kumulatif, berkembang dan tentatif.
Operasionalisasi
metode ilmiah dijabarkan dalam tahap kegiatan berikut: Perumusan Masalah, Penyusunan
Hipotesis, Pengujian Hipotesis, Penarikan Kesimpulan. Berlandaskan pada syarat,
kriteria dan langkah operasional tersebut maka metode ilmiah menuntun
pembentukan seorang ilmuwan mempunyai sikap ilmiah, antara lain: Jujur, terbuka,
toleran, skeptis, optimis, pemberani, kreatif dan inovatif
3.2
Penutup
Dalam segala hal
mungkin selalu ada kekeliruan setiap
melaksanakan suatu perbuatan. Begitu juga dalam penulisan makalah ini, kami
juga menyadari bahwa masih banyak kekeliruan dan mungkin juga kekurangannya. Baik dari segi penulisan maupun
isi dari makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran maupun kritik
yang membangun.
0 komentar nya:
Post a Comment