Makalah Tentang Metode Ilmiah Sebagai Dasar IPA

Posted By Muhammad Aziz on Tuesday, November 1, 2016 | 6:39 AM

BAB 1
PENDAHULUAN
  1.1            Latar Belakang
            Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari tentang pengungkapan rahasia dan gejala alam, meliputi: asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses, mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu, terutama tentang benda yang ada di sekelilingnya, seperti alam jagad raya beserta isinya bahkan dirinya sendiri. Rasa ingin tahu tersebut mendorong manusia untuk dapat memahami dan menjelaskan gejala alam baik secara makroskopik maupun mikroskopik.
            Adanya kemampuan berpikir pada manusia tersebut yang menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan ilmu pengetahuan alam (IPA). Dengan akal yang dimilikinya, semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Informasi yang didapat dapat disimpan dan di ajarkan kepada generasi berikutnya, ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka informasi tentang pengetahuan ini terus bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi berikutnya.
  1.2            Rumusan Masalah
                           1.2.1      Apa pengertian metode ilmiah?
                           1.2.2      Bagaimanakah kriteria ilmu pengetahuan?
                           1.2.3      Bagaimanakah langkah-langkah metode ilmiah?
                           1.2.4      Apa saja sikap ilmiah yang harus dimiliki?
  1.3            Tujuan
            Mampu memahami metode ilmiah sebagai dasar IPA, kriteria ilmu pengetahuan, langkah-langkah metode ilmiah, dan sikap ilmiah.



BAB II
PEMBAHASAN

  2.1            Pengertian Metode Ilmiah
            Berbagai cara dilakukan manusia untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah dan terutama dengan pendekatan ilmiah. Pencarian pengetahuan dengan cara ilmiah dilakukan berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris (fakta) maupun referensi pengalaman sebelumnya. Berdasarkan metode ini, data atau fakta yang ada, perlu diuji terlebih dahulu sebelum diterima kebenrannya. Oleh karenannya dengan cara ini suatu pengetahuan atau fakta dapat diperbaiki bila ada kesalahan atau adanya penemuan baru yang dapat mengkoreksi pengetahuan sebelumnya. Pengujian harus secara sistematik dan mengikuti kaidah ilmu yaitu dengan metode ilmiah. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara atau metode ilmiah disebut sebagai ilmu. Atau dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan yang di dapatkan berdasarkan metode ilmiah.
            Cara atau metode ilmiah adalah prosedur untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Atau dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan yang didapatkan berdasarkan.
  2.2            Kriteria Ilmu Pengetahuan
            Tidak semua pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu, karena ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu.
a.       Logis atau masuk akal
Sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang telah diakui kebenarannya.
b.      Objektif
Pengetahuan yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung oleh fata empiris.
c.       Metodik
Berarti bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur, dirancang, diamati dan terkontrol.


d.      Sistematis
Berarti bahwa pengetahuan tersebut disusun dalam satu sistem yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan saling menjelaskan, sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.
e.       Berlaku umum atau universal
Pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan dimana saja yaitu dengan cara eksperimentasi yang sama akan diperoleh hasil yang sama atau konsisten.
f.       Kumulatif, berkembang dan tentatif
Khasanah ilmu pengetahuan selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan yang terbukti salah harus diganti dengan ilmu pengetahuan yang benar (tentatif).
  2.3            Langkah-Langkah Metode Ilmiah
            Operasionalisasi metode ilmiah dijabarkan dalam tahap kegiatan berikut:
a)      Perumusan Masalah
Masalah adalah topik atau objek yang diteliti dengan batasan yang jelas serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait.
b)      Penyusunan Hipotesis
Hipotesis merupakan argumentasi tentang kemungkinan jawaban sementara tentang masalah yang ditetapkan, disusun berdasarkan pengetahuan atau teori yang ada dan harus diuji kebenarannya dengan observasi atau eksperimentasi.
c)      Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan usaha pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis dan diuji apakah fakta tersebut mendukung hipotesis yang diajukan.
d)     Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis data untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau tidak. Hipotesis yang diterima merupakan pengetahuan yang kebenarannya teruji secara ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.


  2.4            Sikap Ilmiah
            Berlandaskan pada syarat, kriteria dan langkah operasional tersebut maka metode ilmiah menuntun pembentukan seorang ilmuwan mempunyai sikap ilmiah, antara lain:
                                 a            Jujur
Ilmuwan wajib melaporkan hasil pengamatannya secara objektif dan jujur, sehingga bila hasil penelitiannya tersebut diuji kembali oleh peneliti lain akan memberikan hasil yang sama.
                                b            Terbuka
Seorang ilmuwan harus mempunyai pandangan yang luas, terbuka terhadap pendapat orang lain, jauh dari praduga dan menghargai gagasan baru orang lain meskipun untuk menerimanya harus melakukan pengujian terlebih dahulu.
                                 c            Toleran
Seorang ilmuwan tidak akan merasa dirinya paling hebat, bersedia belajar dari orang lain atau membandingkan pendapatnya dengan yang lain serta tidak pernah memaksakan pendapatnya pada orang lain.
                                d            Skeptis
Dalam mencari kebenaran, seorang ilmuwan akan bersikap hati-hati, meragukan sesuatu dan skeptis, tetapi kritis sehingga akan menyelidiki (memverifikasi) dahulu bukti-bukti (informasi) yang mendasari suatu kesimpulan, keputusan atau pemecahan masalah.
                                 e            Optimis
Seorang ilmuwan tidak akan mengatakan sesuatu tidak dapat dikerjakan sebelum memikirkan dan mencoba mengerjakannya terlebih dahulu.
                                 f            Pemberani
Sifat ilmuwan yang selalu mencari kebenaran, maka akan berani melawan ketidakbenaran, kepura-puraan yang menghambat kemajuan, meskipun harus merugikan dirinya sendiri. Sifat pemberani ini dicontohkan oleh Copernicus dan Galilieo mengenai keyakinan tentang heliosentrisnya yang sangat bertentangan dengan kepercayaan  dan penguasa saat itu yang mempercayai faham  geosentris.

                                g            Kreatif dan inovatif
Selalu ingin mendapatkan, menciptakan, memvariasikan sesuatu yang baru terutama guna mendapatkan nilai tambah.
  

BAB III
PENUTUP

  3.1            Kesimpulan
            Cara atau metode ilmiah adalah prosedur untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Atau dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan yang didapatkan berdasarkan. Tidak semua pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu, karena ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu: logis atau masuk akal, objektif, metodik, sistematis, berlaku umum atau universal, kumulatif, berkembang dan tentatif.
            Operasionalisasi metode ilmiah dijabarkan dalam tahap kegiatan berikut: Perumusan Masalah, Penyusunan Hipotesis, Pengujian Hipotesis, Penarikan Kesimpulan. Berlandaskan pada syarat, kriteria dan langkah operasional tersebut maka metode ilmiah menuntun pembentukan seorang ilmuwan mempunyai sikap ilmiah, antara lain: Jujur, terbuka, toleran, skeptis, optimis, pemberani, kreatif dan inovatif

  3.2            Penutup
                        Dalam segala hal mungkin selalu ada kekeliruan setiap melaksanakan suatu perbuatan. Begitu juga dalam penulisan makalah ini, kami juga menyadari bahwa masih banyak kekeliruan dan mungkin juga kekurangannya. Baik dari segi penulisan maupun isi dari makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran maupun kritik yang membangun.

Blog, Updated at: 6:39 AM

0 komentar nya:

Post a Comment