BAB I
PENDAHULUAN
2.1
Latar belakang
Pedidikan
selalu bertumpuh pada kesejateraan, yakni pengalaman-pengalaman masa lampau,
kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini, dan aspirasi serta harapan
masadepan/melalui pendidikan setiap masyarakat akan melestariakn nilai-nilai
luhur social kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya dalam sejarah bangsa tersebut.
Melalui dengan pendidikan juga diharapkan
dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan objektif masa kini, baik
tuntutan dari dalam maupun tuntutan karena pengaruh dari luar masyarakat yang
bersangkutan. Dan akhirnya, melalui pendidikan akan ditetapkan langkah-langkah
yang akan dipilih masa kini sebagai upaya mewujukan aspirasi dan harapan di masa depan.
Dalam
UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah
ditetapkan antara lain bahwa “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, dan/atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang.
2.2 Rumusan Masalah
1. Apakah masyarakat masa depan itu?
2. Bagaimana paparan tentang perkiraan
masyarakat masa depan?
2.3 Tujuan
1. Memahami beberapa kemungkinan
keadaan masyarakat di masa depan, serat pranan factor-faktor globalisasi,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), arus komunikasi yang
semakin padat dan cepat, serta kebutuhan yang meningkat dalam layanan
professional terhadap masyarakat di masa depan tersebut.
2. Memahami berbagai upaya pendidikan
untuk mengantisipasi masa depan, baik yang berkenan dengan penyiapan manusia
maupun yang berkenan dengan perubahan sosio-kultural, serta pengembangan sarana
pendidikan untuk mendukung upaya-upaya yang sedang atau akan dilaksanakan.
2.4 Manfaat
1.
Bagi mahasiswa calon tenaga kependidikan, utamanya mahasiswa
keguruan, kajian tentang masyarakat masa depan tersebut berdampak ganda, yakni
untuk dirinya sendiri serta pada gilirannya kelak untuk siswa-siswanya.
2.
Agar mahasiswa dapat mengetahui tantangan yang akan
dihadapi di masa yang akan datang dan bisa mempersiapkan diri untuk bersaing di
era globalisasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Perkiraan masyarakat masa depan
Perubahan masyarakat masa depan
kebudayaan dari hari kehari semakin cepat yang meliputi seluruh aspek kehidupan
manusia.
Semakin
cepatnya perubahan tersebut disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, terutama teknologi, komonikasi dan imformasi. Perubahan yang semakin
cepat ini merupakan masyrakat masa depan yang dapat dilihat dari beberapa
karekteristik umun yaitu (1) adanya kecenderungan globalisasi, (2) perkembangan
IPTEK yang semakin cepat, (3) perkembangan arus imformasi yang semakin padat
dan cepat, dan (4) tuntutan layanan yang lebih prefesional dalam segala
kehidupan manusia. Gejala ini sudah terlihat beberapa tahun belakangan ini dan
akan selalu meningkat dimasa yang akan datang.
1.Kecenderungan Globalisai
Pegertian globalisasi mengandung
cangkupan arti yang sangat luas, globalisasi mempuyai arti bahwa bumi merupakan
satu kesatuan yang utuh yang seakan akan tampal batas atministrasi negara.
Dunia semakin menjadi taranfaran, serta saling ketergantungan antar bangsa
didunia ini semakin tinggi.
Pengertian globalisasi bagi ilmuan
sosial diartikan sebagai proses penyebaran rasa cipta dan karya suatu mempengaruhi
budaya yang lemah dan pasif. Budaya yang kuat dan agresif adalah budaya yang
bersifat progresif yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:kebudayaan sehingga
diterima dan diadopsi oleh kebudayaan lain di seluruh dunia (Selo Sumardjan,
1993 yang dikutip Yusufhadi, 1997). Dalam proses globalisasi itu maka budaya
yang kuat dan agresif akan
a. Mempunyai
cara berpikir yang rasional dan realistis
b. Mempunyai
kebiasaan membaca yang tinggi
c. Mempunyai
kemampuan menyerap dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan cepat dan banyak.
d. Terbuka
terhadap inovasi, bahkan selalu berusaha mencari hal-hal baru
e. Mempunyai
pandangan hidup yang berdimensi lokal, nasional dan universal
f. Mampu
memprediksikan dan merencanakan masa depan
g. Memamfaatkan
teknologi yang senantiasa berkembang
(selo sumardjan 1993)
Globalisasi mempengaruhi berbagai segi
kehidupan manusia. Emil Salim (1990) mengemukakan bahwa terdapat empat bidang
yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya, yaitu bidang IPTEK, ekonomi,
lingkungan hidup dan pendidikan. Keempat macam kecenderungan globalisasi
tersebut akan dibahas berikut ini :
(a).
Bidang IPTEK
Globalisasi IPTEK mengalami perkembangan
yang sangat cepat, terutama dengan pemanfaatan berbagai teknologi cangih dalam
kehidupan manusia. Berbagai informasi global yang rinci dan teliti dapat
diperoleh melalui penginderaan jarak jauh tanpa mengenal batas negara.
Globalisasi IPTEK memberi orientasi baru dalam bersikap dan berpikir tampa
batas negara.
(b). Bidang
ekonomi
Globalisasi ekonemi mempengaruhi
perkembangan ekonomi yang tidak megenal lagi batas batas negara.
Akibanyaberkembang berbagai kelompok ekonomi regional seperti masyarakat
ekonomi eropa ( MEE), Aerdagangan batas amerika utara (NAFTA), dan area
perdagangan bebas Asean (AFTA). Globalisasi ekonomi telah menyebab kan batas
batas negara hanya batass tampal dan politik,sedangkan dari segiekonomi semakin
kabur. Krisis ekonomi disuatu negara memberi danpak pada negara-negara lain,
sepertihalnya yang terjadibebrapa tahun
yang lalu terjadi krisis ekonomi pada beberapa negara asia sangat
berpengaruh hampir diseluruh negara-negara di asia.
(c). Bidang
lingkungan hidup
Lingkungan hidup menjadi pembucaraan
dalam berbagai pertemuan internasiaonal, seperti yang mencapai puncaknya di
konfersi tingkat tinggi (KTT) buni atau dengan nama resmi konferensi PBB
mengenai lingkungan hidup dan pembangunan (UNCED) pada tahun 1992 di reo de
janeiro, brazil. Kerusakan lingkungan hidup di suatu tempat akan berdampak
negatif kepada berbagai negara bahkan dapat mengancam kesalamatan planat bumi.
(d). Bidang
pendidikan
Bidang pendidikan khususnya dalam hal
budaya nasional dan budaya nusantara mengalami perubahan dan perkembangan
yangsemakain menglobal akibat dari pengruh buku, radio, televisi dan mediamasa
lainya, suatu acara ditelevisi yang
berlangsung terlihat oleh semua pemirsa dapat mempengaruhi sikap dan prilaku
orang yang menontonya. Kecenderungan globalisasi juga nampak dibidang-bidang
lainya seperti : polotik, hukum, hak asasi manusia , demokratisasi dan
sebagainya . kecenderungan globalisasi merupakan suatu gejala yang tedak dapet
dihindari.
2. Perkembangan Ilmu Pegetahuan dan Teknologi
(IPTEK)
Salah satu ciri masyarakat masa
depan adalah perkembangan IPTEK yang semakin cepat perkembangan IPTEK ini dapat
berdampak positif maupun negatif kepada suatu bangsa, tergantung pada kesiapan
dan kondisi sosial budaya dalam menerima informasi /teknologi tersebut. Dampak
positifya adalah dapat memudahkan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan. Segi
negatif terjadi jika kondisi sosial budaya belum siap menerima pengaruh IPTEK
tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam masyarakat masa depan perlu di
upayakan agar setiap anggota masyarakat melek IPTEK yakni memiliki wawasan yang
tepat serta dapat memanfaatkannya, tanpa harus menjadi pakar IPTEK itu.
Disamping itu juga diperlukan pakar IPTEK yang menguasai bidangnya secara
mendalam serta memiliki wawasan yang luas namun tetap berpijak pada nilai-nilai
moral bangsa Indonesia.
Percepatan perkembangan iptek tersebut terkait
dengan landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis (Filsafat ilmu, 1981)
Segi landasan ontologis objek telaah adalah berupa pengalaman dan semua wujud
yang dapat dijangkau lewat alat indra telah mengalami perkembangan yang pesat
karena didapatkannya piranti yang membantu alat indra tersebut. Dari segi
epistemologis cara yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu
pengetahuan tersebut telah mengalami perkembangan yang pesat. Dengan mulai
meninggalkan metode deduksi ala Aristoteles dan beralih kepada teori Darwin.
Charles Darwin mempelopori penggabungan metode deduktif dengan metode induktif
dan dengan mengajukan hipotesis, maka sekarang dikenal sebagai daur hipotetiko-dedukto-verifikatif
dalam metode ilmiah ataupun model induktif-hipotetiko-deduktif dalam proses
penelitian ( Raka Joni, 1986 ). Perkembangan ilmu yang terakhir ini ialah
penyusun suatu teori atau ilmu teoritis sebagai kerangka pemikiran yang
menjelaskan gejala dan hubungan yang diperoleh dalam pengujian empiris dan
selanjutnya dapat meramalkan dan menentukan cara mengontrol hal – hal itu.
Selanjutnya landasan aksiologis atau untuk apa iptek itu dipergunakan, yang
mempersoalkan untuk apa iptek itu dipergunakan secara moral tertuju pada
kemaslahatan manusia. Dan terdapat serangkaian kegiatan pengembangan dan
pemanfaatan iptek, yakni :
a.Penelitian dasar ( basic research )
b. Penelitian terapan ( applied
research )
c.Pengembangan teknologi (
technological development )
d.Penerapan teknologi
Ilmu
itu adalah kekuasaan seperti yang diucapkan Francis Balkon, karena ilmu adalah
kekuasaan maka teknologi merupakan alat kekuasaan atas :
·
Manusia, yakni demi kemaslahatan atau sebaliknya
mengeksloitasi menusia itu.
·
Kebudayaan, yakni memperkaya dan memperkuat kebudayaan atau
melunturkan nilai – nilai budaya yang dapat menimbulkan krisis identitas
budaya.
·
Alam, yakni memanfaatkan sambil menjaga kelestariannya
ataukah memusnahkan seluruh kehidupan di bumi. Untuk itu iptek merupakan salah
satu kunci keberhasilan kita di masa depan.
Segala
sesuatu itu pasti ada dampak positif dan negatif yang ditimbulkan begitu pula
dengan iptek bisa menjadi peluang dan tantangan. Peluang bagi kita untuk
mengikuti perkembangan iptek tersebut secara dini dan apabila masyarakat belum
siap menerimanya maka akan berubah menjadi tantangan. Untuk itu diharapkan di
masa – masa mendatang lahir pakar – pakar iptek yang menguasai secara mendalam
dan memiliki wawasan yang luas dan mampu bekerja secara disiplin dan tetap
berpijak pada budaya indonesia.
3.Perkembangan Arus Komunikasi dan Informasi yang
Semakin Cepat
Semakin maju suatu masyarakat semakin
banyak informasi yang diperlukan dalam waktu yang semakin pendek serta dalam
jangkauan yang semakin luas. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
saat ini dan masa depan, seakan-akan telah mengatasi dimensi ruang dan waktu.
Menurut Yusuf Hadi Miarso (1997)
mengemukakan bahwa perkembangan dalam era reformasi di tandai oleh ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Meningkatkan
daya muat dalam mengumpulkan informasi, menyimpan dan menyajikan
2. Meningkatkan
kecepatan penyajian informasi
3. Melimpahnya
miniaturisasi perangkat kelas
4. Keragaman
pilihan informasi
5. Biaya
perolehan informasi dari jarak jauh semakin menurun
6. Kemudahan
penggunaan produk informasi
7. Distribusi
informasi semakin luas
8. Meningkatnya
kegunaaninformasi
4.Tuntutan Layanan Professional
Masyarakat
masa depan ditandai oleh kebutuhan akan layanan profesional dalam berbagai
bidang kehidupan. Layanan profesional ini diberikan oleh pemegang profesi
tertentu. Profesi pada dasarnya adalah suatu lapangan pekerjaan dengan
persyaratan tertentu yaitu suatu bidang pekerjaan khusus yang ditandai dengan
keahlian dan tanggung jawab. Profesi memerlukan teknik dan prosedur kerja yang
harus dipelajari dalam waktu tertentu. Suatu profesi mempunyai ciri sebagai
berikut:
a. Lebih
mengutamakan pelayanan kemanusian yang ideal yang dilakukan oleh pemangku
profesi
b. Terdapat
sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah teknik dan prosedur
yang unik, serta diperlukan waktu yang relative panjang untuk mempelajarinya.
c. Terdapat
suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi tertentu, sehingga hanya yang
kompeten yang diperbolehkan melaksanakan layanan profesi itu.
d. Terdapat
kode etik profesi yang mengatur keanggotaan serta tingkah laku, sikap, dan cara
kerja anggotanya.
e. Terdapatnya
informasi profesi yang berfungsi menjaga/meningkatkan layanan profesi dan
melindungi anggotanya
f. Pemangku
profesi memandang profesinya sebagai suatu karir hidup dan menjadi anggota yang
relatif permanen, serta mempunyai kemandirian dalam melaksanakan profesinya dan
untuk mengembangkan kemampuan frofesionalnya.
Di bawah ini berbagai ciri profesi (
dari profesionalisasi jabatan guru 1983: 4-6 ) menurut Rober W. Richey ( 1974 )
dan D. Westby gibson ( 1965 ) yaitu :
1.
Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal, dan
layanan itu harus mendapa pengakuan dari masyarakat.
2.
Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari
sejumlah teknik dan prosedur yang unik, serta memerlukan waktu yang relatif
panjang untuk mempalajarinya sebagai periode persiapan yang sengaja dan
sistematis agar mampu melaksanakan layanan itu.
3.
Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi
tertentu, sehingga hanya yang kompeten yang diperbolehkan melaksanakan layanan
profesi itu.
4.
Terdapat suatu kode etik profesi yang mengatur keanggotaan,
serta tingkah laku dan cara kerja dari anggotanya itu.
5.
Terdapat organisasi profesi yang akan berfungsi menjaga
layanan profesi dan melindungi kepentingan dan kesejahteraan anggotanya.
6. Pemangku profesi memandang
profesinya sebagai suatu karir hidup dan menjadi seorang anggota yang relatif
permanen serta mempunyai kemandirian dalam melaksanakan profesinya dan untuk
mengembangkan kemampuan profesionalnya sendiri.
Untuk
menjadi seorang profesional memerlukan tahapan – tahapan yang sangat panjang.
Howsam, et. al. ( 1976 : 7-9 ) mengemukakan suatu pandangan historis tentang
profesi dengan mengemukakan lima lingkaran konsentris dari titik tengah
berturut – turut :
1.
Profesi tertua yakni hukum, kesehatan, teologi dan dosen.
2.
Profesi baru yakni arsitektur, insinyur, dan optometri.
3.
Pekerjaan yang segera diakui sebagai profesi umpama pekerja
sosial yang masih semi profesional akan segera diakui sebagai profesional.
4.
Semi profesional.
5. Pekerjaan biasa yang tidak berusaha
memperoleh status pofesional
Profesionalisasi
merupakan proses pemantapan profesi sehingga memperolah status yang melembaga
sebagai profesional ( Nugroho Notosusanto, 1984: 13-16), di dalamnya akan
terkait dengan permasalahan akreditasi, sertifikasi dan izin praktek. Mc. Cully
( 1969 dari T. Raka Joni, 1981: 5-8) mengemukakan enam tahap dalam proses
profesinalisasi yakni :
1.
Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh
suatu profesi sehingga memperoleh pengakuan masyarakat dan pemerintah.
2.
Penepakatan antara kelompok profesi dan lembaga pendidikan
prajabatan tentang standar kompetensi minimal yang harus dimiliki setiap calon
profesi tersebut.
3.
Akreditas, pengakuan resmi tentang kelayakan suatu program
pendidikan prajabatan yang ditugasi menghasilkan calon tenaga profesi yang
bersangkutan.
4.
Mekanisme sertifikasi dan pemberian izin praktek.
5.
Baik secara perseorangan atau kelompok, pemangku profesi
bertanggung jawab penuh terhadap segala aspek pelaksanaan tugasnya yakni
kebebasan mengambil keputusan secara profesional.
6. Kelompok profesional memiliki kode
etik, yang berfungsi ganda yaitu :
a.
Perlindungan terhadap masyarakat agar memperoleh layanan yang
bermutu.
b.
Perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas anggota.
Berdasarkan ciri
suatu profesi seperti di atas, dapat diketahui status profesional memerlukan
persyaratan yang cukup berat, sehingga tidak semua jenis pekerjaan dapat
memperoleh status profesional tersebut.
2.2 Upaya Pendidikan Dalam
Mengantisipasi Masa Depan
Untuk menghadapi tantangan masa
depan yang bercirikan globalisasi, IPTEK dan arus informasi yang cepat dan
layanan profesionalnya diperlukan pembaharuan pendidikan yang dilakukan secara
sistemik dan sistematik yaitu pendidikan yang dirancang secara teratur melalui
perencanaan yang bertahap dan menyeluruh mulai dari lapis sistem pendidikan
nasional, tiap lembaga pendidikan sampai pada lapis individual. Untuk itu pendidikan berkewajiban
mempersiapkan generasi baru yang mampu menghadapi tantangan zaman baru yang
akan datang. Yang melahirkan generasi yang “ think globally but act locally”.
Sehingga diperlukan pula penggarapan pendidikan yang baru yang harus menyeluruh
mulai dari lapis sistem/nasional, lapis institusional, sampai pada lapis
individual ( Charter dan Jones, 1973 dari Raka Joni 1983 : 24 ). Pada lapis
sistem, secara nasional telah ditetapkan serangkaian kebijakan yang dituangkan
dalam sejumlah perundang – undangan, utamanya UU-RI No 2 tahun1989 tentang
sisdiknas beserta serangkaian aturan pelaksanaannya. Penggarapan pada lapisan
institusional berkaitan dengan aspek kelembagaan seperti : kurikulum, struktur
dan mekanisme pengelolaan, sarana dan prasarana. Sedangkan pada lapis
individual penggarapan upaya pembaharuan utamanya terkait dengan semua personal
yang terlibat dalam pendidikan yaitu guru dan siswa. Keberhasilan terhadap
antisipasi masa depan pada akhirnya ditentukan oleh kualitas manusia yang
dihasilkan oleh pendidikan. Pembangunan manusia indonesia seutuhnya merupakan
kunci keberhasilan bangsa dan negara indonesia pada abad ke 21 yang akan
datang. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
merupakan kunci keberhasilan bangsa dan Negara Indonesia dalam menghadapi masa
depan. Oleh sebab itu perlu di kaji:
1)
Tuntutan bagi manusia masa depan.
2) Upaya mengantisipasi masa depan,
utamanya yang berhubungan dengan perubahan nilai dan sikap.
1.Tuntutan Bagi
Manusia Masa Depan
Seperti sudah diuraukan sebelumnya
bahwa masyarakat masa depan harus punya kemampuan menyesuaikan diri dengan
keadaan, maka manusia Indonesia di tuntut agar:
a. Tanggap
terhadap berbagai permasalahan social, Politik, Kultural dan lingkungan
b. Kreaktif
dalam menemukan alternative pemecahan masalah
c. Memiliki
etos kerja yang tinggi dan efisien.
d. Bertolak dari tesis ketidakpastian
Dalam
upaya menjadi menusia masa depan banyak tantangan – tantangan yang akan
dihadapi seperti : kemampuan menyesuaikan diri dan memanfaatkan peluang
globalisasi berbagai bidang. Berdasarkan acuan normatif yang berlaku (UU RI No
2 / 1989 beserta peraturan pelaksanaanya ) telah ditetapkan rumusan tujuan
pendidikan indonesia, yang dapat dianggap profil menusia indonesia di masa
depan. Salah satu ketentuan yang penting pada perundang – undangan itu adalah
wajib belajar sembilan tahun yaitu SD, SMP dan SMK/SMA. Dalam penjelasan PP RI
No 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar ( penjelasan pasal tiga ) dikemukakan
tujuan – tujuan pendidikan dasar tersebut, sebagai berikut :
a. Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang-kurangnya
mencangkup upaya untuk :
1)
Memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan.
2)
Membiasakan untuk berperilaku yang baik.
3)
Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar.
4)
Memelihara kesehatan jasmani dan rohani.
5)
Memberikan kemampuan untuk belajar
6)
Membentuk kemampuan belajar.
b. Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota
masyarakat sekurang – kurangnya mencangkup upaya :
1) Memberkuat kesadaran hidup beragama
dalam masyarakat.
2) Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam
masyarakat.
3) Memberikan pengetahuan dan keterampilan
dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehudupan bermasyarakat.
c. Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai warga negara
sekurang – kurangnya mencangkup upaya untuk :
1) Mengembangkan perhatian dan
pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara RI.
2) Menambahkan rasa ikut bertanggung
jawab terhadap kemajuan bangsa dan negara.
3) Memberikan pengetahuan dan
keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
d.
Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota umat manusia mencangkup
upaya untuk :
1) Meningkatkan harga diri sebagai
bangsa yang merdeka dan berdaulat
2) Meningkatkan kesadaran tentang hak
asasi manusia.
3) Memberikan pengertian tentang
ketertiban dunia.
4) Meningkatkan kesadaran pentingnya
persahabatan antar bangsa.
5) Mempersiapkan peserta didik untuk
mengikuti pendidikan menengah dalam menguasai kurikulum yang diisyaratkan.
Makaminan Makagiansar ( 1990: 5-6 ) mengemukakan
pentingnya mengembangkan empat hal pada peserta didik, yakni :
1) Kemampuan mengantisipasi (
anticipate ) perkembangan berdasarkan ilmu pengetahuan.
2) Kemampuan dan sikap untuk mengerti
dan mengatasi situasi ( cope ).
3) Kemampuan mengakomodasi ( accomodate
), utamanya perkembangaan iptek serta perubahan yang diakibatkannya.
4) Kemampuan merorientasi ( reorient ),
utamanya kemampuan seleksi ( filter ) terhadap arus informasi yang memborbardirnya.
Akhirnya
dikemukakan pendapat Mayjen Sajidiman ( 1972: 10-11) yang menekankan kemampuan
yang diperlukan manusia indonesia berdasarkan fungsinya, yakni:
v Pekerja yang terampil yang menjadi
bagian utama dari mekanisme produksi yang harus lebih efektif dan efesien.
v Pemimpin dan manajer yang efektif,
yang memiliki kemampuan mengendalikan pelaksanaan dengan cakap dan berwibawa.
v Pemikir yang menentukan arah
perjalanan dan melihat segala kemungkinan di hari depan.
2. Upaya Mengantisipasi Masa Depan
Berdasarkan perkiraan tentang
masyarakat masa depan dan profil manusia yang akan berhasil di dalam masyarakat
masa depan, maka akan dikemukan upaya pendidikan yang perlu dilakukan untuk
mewujudkan masyarakat masa depan tersebut. Upaya tersebut berkaitan dengan (a)
pembentukan /perubahan nilai dan sikap (b) pengembangan kebudayaan (c)
pengembangan sarana pendidikan.
a.Pembentukan
atau perubahan Nilai dan Sikap
Untuk mengantisipasi masa depan
yang bersifat global dan arus informasi yang cepat, maka tugas pendidikan yang
utama adalah pembentukan/penanaman nilai dan sikap yang sesuai dengan
nilai-nilai luhur yang mendasari kepribadian bangsa Indonesia.
Nilai
dan sikap memang memegang peranan penting dalam membentuk wawasan dan perilaku
manusia. Nilai merupakan norma atau kaidah yang menjadi rujukan atas perilaku.
Nilai – nilai tersebut bersumber dari nilai agama, hukum, adat istiadat,
kesopanan, moral dan lainnya baik yang tertulis ataupun tidak tertulis. Salah
satu pengaruh nilai – nilai tersebut akan tampak dalam sikap seseorang. Kalau
nilai masih bersifat umum maka sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan
disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikao terhadap
objek tersebut. Dalam bersikap dapat dibedakan tiga aspek, yakni :
1. Aspek kognitif seperti pemahaman
tentang objek sikap.
2. Aspek afektif yang sangat
dipengaruhi oleh nilai dan dapat sangat subjektif seperti setuju atau tidak
setuju, suka atau benci dan sebagainya.
3. Aspek konatif yang mendorong untuk
bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut.
Ketiga
aspek tersebut pada dasarnya terpadu atau saling berkaitan dalam membentuk
sikap seseorang.
Pembentukan
pengubahan nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti pembiasaan, pelaksanaan dan sebagainya. Perubahan nilai dan sikap
dalam rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian rupa
sehingga dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek pembaharuan
dan pelestarian. Nilai – nilai luhur yang mendasari kepribadian dan kebudayaan
indonesia semestinya akan tetap dilestarikan agar terhindar dari krisis
identitas.
b.Pengembangan
Kebudayaan
Budaya bangsa Indonesia tidak hanya
berasal dari budaya berbagai daerah Nusantara, tetapi juga dipengaruhi oleh
budaya luar dari berbagai Negara di dunia akibat pergaulan bangsa Indonesia
yang terbuka dengan semua bangsa di dunia. Saling pengaruh dalam pengembangan
kebudayaan di dunia ini adalah merupakan hal yang lumrah, namun pengembangan
budaya tersebut harus dapat melestarikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sebagai
inti ketahanan budaya yang menjadi acuan pokok dalam memilih dan memilah segala
pengaruh yang datang dari luar agar tidak terjadi krisis identitas bangsa
Indonesia.
Salah
satu upaya penting dalam mengatasi masa depan adalah uapaya yang berkaitan
pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal – hal yang berkaitan
dengan sarana kehidupan manusia. Kebudayaan adalah hasil karya manusia melalui
cipta dan karsa yang berkaitan dengan religi, kesenian, bahasa, pengetahuan
sampai sisem teknologi dan peralatan. Sekarang ini masyarakat indonesia
berusaha untuk beralih dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri atau
informasi sehingga unsur – unsur kebudayaan yang ada pun akan ikut terpengaruh
dan berkembang. Keseluruhan unsur kebudayaan tersebut akan saling mempengaruhi
satu dengan yang lainnya baik itu di Indonesia dan di dunia sekalipun. Saling
pengaruh dalam pengembangan kebudayaan di dunia ini, merupakan hal yang wajar
dalam era globalisasi. Berkaitan dengan hal itu UNESCO telah menetapkan konsep
Dasawarsa Kebudayaan Sedunia yang menekankan bahwa pengembangan kebudayaan
dunia masa kini harus meliputi empat dimensi ( Makaminan Makagiansar, 1990: 7 )
yakni :
1. Afirmasi atau penegasan dimensi
budaya dalam proses pembangunan, karena pembangunan akan hampa jika tidak
diilhami oleh kebudayaan masyarakat / bangsa yang bersangkutan.
3. Mereafirmasi dan mengembangkan
identitas budaya, dan setiap kelompok manusia berhak diakui identitas budayanya.
4. Partisipasi, yakni dalam pengembangan
suatu bangsa dan negara maka partisipasi yang optimal dari masyarakat adalah
mutlak diperlukan.
5. Memajukan kerja sama budaya
antarbangsa yang merupakan tuntutan mutlak era globalisasi.
c.Pengembangan Sarana
Pendidikan
Pengembangan sarana pendidikan
merupakan salah satu prasyarat utama untuk memperoleh kesempatan dan menghadapi
tantangan masa depan. Sector pendidikan telah mempunyai kerangka dasar
seperangkat per undang-undangan yaitu UURI No.20 Tahun 2003 beserta peraturan
pelaksanaannya. Dengan adanya perundang-undangan ini maka pendididkan mempunyai
acuan yang jelas dalam penyesuain dengan keadaan yang selalu berubah, terutama
perkembangan masyarakat di masa yang akan datang. Untuk menghadapi era
globalisai ini beberapa upaya yang masih perlu dilakukan adalah;
1)
Pemantapa kurikulum
(kurikulum inti dan lokal)
2)
Pemantapan strategi
pembelajaran
3)
Peningkatan kualitas
tenaga kependidikan
4)
Peningkatan sumber daya
pendidikan lainnya.
Sampai
kapanpun pendidikan merupakan pilar utama dalam mengantisipasi masa depan,
karena pendidikan selalu diorientasikan pada penyiapan peserta didik untuk
berperan di masa depan / yang akan datang. Untuk itu pengembangan sarana dan
prasarana pendidikan harus terus diringkatkan dan disiapkan dengan sebaik –
baiknya agar proses pendidikan dapat berlangsung dengan lancar dan tepat
sasaran. Dari tahun ke tahun pemerintah telah menetapkan perundang – undangan
dalam sistem pendidikan dan sekarang ini telah ditetapkan sistem wajar yaitu
wajib belajar sembilan tahun ( 6 tahun SD dan 3 tahun SMP ). Peningkatan mutu
pendidikan dasar itu yang wajib diikuti oleh semua warga negara akan menjadi
cikal bakal ke arah peningkatan mutu pendidikan menengah dan tinggi serta terbentuknya
asyarakat terdidik yang mampu terus belajar mandiri. Dalam menyongsong era
globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal yang secara
khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. Santoso S. Hamijoyo (
1990: 33 ) mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut
yakni :
1. Pendidikan untuk mengembangkan
iptek, dipilih terutama dalam bidang – bidang yang vital, seperti manufakturing
pertanian, sebagai modal utama menghadapi globalisasi.
2. Pendidikan untuk mengembangkan
keterampilan manajemen, termasuk bahasa – bahasa asing yang relevan untuk
hubungan perdagangan dan politik, sebagai instrumen operasional untuk berkiprah
dalam globalisasi.
3. Pendidikan untuk pengelolaan
kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan kesehatan sebagai penangkal
terhadap menurunnya kualitas hidup dan hancurnya sistem pendukung kehidupan
manusia.
4. Pendidikan untuk pengembangan sistem
nilai, termasuk filsafat, agama, ideologi demi ketahanan sosial – budaya
termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.
5. Pendidikan untuk mempertinggi mutu
tenaga kependidikan dan pelatihan, terhadap pengelola sistem pendidikan formal
dan non-formal, demi penggalakan peningkatan pemerataan mutu, relevansi, dan
efesiensi sumber daya manusia serta keseluruhan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan
selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang akan datang.
Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat
masa depan. Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan
cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk
sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
1.
Kecenderungan globalisasi yang makin kuat.
2.
Perkembangan iptek yang makin cepat.
3.
Perkembangan arus informasi yang makin padat dan cepat.
4.
Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan professional dalam
berbagai segi kehidupan manusi. Keseluruhan hal itu telah mulai tampak
pengaruhnya masa kini, serta diperkirakan akan makinpenting peranannya di masa
depan.
Masyarakat
masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima
arus informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya,telah memerlukan warga yang
mau dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri
dengan situasi baru tersebut. Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi
baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang.
Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat
haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematik-sistematik.
Pembanguna manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan
negara Indonesia dalam abad 21 yang akan datang untuk itu diperlukan:
·
Tuntutan bagi manusia masa depan.
·
Upaya mengantisipasi masa depan, utamanya yang berhubungan
dengan perubahan nilai dan sikap sebagai manusia modern, pengembangan kehidupan
dan kebudayaan, serta pengembangan sarana pendidikan.
3.2 Saran
Pendidikan
akan menyiapkan peserta didik memasuki masyarakat dimasa depan. Oleh karena
itu, keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan seharusnya berorientasi
kemasyarakat masa depan. Dengan demikian, pendidikan, diharapkan mampu
menghasilkan manusia yang dapat nenyesuaikan diri serta mampu mengembangkan
masyarakat masa depannya itu.
0 komentar nya:
Post a Comment