BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Istilah protein berasal dari kata Yunani Proteos,
yang berarti yang utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh
seorang ahli kimia belanda, Gerardus Mulder (1802-1880), karena ia berpendapat
bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan
merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah
protein, separuhnya ada didalam otot, seperlima didalam tulang dan tulang
rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya didalam jaringan lain dan
cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah,
matriks interseluler dan sebagainya protein. Disamping itu asam amino yang
membentuk protein bertindak sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon,
asam nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan.
Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat
digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan
jaringan tubuh.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun masalah dari
latar belakang diatas yaitu
1. Jelaskan
Komposisi kimia dan klasifikasi protein ?
2. Jelaskan
penggolongan, struktur dan denaturasi protein ?
3. Jelaskan
asam amino protein ?
4. Jelaskan
fungsi protein ?
5. Jelaskan
pencernaan dan metabolisme protein ?
6. Jelaskan
akibat kekurangan dan kelebihan protein ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari
makalah ini yaitu agar dapat memahami ;
1. Komposisi
kimia dan klasifikasi protein.
2. Penggolongan,
struktur dan denaturasi protein.
3. Asam
amino protein.
4. Fungsi
protein.
5. Pencernaan
dan metabolisme protein.
6. Akibat
kekurangan dan kelebihan protein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein
secara kimia lebih kompleks lagi, tetapi seperti karbohidrat dan lipid, protein
juga tersusun dari senyawa gabungan yang sederhana semua protein mengandung
atom karbon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen serta protein-protein yang
mengandung sulfur dan fosfat. (Ethel Sloane 2003 : 24)
Manusia
maupun hewan tidak dapat mensintesis sepuluh dari dua puluh asam L-α amino umum
dalam jumlah yang memadai untuk menunjang pertumbuhan pada masa bayi atau
mempertahankan kesehatan saat dewasa. ( Robert K. Murray 2009 : 14 )
Protein
mengalami perubahan fisik dan fungsional yang mencerminkan siklus hidup
organisme tempat protein itu berada. ( Robert K. Murray 2009 – 22 )
BAB III
PEMBAHASAN
A.
KOMPOSISI
KIMIA DAN KLASIFIKASI PROTEIN
Protein
adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga
beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang
terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas
unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Beberapa asam amino
disamping itu mengandung unsur-unsur fosfor, besi, sulfur, iodiom, dan kobalt.
Unsur nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat didalam semua
protein akan tetapi tidak terdapat didalam karbohidrat dan lemak. Unsur
nitrogen merupakan 16% dari berat protein.
Molekul
protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul
dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya. Berat molekul protein
bisa mencapai 40 juta. Bandingkan dengan berat glukosa yang besarnya 180. Ada
dua puluh jenis asam amino yang diketahui sampai sekarang yang terdiri atas
sembilan asam amino esensial ( asam amino yang tidak dapat dibuat tubuh dan
harus didatangkan dari makanan ) dan sebelas asam amino nonesensial.
§ Sumber Protein
Bahan makanan hewani merupakan sumber
protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging,
unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan
hasilnya, seperti tempe dan tahu, serta kacang-kacangan lain. Kacang kedelai
merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai biologi
tertinggi. Bahan makanan nabati yang kaya akan protein adalah kacang-kacangan.
B.
PENGGOLONGAN,
STRUKTUR DAN DENATURASI PROTEIN
a.
Penggolongan
Protein Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya protein dibedakan
atas :
- Protein globular,
Protein
Globular berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut dalam air, berdifusi cepat dan bersifat dinamis,
mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam serta mudah mengalami
denaturasi. Contohnya meliputi enzim, hormon dan protein darah.
-
Protein serabut (fibrous),
Terdiri atas beberapa rantai peptida
berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai batang yang
kaku. Protein fibrous mempunyai bentuk molekul panjang seperti serat atau
serabut, tidak larut dalam air. mempunyai kekuatan mekanis yang
tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan. Protein ini terdapat dalam
unsur-unsur struktur tubuh. Contohnya meliputi kolagen ; miosin ; fibrin ; dan
karatin pada rambut, kuku, dan kulit.
b.
Struktur
Protein
Ada
4 struktur protein antara lain ;
1) Struktur
Primer
Struktur primer adalah rantai polipeptida.
Struktur primer protein di tentukan oleh ikatan kovalen antara residu asam
amino yang berurutan yang membentuk ikatan peptida. Struktur primer dapat di
gambarkan sebagai rumus bangun yang biasa di tulis untuk senyawa organik.
2) Struktur
Sekunder
Struktur sekunder ditentukan oleh
bentuk rantai asam amino : lurus, lipatan, atau gulungan yang mempengaruhi
sifat dan kemungkinan jumlah protein yang dapat dibentuk. Struktur ini terjadi karena ikatan hydrogen antara atom O dari gugus
karbonil ( C=O) dengan atom H dari gugus amino ( N-H ) dalam satu rantai peptida, memungkinkan
terbentuknya konfirasi spiral yang disebut struktur helix.
3)
Struktur
tersier
Struktur tersier ditentukan oleh
ikatan tambahan antara gugus R pada asam-asam amino yang memberi bentuk tiga dimensi
sehingga membentuk struktur kompak dan padat suatu protein.
4)
Struktur
kuartener
Struktur kuartener adaalah susunan
kompleks yang terdiri dari dua rantai polipeptida atau lebih, yang setiap
rantainya bersama dengan struktur primer, sekunder, tersier membentuk satu
molekul protein yang besar dan aktif secara biologis.
2
|
3
|
4
|
Gambar disamping;
gambar Struktur protein, 1) struktur primer, 2) strutur sekunder, 3)
struktur tersier, 4) struktur kuarterner.
|
1
|
c. Denaturasi
Protein
Protein dapat mempertahankan
kesesuaian bentuknya asalkan lingkungan fisik dan kimianya dipertahankan. Jika
lingkungan berubah maka, protein dapat terurai atau mengalami perubahan sifat (
denaturasi ); mereka dapat kehilangan struktur sekunder, tersier, dan
kuarternya sehingga aktivitas biologisnya juga hilang.
1)
Kesesuaian
bentuk protein bergantung pada ikatan hidrogen, yang lemah dan sangat senitif
terhadap perubahan PH dan suhu.
2)
Paparan
singkat pada suhu yang tinggi ( diatas 60oC ) atau paparan pada asam
atau basa kuat dalam periode waktu yang lama akan menyebabkan denaturasi karena
ikatan hidrogen ruptur.
a)
Sebagian
protein dapat dikembalikan kebentuk aslinya, jika terdenaturasi tanpa harus
menjadi insoluble.
b)
Perbedaan
panas yang besar dapat menyebabkan denaturasi yang menetap. Putih telur akan
memadat dan menjadi insoluble jika dipanaskan.
-
Suhu tubuh yang
sangat tinggi dapat menyebabkan koagulasi protein selular.
-
Jika suhu
tubuh naik sampai diatas 41oC atau 42oC maka akan mengakibatkan
denaturasi protein.
C. ASAM AMINO
Asam amino terdiri atas atom karbon yang
terikat pada suatu gugus karboksil ( - COOH ) satu gugus amino ( - NH2 ),
satu atom hidrogen ( - H ) dan satu gugus radikal ( - R ), atau rantai cabang.
Sebagaimana tampak pada gambar struktur asam amino dibawah ini ;
NH2
(gugus amino)
a.
Klasifikasi
Asam Amino
1) Asam
amino mengandung sedikitnya satu gugus asam Karboksil (-COOH) dan sedikitnya
satu gugus amino (-NH2) kedua gugus tersebut tersebut terikat pada
atom karbon yang sama. Setiap asam amino mempunyai anak rantai yang disebut
sebagai satu gugus R.
a) Asam-asam
amino memiliki perbedaan dalam gugus R-nya yang memberi ciri khas dan
mempengaruhi sifat protein tempat asam amino tersebut bergabung.
b) Gugus
R nonpolar menyebabkan asam amino relatif tidak larut dalam air. Gugus R yang
polar atau bermuatan listrik menyebabkan asam amino larut dalam air.
2) Asam-asam
amino bergabung untuk membentuk protein melalui reaksi kondensasi (dehidrasi)
antara gugus karboksil dari salah satu asam amino dan gugus amino dari asam
amino lain.
b.
Klasifikasi
Asam Amino Menurut Esensial dan Tidak Esensial
Dr. William Rose, (1917) seorang peonir dalam
penelitian protein dengan menggunakan berbagai campuran asam amino dan meneliti
pengaruhnya pertumbuhan tikus percobaan dan manusia. membagi asam amino dalam
dua golongan, yaitu asam amino esensial dan tidak esensial. dalam penelitiannya ternyata ada 10 macam asam
amino yang dibutuhkan binatang ( tikus ) untuk pertumbuhan yang tidak dapat
disintesis tubuh , asam amino ini dinamakan asam amino esensial. Asam amino
lain dinamakan asam amino tidak esensial. Asam amino tidak esensial juga penting
untuk pembentukan protein tubuh, tetapi asam amino ini bila tidak terdapat
dalam tubuh dapat disintesis tubuh dalam jumlah yang diperlukan. Ternyata ada
sembilan jenis asam amino esensial untuk manusia yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. kesembilan asam amino ini tidak
dapat disintesis tubuh, yang berarti harus ada dalam makanan sehari-hari.
Bila
tubuh mengandung cukup nitrogen, tubuh mampu mensintesis sebelas jenis asam
amino lain, yaitu asam amino tidak esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan pemeliharaan jaringan tubuh. Nitrogen ini dapat berasal dari asam amino
tidak esensial dan asam amino esensial yang berlebihan. Sudah tentu ke 20 asam
amino tersebut diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan kesehatan
tubuh.
Tabel. Pengelompokan asam amino
Nama
|
Singkatan
|
Rumus
|
R
|
A. Asam amino dengan sebuah gugus
amino dan karboksil
|
|||
1. Glisin
|
Gly
|
|
|
2. Alanin
|
Ala
|
|
R = H atau
alkil
|
3. Valin
|
Val
|
|
|
4. Leusin
|
Leu
|
|
|
5. Isoleusin
|
Ile*
|
|
|
6. Serin
|
Ser
|
|
R
mengandung sebuah gugus fungsi alkohol
|
7. Treonin
|
Thr*
|
|
|
8. Sistein
|
Cys
|
|
Dua buah
asam amino mengandung belerang
|
9.
Metionin
|
Met*
|
|
|
10. Prolin
|
Pro
|
|
Gugus
amino sekunder dan berbentuk cincin
|
11.
Fenilalanin
|
Phe*
|
|
|
12. Tirosin
|
Tyr
|
|
|
13.Triptofan
|
Trp*
|
|
|
B. Asam amino dengan sebuah gugus amino dan dua buah
gugus karboksil
|
|||
14. Asam
aspartat
|
Asp
|
|
|
15.asam
glutamat
|
Glu
|
|
|
16.
asparagin
|
Asn
|
|
|
17.
Glutamin
|
Gln
|
|
|
C. Asam amino dengan sebuah gugus karboksil
dan dua buah gugus basa
|
|||
18. Lisin
|
Lys*
|
|
|
19.
Arginin
|
Arg
|
|
|
20.
Histidin
|
His
|
|
|
D.
FUNGSI
PROTEIN
1. Sebagai biokatalisator (enzim).
2. Sebagai protein transport contohnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam
eritrosit, mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Ion besi diangkut dalam
plasma darah oleh transferin dan disimpan dalam hati sebagai kompleks dengan
feritin.
3. Sebagai pengatur pergerakan. Protein merupakan
komponen utama daging. Gerakan otot terjadi karena ada dua molekul (aktin dan
miosin) protein yang saling bergeseran. Pergerakan silia dan flagela pada
organisme protista akibat dari protein tubulli pada organel tersebut.
4. Sebagai penunjang mekanis. Kekuatan dan daya tahan
robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen. Pada persendian ada elastin.
Pada kuku, bulu rambut ada protein keratin.
5. Pertahanan tubuh dalam bentuk antibodi. Suatu protein
khusus yang mengikat benda asing yang masuk kedalam tubuh seperti virus,
bakteri dan lain lain.
6. Sebagai media perambatan impuls saraf. Protein ini
biasanya berbentuk reseptor misalnya
rodopsin suatu protein yang bertindak sebagai reseptor atau penerima warna atau
cahaya pada sel sel mata.
7. Sebagai pengendalian pertumbuhan. Protein bekerja
sebagai reseptor yang dapat mempengaruhi fungsi bagian bagian DNA yang mengatur
sifat dan karakter.
E.
PENCERNAAN
DAN METABOLISME PROTEIN
a.
Pencernaan
Protein
Sebagian
besar protein dicernakan menjadi asam amino, selebihnya menjadi tripeptida dan
dipeptida.
-
Lambung
Pencernaan atau hidrolisis protein
dimulai didalam lambung. Asam klorida lambung membuka gulungan protein (proses
denaturasi), sehingga enzim pecernaan dapat memecah ikatan peptida. Asam
klorida mengubah enzim pepsinogen tidak aktif yang dikeluarkan oleh mukosa
lambung menjadi bentuk aktif pepsin. Karena makanan hanya sebentar tinggal di
lambung, pencernaan protein hanya terjadi hingga dibentuknya campuran
polipeptida, proteose dan pepton.
-
Usus
halus
Pencernaan protein dilanjutkan
didalam usus halus yang berasal campuran enzim proteose. Pankreas mengeluarkan
cairan yang bersifat sedikit basa dan mengandung berbagai prekursor protease
seperti tripsinogen, kemotripsinogen, prokarbobsipeptidase, dan proelastase.
Enzim-enzim ini menghidrolisis ikatan peptida tertentu. Sentuhan kimus terhadap
mukosa usus halus mengrangsang dikeluarkannya enzim enterokinase yang mengubah
tripsinogen tidak aktif yang berasal dari pankreas menjadi Tripsin aktif.
Perubahan ini juga dilakukan oleh
Tripsin sendiri secara oto-katalitik disamping itu Tripsin dapat mengaktifkan
enzim-enzim proteolitik lain berasal dari pankreas. Kimotripsinogen diubah
menjadi beberapa jenis kimotripsin aktif; prokarboksipeptidase dan proelastase
diubah menjadi karboksipeptidase dan elastase aktif. Enzim-enzim pankreas ini
memecah protein dari polipeptida menjadi peptida lebih pendek, yaitu
tripeptida, dipeptida, dan sebagian menjadi asam amino. Mukosa usus halus juga
mengeluarkan enzim-enzim proteose yang menghidrolisis ikatan peptida. Sebagian
enzim mukosa usus halus ini bekerja di dalam sel.
Hasil pencernaan terjadi setelah
memasuki sel-sel mukosa atau pada saat diangkut pada dinding epitel. Mukosa
usus halus mengeluarkan enzim amino peptidase yang memecah polipeptida menjadi
asam amino bebas. Enzim ini membutuhkan mineral Mn++ dan Mg++
untuk pekerjaannya. Mukosa usus halus juga mengandung enzim dipeptidase yang
memecah dipeptida tertentu dan membutuhkan mineral Co++ dan Mn++
untuk pekerjaannya.
-
Ringkasan
pencernaan protein
Saluran
pencernaan
|
Pencernaan
dan absorpsi
|
1.
Mulut
|
Mengunyah
makanan bercampur dengan air ludah dan ditelan.
|
2.
Esofagus
|
Tidak ada
pencernaan
|
3.
Lambung
|
Asam
lambung membuka molekul protein dan mengaktifkan enzim lambung.
|
4.
Usus halus
|
Protein protease lambung HCL polipeptida lebih pendek
Eterokinase,
tripsin asam amino ( diserap )
Tripeptidase mukosa usus
halus ( diserap )
|
b.
Metabolisme
Protein
a)
Absorpsi
dan Transportasi
Hasil akhir pencernaan protein
terutama berupa asam amino dan ini segera diabsorpsi dalam waktu lima belas
menit setelah makan. Absorpsi terutama terjadi dalam usus halus berupa empat
sistem absorpsi aktif yang membutuhkan energi. Asam amino yang diabsorpsi
memasuki sirkulasi darah melalui vena porta dan dibawa ke hati. Sebagian asam
amino digunakan oleh hati, dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah di bawa ke
sel-sel jaringan. Kadang-kadang protein yang belum dicerna dapat memasuki
mukosa usus halus dan muncul dalam darah. Hal ini sering terjadi pada protein
susu dan protein telur yang dapat menimbulkan gejala alergi (immunological
sensitive protein ).
Sebagian besar asam amino
telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai di ujung usus halus. Hanya 1%
protein yang dimakan ditemukan dalam feses. Protein endogen yang berasal
sekresi saluran cerna dan sel-sel yang rusak juga dicerna dan diabsorpsi.
b)
Katabolisme
protein
Katabolisme protein (penguraian
asam amino untuk energi) berlangsung di hati. Jika sel telah mendapatkan
protein yang mencukupi kebutuhannya. Setiap asam amino tambahan akan dipakai
sebagai energi atau disimpan sebagai lemak.
1. Deaminasi
Asam Amino
Deaminasi asam amino merupakan
langkah pertama, melibatkan pelepasan satu hidrogen dan satu gugus amino
sehingga membentuk amonia (NH3). Amonia yang bersifat racun akan
masuk ke peredaran darah dan dibawa ke hati. Hati akan mengubah amonia menjadi
ureum yang sifat racunnya lebih rendah, dan mengembalikannya ke peredaran
darah. Ureum dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal dan urine. Ureum diproduksi
dari asam amino bebas didalam tubuh yang tidak digunakan dan dari pemecahan protein
jaringan tubuh.
2. Osidasi
asam amino terdeaminasi
Bagian asam amino nonitrogen yang
tersisa disebut produk asam keto yang teroksidasi menjadi energi melalui siklus
asam nitrat. Beberapa jenis asam keto dapat diubah menjadi glukosa
(glukoneogenesis) atau lemak (lipogenesis) dan disimpan didalam tubuh.
Karbohidrat dan lemak adalah “
cadangan protein “ dan dipakai tubuh sebagai pengganti protein untuk energi.
Sat kelaparan, tubuh menggunakan karbohidrat dan lemak baru kemudian memulai
mengkatabolis protein.
Anabolisme
protein
1. Sintesis
protein
Sintesis protein dari asam amino berlangsung
disebagian sel tubuh. Asam amino bergabung dengan ikatan peptida pada rangkaian
tertentu yang ditentukan berdasarkan pengaturan gen.
Sintesis protein meliputi pembentukan
rantai panjang asam amino yang dinamakan rantai peptida. Ikatan kimia yang
mengaitkan dua asam amino satu sama lain dinamakan ikatan peptida. Ikatan ini
terjadi karena satu hidrogen (H) dari gugus amino suatu asam amino bersatu
dengan hidroksil (OH) dari gugus asam karboksil asam amino lain. Proses ini
menghasilkan satu molekul air, sedangkan CO dan NH yang tersisa akan membentuk
ikatan peptida . sebaliknya, ikatan peptida ini dapat dipecah menjadi asam
amino oleh asam atau enzim pencernaan dengan penambahan satu molekul air, proses
ini dinamakan hidrolisis.
2. Transaminasi
Transaminasi yang berlangsung di
hati, merupakan sintesis asam amino nonesensial melalui pengubahan jenis asam
amino menjadi jenis lainnya. Proses ini melibatkan pemindahan satu gugus amino
(NH2) dari sebuah asam amino menjadi satu asam keto sehingga
terbentuk satu asam amino dan satu asam keto baru.
F.
AKIBAT
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PROTEIN
a.
Akibat
Kekurangan Protein
§ Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)
§ Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein. Biasanya pada anak-anak kecil penderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odema terutama pada perut, kaki dan tangan. Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat otot-otot berkurang dan melemah, edema, muka bulat seperti bulan dan gangguan psikomotor, anak apatis, tidak ada nafsu makan tidak gembira dan suka merengek. Kulit mengalami depigmentasi, kering, bersisik, pecah-pecah, dan dermatosis. Luka sukar sembuh, rambut mengalami depigmentasi menjadi lurus , kusam, halus, dan mudah rontok, hati membesar dan berlemak dan sering disertai anemia.
§ Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berakibat kematian. Meramus pada umumnya merupakan penyakit pada bayi (dua belas bulan pertama). Meramus adalah penyakit kelaparan, gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit berkurang, serta otot-otot berkurang dan melemah. Tidak ada edema tetapi, kadang-kadang terjadi perubahan pada kulit, rambut dan pembesaran hati. Sering terjadi gastroenteritis yang diikuti oleh dehidrasi, infeksi saluran pernapasan, tuberkolosis, cacingan berat dan penyakit kronis lain. Meramus sering mengalami defisiensi vitamin D dan vitamin A.
b.
Akibat
Kelebihan protein
Protein
secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein
biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Kelebihan protein
dapat menimbulkan masalah lain terutama pada bayi. Kelebihan asam amino akan
memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan
nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare,
kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini
yaitu ;
protein adalah molekul makro yang
mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri
atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan
peptida.
Penggolongan protein berdasarkan
bentuknya yaitu 1) protein globular, 2) protein serabut (fibrous). Dan struktur
protein terdiri ; protein primer, protein sekunder, protein tersier, dan
protein kuartener.
Fungsi protein antara lain ; Sebagai biokatalisator (enzim, Sebagai protein transport,
Sebagai pengatur pergerakan,
Sebagai penunjang mekanis,
Pertahanan tubuh dalam
bentuk antibodi, Sebagai
media perambatan impuls saraf, Sebagai pengendalian pertumbuhan.
Dan pencernaan protein, yaitu dari mulut, lambung, dan usus halus. Metabolisme
protein terdiri dari absorpsi dan transportasi protein, katabolisme protein,
dan anabolisme protein.
Kekurangan protein menyebabkan ;
Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin),
Kwasiorkor, Hipotonus, gangguan pertumbuhan, hati lemak, marasmus dan berkibat kematian.
Dan kelebihan protein menyebabkan ; akan memberatkan ginjal dan hati yang harus
memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan
menimbulkan asidosis, obesitas, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah,
kenaikan ureum darah, dan demam.
B.
SARAN
Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan
tidak hanya yang mengandung protein saja tapi juga unsur yang lain harus
dipenuhi agar dapat seimbang sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
§ Sloane,
Ethel.2003.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula.jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
(EGC)
§ Almatsier,
Sunita.2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
§ Murray,
Robert K. Daryl K. Granner. Victor W. Radwell. 2009.Biokimia Harper Edisi
27.Jakarta: Penerbit Buku Kedokeran (EGC)
0 komentar nya:
Post a Comment