EJAAN
BAHASA INDONESIA
Ejaan adalah suatu
keseluruhan sistem penulisan bunyi-bunyi bahasa yang meliputi :
a) Perlambangan
fonem dengan huruf (tata bunyi)
b) Ketetapan
penulisan satuan-satuan bentuk kata, misalnya kata dasar, kata ulang, kata
majemuk dan lain sebagainya.
c) Ketetapan
cara menulis kalimat dan bagian-bagiannya dengan menggunakan tanda baca.
i.
Penulisan Huruf
A. Penulisan
Huruf
a. Huruf
Abjad
Bahasa Indonesia memiliki 27 huruf atau
abjad yang terdiri dari huruf hidup (vokal) dan huruf konsonan (mati)
Huruf
|
Nama
|
Huruf
|
Nama
|
Huruf
|
Nama
|
A a
|
A
|
J j
|
Je
|
S s
|
Es
|
B b
|
Be
|
K k
|
Ka
|
T t
|
Te
|
C c
|
Ce
|
L l
|
El
|
U u
|
U
|
D d
|
De
|
M m
|
Em
|
V v
|
Fe
|
E e
|
E
|
N n
|
En
|
W w
|
We
|
F f
|
Ef
|
O o
|
O
|
X x
|
Eks
|
G g
|
Ge
|
P p
|
Pe
|
Y y
|
Ye
|
H h
|
Ha
|
Q q
|
Ki
|
Z z
|
Zet
|
I i
|
i
|
R r
|
er
|
-
|
-
|
b. Huruf Vokal
Huruf Vokal
|
Contoh pemakaian dalam kata
|
||
Di awal
|
Di tengah
|
Di akhir
|
|
A
|
Api
|
padi
|
Lusa
|
E*
|
Baik, emas
|
Petak, kena
|
Sore, tipe
|
I
|
Itu
|
Simpan
|
Murni
|
O
|
Oleh
|
Kota
|
Radio
|
U
|
ulang
|
Bumi
|
Isi
|
Dalam pengajaran lafal kata, dapat
digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan. Misalnya :
·
Andi menonton film seri
(seri)
·
Pertandingan basket itu
berakhir seri.
c. Huruf
Konsonan
Huruf konsonan merupakan huruf dari abjad
A sampai dengan Z. Dalam pemakaiannya huruf konsonan biasanya bsa berada pada
awal kata, tengah kata, ataupun akhir kata. Misalnya :
·
K* =
kami, paksa, sesak
·
Q** =qur’an, furqan,-
·
X** =xenon, - , -
·
Z =zeni, lazim, juz
Ket : * huruf K disini melambangkan bunyi hamzah
** huruf Q dan X digunakan khusus untuk
nama dan keperluan ilmu.
d. Huruf
Diftong
Huruf diftong (rangkap) adalah suatu fonem
yang dapat dilambangkan dengan dua huruf dan pemakaiannya tidak boleh
dipisahkan.
Huruf Diftong
|
Contoh pemakaian dalam kata
|
||
Di awal
|
Di tengah
|
Di akhir
|
|
Ai
|
Ain
|
syaitan
|
Pandai
|
Au
|
Aula
|
Saudara
|
Harimau
|
Oi
|
-
|
Boikat
|
amboi
|
e. Gabungan
Huruf Konsonan
Gabungan Huruf Konsonan
|
Contoh pemakaian dalam kata
|
||
Di awal
|
Di tengah
|
Di akhir
|
|
Kh
|
Khusus
|
akhir
|
Tarikh
|
Ng
|
Ngilu
|
Bangun
|
Senang
|
Ny
|
Nyata
|
Hanyut
|
-
|
Sy
|
syarat
|
isyarat
|
arasy
|
f. Pemenggalan
Kata
1) Pemenggalan
kata pada kata dasar dilakukan sebaga berikut :
a) Jika
ditengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu di lakukan di antara
kedua huruf vokal itu.
Misalnya:
ma-in, sa-at, bu-ah
Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah dicerakan
sehingga pemenggalan kata tidak dilakukan diantara kedua huruf itu.
Misalnya: au-la bukan a-u-la
b) Jika
ditengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, diantara
dua buah huruf vokal, pemenggalan di lakukan sebelum huruf konsonan.
c) Jika ditengah kata ada huruf konsonan yang
berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan
huruf konsonan tidak pernah diceraikan. Misalnya: man-di, som-bong, swas-ta.
d) Jika
ditengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan
diantara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya:
in-stru-men, ul-tra
1. Imbuhan
akhiran dan imbuhan awalan termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta
partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat di penggal
pada pergantian baris.
Misalnya:
makan-an, me-rasa-kan
Catatan:
·
Bentuk dasar pada kata
turunan seharusnya tidak dipenggal
·
Akhran-i tidak
dipenggal
·
Pada kata yang berimbuhan
sisipan, pemenggalan kata dilakukan sebagai berikut: te-lun-juk
2. Jika
suatu kata terdiri atas lebih dari suatu unsur dan salah satu unsur itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) diantara
unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b,
1c dan 1d di atas. Misalnya: bio-grafi, bi-o-gra-fi
Keterangan:
Nama orang, badan hukum
dan nama diri yang lain disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnakan kecuali jika ada pertimbangan khusus.
B. Pemakaian
Huruf Kapital Dan Huruf Miring
A.Huruf
Kapital atau Huruf Besar
1. Huruf
kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya : Dia mengantuk, Apa maksudnya?
2. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung, misalnya: adik
bertanya, “ kapan kita pulang? “
3. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
Nama Tuhan dan kitab suci. Termasuk kata ganti untuk tuhan. Misalnya: Allah,
Alkitab, Islam
4. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan keturunan dan
keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya:Mahaputra Yamin
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Misalnya: Dia baru saja diangkat
menjadi sultan
5. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat. Dan huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf
pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama
tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
siapa
gubernur yang dilantik itu?
6. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya: Amir hamzah
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai
nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
Mesin diesel
7. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,dan bahasa.
Misalnya
: bangsa Indonesia
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang
dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan. Misalnya: keinggris-inggrisan
8. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah. Misalnya: hari Lebaran
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak
dipakai sebagai nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
9. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya: Asia Tenggara
Kali Brantas
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi
unsur nama diri. Misalnya: menyebrangi selat
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan
sebagai nama jenis. Misalnya: gula jawa
10. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti
dan. Misalnya: Republik Indonesia
Huruf
kapitl tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya: menjadi sebuah republik
11. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatatanegaraan, serta
dokumen resmi. Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa.
12. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata
ulang sempurna) didalam nama buku, majalah, surat kabar dan judukl karangan
kecuali kata seperti di, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada
posisi awal. Misalnya:Bacalah majalah Bahasa dan Sastra
13. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan
sapaan. Misalnya: Dr.doktor
14. Huruf
kapital dipakai sebagai hurf pertama semua kata penunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang dipakai dalam
penyapaan dan pengacuan. Misalnya:kapan Bapak berangkat? “ tanya hrto
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan. Misalnya: kita harus
menghormati bapak dan ibu kita
15. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda.
Misalnya:
sudahlah Anda tahu?
ii.
Penulisan Kata
a) Kata
Dasar
Kata
yang berupa kata dasar ditulis sebagai kesatuan.
Misalnya: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
b) Kata
Turunan
i. Imbuhan
(awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya:
mempermainkan
ii. Jika
bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan
kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Misalnya: bertepuk tangan
iii. Jika
bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus unsur
gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:menggarisbawahi
iv. Jika
salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi gabungan kata itu
ditulis serangkai. Misalnya: adipati
Catatan:
·
Jika bentuk terikat
diikuti oleh kata yang huruf awalannya adalah huruf kapital, diantara kedua unsur
itu ditulis tanda hubung (-). misalnya:non-Indonesia
·
Jika kata maha sebagai
unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan
itu ditulis terpisah. Misalnya: Mudah-mudahan Tuhan yang Maha Esa melindungi
kita
c) Bentuk
Ulang
Bentuk
ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya:
gerak-gerik
d) Gabungan
Kata
i. Gabungan
kata yang lazim kata majemuk, termasuk istilah khusus unsur-unsurnya ditulis
terpisah. Misalnya: duta besar
ii. Gabungan
kata,termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian,
dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian diantara unsur
yang bersangkutan.misalnya: anak-istri saya
iii. Gabungan
kata berikut ditulis serangkai. Misalnya: adakalanya
e) Kata
ganti -ku, -kau, -mu, dan -nya
Kata
ganti ku- kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya: -ku, -mu, dan
-nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa yang
kumiliki boleh kau ambil
f) Kata
depan di, ke, dan dari
Kata
depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali
didalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagia satu kata seperti
kepada dan dari pada. Misanya: Dia datang dari surabaya kemarin
Catatan: kata-kata yang dicetak miringdi
bawah ini ditulis serangkai, misalnya:
Ia masuk, lalu keluar lagi
g) Kata
si dan sang
Kata
si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Harimau itu
masih marah sekali pada yang kecil
h) Partikel
·
Partikel -lah, -kah,
dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Bacalah
buku itu baik-baik
·
Partikel pun ditulis
terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apapun yang dimakannya,Ia
tetap kurus
Catatan:
kelompok kata yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, ataupun,
bagaimanapun,biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun,
sungguhpun, dan walaupun, ditulis serangkai. Misalnya:Adapu sebab-sebabnya
belum diketahui,
·
Partikel per yang
berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’.ditulis terpisah dari bagian kalimat yang
mendahuluinya atau mengikutinya. misalnya: Mereka masuk ruangan satu per satu
i) Singkatan
dan akronim
·
Singkatan ialah bentuk
yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
o
Singkatan nama orang,
nama gelar, sapaan, jabatan, ataupun pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya: Muh. Yamin
o
Singkatan nama resmi
lembaga pemerintahan dan ketatanegaaraan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi yang terdiri ars huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan
tidak diikuti dengan tanda titik. Misalnya: DPR (Dewan Perwikilan Rakyat)
o
Singkatan umum yang
terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya: dll (dan
lain-lain)
Tetapi:
a.n
(atas nama)
d.a
(dan sebagainya)
o
Lambang kimia,
singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda
titik. Misalnya: cukup (rum)
·
Akronim ialah singkatan
yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
o
Akronim nama diri yang
berupa gabungan huruf awal dari deeret kata ditulis seluruhnya denga huruf
kapital. Misalnya: ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
o
Akronim nama diri yang
berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: Akabri (Akademi Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia)
o
Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan
huruf, seluruhnya ditulis dengan huruf ke kecil. Misalnya: pemilu (pemilihan
umum)
Catatan
:
Jika
dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut:
§ Jumlah
suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata
indonesia.
§ Akronim
dibentuk dengan mengindahkan keserasian vokal dan konsonan yang sesuai dengan
pola kata indonesia yang lazim.
j) Angka
dan lambang
ü Angka
dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Didalam tulisanlazim
digunakan angka arab atau angka romawi.
Angka arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9,
Angka romawi: I, II,III,IV,
V,VI,VII,VIII, IX, X, L(50), C(100), D(500), M(1000), V(5000), M(1000000)
pemakain diatur lebih lanjut dalam pasal-pasal berikut ini.
ü Angka
digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjan, berat,luas, dan isi (ii) satuan
waktu (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas. Misalnya: 0,5 sentimeter
ü Angka
lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada
alamat. Misalnya: Jalan Diponegoro NO 16
ü Angka
digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. Misalnya: Bab
v, pasal 1, halaman 335
ü Penulisan
lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
§ Bilangan
utuh
Misalnya: dua belas (12)
§ Bilangan
pecahan
Misalnya: setengah (1/2)
ü Penulisan
lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut.
Misalnya:
paku buwono X
Paku buwono ke-10
Paku buwono kesepuluh
ü Penulisan
lambang bilangan yang mendapat akhiran - an mengikuti cara yang berikut.
Misalnya: tahun 50- an atau tahun lima puluan
ü Lambang
bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf
kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam
perincian dan pemamparan .
Misalnya: Amir menonton drama itu sampai tiga kali
ü Lambang
bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf jika perlu, susunan kalimat
diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal
kalimat.
Misalnya: Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu
Bukan:
15 orang tewas dalam kecelakaaan itu
ü Angka
yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih
mudah dibaca.
Misalnya:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah
ü Bilangan
tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali dalam
dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Misalnya:
Kantor kami mempunyai du puluh orang pegawai
Bukan:
kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai
ü Jika
bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 999,75 (sembilan ratus sembilan
puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah)
iii.
Pemakaian tanda baca
v Tanda
titik (.)
§ Tanda
titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya:
Ayahku tinggal di solo
§ Tanda
titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam satu bagian, ikhtisar, atau
daftar.
Misalnya:
III.
Departemen Dalam Negeri
a. Direktorat
jendertal pembangunan masyarakat desa
b. Direktorat
jenderal agraria
1.....
1.patokan umum
1.1 isi karangan
1.2 ilustrasi
1.2.1
gambar tangan
1.2.2 tabel
1.2.3 grafik
Catatan:
Tanda
titik tidak dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar
jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau
huruf .
§ Tanda
titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
Misalnya: pulul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20
detik)
§ Tanda
titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik, yang menunjukkan
jangka waktu.
Misalnya: 1.32.20 jam (1 jam, 32 menit, 20 detik)
§ Tanda
titik dipakai antara nama penulis, judul
tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat
terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Siregar, Merari.1920. azab dan sengsara.
Weltervreden: balai poestaka
§ a.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya.misalnnya: desa itu berpendudukan 24.200 orang
b.
Tanda titik dipakai untuk memisahkanbilangan ribuan atau kelipatannya yang
tidak menunjukkan jumlah. Misalnya: Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung
§ Tanda
titik tidak dipakai pada akhir judulyang merupakan kepala keterangan atau
kepada ilustrasi, table dan sebagainya, misalnya: Acara kunjungan Adam malik
§ Tanda
titik tidak dipakai dibelakang (i)
alamta pengirim dan tanggal surat atau nama dan alamat pe nerima surat.
Misalnya:
Jalan
diponegoro 82
Jakarta
1
april 1991
v Tanda
koma (,)
1. Tanda
koma dipakai diantara unsure-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya: saya membeli kertas, pena dan tinta
2. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan
3. a.
Tanda koma di pakai untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimtaa jika anak kalimat itu mendahului kalimatnya.
Misalnya: kalau hari hujan, saya tidak akan datang
b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya: Saya tidak akan datang kalau hari hujan
4. tanda
koma
pakai dibelakang kata atau ungkapan
penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat termasuk didalamnya
oleh kerena itu, jadi , lagipula, meskipun, begitu, dan tetapi.
Misalnya: …… oleh karena itu, kita harus
berhati-hati.
5. Tanda
koma di pakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari
kata lain yang terdapat dalam kalimat.
Misalnya: o, begitu?
6. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.misalnya: kata ibu,”saya gembira sekali.”
7. Tanda
koma dipakai diantara (i) nama dan alamta, (ii) bagian- alamat, (iii) tempat
dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negri yang ditulis
berurutan.misalnya:surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas
Kedokteran,Universitas Indonesia,Jalan Raya Salemba 6,Jakarta.
8. Tanda
koma dipakai untuk menceritakan bagian nama yang baik susunannya dalam daftar
pustaka.misalnya:Alisjahbana,sultan.Takdir.1989.
Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
9. Tanda
koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.misalnya:W.J.S.poewadarminta,Bahasa
Indonesia untuk karang mengarang(Yogyakarta: UP Indonesia.1967),hlm.4
10.
Tanda koma dipakai antara nama orang dan gelar
akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga atau marga. Misalnya: B.Ratulangi, S.E.
11.
Tanda koma dipakai
dimuka angka persepuluhan atau diantara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan
angka. Misalnya: 12,5 m
12.
Tanda koma dipakai
untuk mengapit keteranga tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Misalnya: Guru
saya, pak Ahmad, pandai sekali.
13.
Tanda koma dapat
dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang keterangan yang terdapat pada
awal kalimat. Misalnya: ata bantuan Agus, Karyadi diucapkan terimakasih.
14.
Tanda koma tidak
dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya
dalam kalimat jika petikkan langsung itu berakhiran dengan tanda Tanya atau
seru.
Misalnya:”dimana saudara tinggal?” Tanya karim
v Titik Koma (;)
1. Tanda
titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara. Misalnya: malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2. Tanda
titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat yang setara didalam kalimat majemuk.
Misalnya:
adik menghafal nama-nama pahlawan Nasional; saya sendiri asyik mendengarkan
siaran “pilihan pendengar”
v Tanda
Titik Dua (:)
1. A.
tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian. Misalnya: kita sekarang membutuhkan perabot rumah
tangga: kursi,meja, dan lemari.
B. Tanda
titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
2. Tanda
titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan. Misalnya: a.
ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris :
S. Handayani
3. Tanda
titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan. Misalnya:
Ibu : (meletakkan beberapa kompor) “bawa
kompor ini mir!”
Amir :”baik,bu”
4. Tanda
titik dua dipakai (i) diantara jilid atau nomor halaman, (ii) diantara bab dan
ayat dalam kitab suci, (iii) diantara judul dan anak judul suatu karangan,
serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Tempo, 1(34) 1971:7
v Tanda
Hubung (-)
1.
Di samping cara-cara lama ada juga cara
baru
|
Beberpa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan…..
Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau
beranjak…..
|
2.
Kini ada cara yang baru untuk mengu-kur
panas.
Kukuran baru ini memudahkan kita
me-ngukur kelapa.
Senjata ini merupakan alat pertahan -
an yang canggih.
|
Akhiran I tidak dipenggal supaya
jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
3. Tanda
hubung menyambung Unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
anak-anak
Angka
dua sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan
tidak dipakai pada teks karangan
4. Tanda
hubung menyambung huruf kata yang dieja satu per satu dan bagian-bagian
tunggal. Misalnya : p-a-n-i-t-i-a
5. Tanda
hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau
ungkapan, (ii) penghilangan bagian kelompok kata.
Misalnya:
ber-evolusi
6. Tanda
hubung dipakai untuk merangkai (i) dengan kata berikutnya yang dimulai dengan
huruf capital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan an dan (iv) singkatan
berhuruf capital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
Misalnya: se-Indonesia
7. Tanda
hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsure bahasa
asing. Misalnya: di-Smash
v Tanda
Pisah
1. Tanda
pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang member penjelasan diluar
bangun kalimat. Misalnya: kemerdekaaan bangsa itu-saya yakin akan
tercapai-diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2. Tanda
pisah menegaskan adanya keterangan posisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih jelas. Mislanya: rangkaian temuan ini-evolusi, teori
kenisbi-an, dan kini juga pembelahan atom-telah mengubah konsepsi kita tentang
alam semesta.
3. Tanda
pisah dipakai diantara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai kea tau
sampai dengan’ misalnya: 1910-1945
Catatan:
Dalam pengetikkan, tanda pisah dinyatakan
dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
v Tanda
Elipsis (…)
1. Tanda
ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya:
kalau begitu… ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda
ellipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan. Mislanya: sebab-sebab kemerosotan… akan diteliti lebih lanjut.
Catatan:
Jika
bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat perlu dipakai empat buah
titik ; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu menandai akhir
kalimat. Misalnya: dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati.
v Tanda
tanya (?)
1. Tanda
tanya dipakai pada akhir kalimat Tanya. Misalnya: kapan Ia berangkat?
2. Tanda
tanya dipakai didalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disanksikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Misalnya: Ia
dilahirkan pada tahun 1683(?)
v Tanya
seru (!)
Tanda
seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya: alangkah seramnya peristiwa itu!
v Tanda
kurung ((…))
1. Tanda
kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
misalnya bagian perencanaan sudah selesai menyusun
Dik (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
2. Tanda
kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan
Misalnya Sajak Tranggono yang berjudul “ubud” (nama
tempat yang terkenal dibali) ditulis pada tahun 1962
3. Tanda
kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya didalam teks dapat
dihilangakan
Misalnya cocaine diserap dalam bahasa Indonesia
menjadi kokaran (a) pejalan kaki berasal dari (kota) Surabaya
4. Tanda
kurung mengapit angka atau huruf yang yang merinci satu urutan keterangan
Misalnya factor produksi menyangkut masalah (a)
alam, (b) tenaga kerja dan, (c) modal.
v Tanda
Kurung Siku ([…])
1. Tanda
kurung siku mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat dalam naskah
asli.
Misalnya : sang sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda
kurung siku mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya : persamaan kedua proses ini (perbedaannya
[lihat halaman 35-38] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan disini.
v Tanda
petik (“ “)
1. Tanda
petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau
bahan tertulis lain.
Misalnya : pasal 36 UUD 1945 berbunyi “Bahasa negara
ialah bahasa Indonesia”.
2. Tanda
petik mengapit judul syair, karangan atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya : Bacalah
“Bola lampu” dalam buku dari suatu masa, dari suatu tempat.
Sajak “Berdiri aku” terdapat pada halaman 5 buku
itu.
3. Tanda
petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
Misalnya : Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara
“coba dan ralat” saja.
Ia yang bercelana panjang di kalangan remaja dikenal
dengan nama “cutbrai”.
4. Tanda
petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya : Kata tono, “saya juga minta satu”.
5. Tanda
baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan dibelakang tanda petik
yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya : Karna warna kulitnya, budi mendapat
julukan “si hitam”.
Bang komar sering disebut “Pahlawan”, ia sendiri
tidak tahu sebabnya.
Catatan : Tanda petik pembuka atau tanda petik
penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi disebelah atas baris.
v Tanda
Petik Tunggal (‘ ‘)
1. Tanda
petik tunggal mengapit petikan yang tersusun didalam petikan lain.
Misalnya : Tanya basri, “Kau dengar bunyi
‘kring-kring’ tadi ?
2. Tanda
petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing.
Misalnya : feed-back ‘balikan’
v Tanda
garis miring
1. Tanda
garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penanda masa
tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya :
No.7/PK/2008
Jalan Kramat III/10
tahun ajaran 2008/2009
2. Tanda
garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau tiap.
Misalnya : dikirim lewat darat/laut
harganya Rp 150,00/lembar
v Tanda
Penyingkat atau Apostrof (‘0)
Tanda
penyingkat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun.
Misalnya
: Dia ‘kan sudah kusurati. (‘kan: bukan)
Malam
‘lah tiba. (‘lah: telah).
0 komentar nya:
Post a Comment