Makalah Tentang Ejaan Bahasa Indonesia

Posted By Muhammad Aziz on Saturday, October 29, 2016 | 2:47 PM

EJAAN BAHASA INDONESIA
Ejaan adalah suatu keseluruhan sistem penulisan bunyi-bunyi bahasa yang meliputi :
a)       Perlambangan fonem dengan huruf (tata bunyi)
b)      Ketetapan penulisan satuan-satuan bentuk kata, misalnya kata dasar, kata ulang, kata majemuk dan lain sebagainya.
c)       Ketetapan cara menulis kalimat dan bagian-bagiannya dengan menggunakan tanda baca.
                          i.            Penulisan Huruf
A.     Penulisan Huruf
a.   Huruf Abjad
Bahasa Indonesia memiliki 27 huruf atau abjad yang terdiri dari huruf hidup (vokal) dan huruf konsonan (mati)
Huruf
Nama
Huruf
Nama
Huruf
Nama
A a
A
J j
Je
S s
Es
B b
Be
K k
Ka
T t
Te
C c
Ce
L l
El
U u
U
D d
De
M m
Em
V v
Fe
E e
E
N n
En
W w
We
F f
Ef
O o
O
X x
Eks
G g
Ge
P p
Pe
Y y
Ye
H h
Ha
Q q
Ki
Z z
Zet
I i
i
R r
er
-
-
                  




b.     Huruf  Vokal
Huruf Vokal
Contoh pemakaian dalam kata
Di awal
Di tengah
Di akhir
A
Api
padi
Lusa
E*
Baik, emas
Petak, kena
Sore, tipe
I
Itu
Simpan
Murni
O
Oleh
Kota
Radio
U
ulang
Bumi
Isi

      Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan. Misalnya :
·        Andi menonton film seri (seri)
·        Pertandingan basket itu berakhir seri.
c.      Huruf Konsonan
      Huruf konsonan merupakan huruf dari abjad A sampai dengan Z. Dalam pemakaiannya huruf konsonan biasanya bsa berada pada awal kata, tengah kata, ataupun akhir kata. Misalnya :
·        K*          = kami, paksa, sesak
·        Q**         =qur’an, furqan,-
·        X**         =xenon, - , -
·        Z             =zeni, lazim, juz
Ket : * huruf  K disini melambangkan bunyi hamzah
            ** huruf Q dan X digunakan khusus untuk nama dan keperluan ilmu.
d.  Huruf Diftong
      Huruf diftong (rangkap) adalah suatu fonem yang dapat dilambangkan dengan dua huruf dan pemakaiannya tidak boleh dipisahkan.

Huruf Diftong
Contoh pemakaian dalam kata
Di awal
Di tengah
Di akhir
Ai
Ain
syaitan
Pandai
Au
Aula
Saudara
Harimau
Oi
-
Boikat
amboi

e. Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan Huruf Konsonan
Contoh pemakaian dalam kata
Di awal
Di tengah
Di akhir
Kh
Khusus
akhir
Tarikh
Ng
Ngilu
Bangun
Senang
Ny
Nyata
Hanyut
-
Sy
syarat
isyarat
arasy

f.    Pemenggalan Kata
1)    Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebaga berikut :
a)           Jika ditengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu di lakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah
Huruf  diftong ai, au, dan oi tidak pernah dicerakan sehingga pemenggalan kata tidak dilakukan diantara kedua huruf itu.
          Misalnya:  au-la bukan a-u-la
b)          Jika ditengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, diantara dua buah huruf vokal, pemenggalan di lakukan sebelum huruf konsonan.
c)      Jika ditengah kata ada huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan. Misalnya: man-di, som-bong, swas-ta.
d)    Jika ditengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya: in-stru-men, ul-tra
1.     Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat di penggal pada pergantian baris.
Misalnya: makan-an, me-rasa-kan
          Catatan:
·        Bentuk dasar pada kata turunan seharusnya tidak dipenggal
·        Akhran-i tidak dipenggal
·        Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukan sebagai berikut: te-lun-juk
2.     Jika suatu kata terdiri atas lebih dari suatu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) diantara unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b, 1c dan 1d di atas. Misalnya: bio-grafi, bi-o-gra-fi
Keterangan:
Nama orang, badan hukum dan nama diri yang lain disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan kecuali jika ada pertimbangan khusus.
B.      Pemakaian Huruf Kapital Dan Huruf Miring
A.Huruf Kapital atau Huruf Besar
1.     Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya : Dia mengantuk, Apa maksudnya?
2.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung, misalnya: adik bertanya, “ kapan kita pulang? “
3.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan Nama Tuhan dan kitab suci. Termasuk kata ganti untuk tuhan. Misalnya: Allah, Alkitab, Islam
4.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya:Mahaputra Yamin
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Misalnya: Dia baru saja diangkat menjadi sultan
5.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Dan huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
Misalnya:     Wakil Presiden Adam  Malik
siapa gubernur yang dilantik itu?
6.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya: Amir hamzah
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.      
Misalnya: Mesin diesel
7.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,dan bahasa.
Misalnya : bangsa Indonesia
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan. Misalnya: keinggris-inggrisan
8.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya: hari Lebaran
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
Misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
9.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya: Asia Tenggara Kali Brantas
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri. Misalnya: menyebrangi selat
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis. Misalnya: gula jawa
10.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan. Misalnya: Republik Indonesia
Huruf kapitl tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi. Misalnya: menjadi sebuah republik
11.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa.
12.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) didalam nama buku, majalah, surat kabar dan judukl karangan kecuali kata seperti di, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya:Bacalah majalah Bahasa dan Sastra
13.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan. Misalnya: Dr.doktor
14.   Huruf kapital dipakai sebagai hurf pertama semua kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Misalnya:kapan Bapak berangkat? “ tanya hrto
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan. Misalnya: kita harus menghormati bapak dan ibu kita
15.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda.
Misalnya: sudahlah Anda tahu?

                        ii.            Penulisan Kata
a)     Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai kesatuan.
 Misalnya: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
b)    Kata Turunan
                                   i.   Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya: mempermainkan
                                 ii.   Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Misalnya: bertepuk tangan
                              iii.   Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:menggarisbawahi
                              iv.   Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya: adipati
Catatan:
·        Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalannya adalah huruf kapital, diantara kedua unsur itu ditulis tanda hubung (-). misalnya:non-Indonesia
·        Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah. Misalnya: Mudah-mudahan Tuhan yang Maha Esa melindungi kita
c)   Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya: gerak-gerik
d)  Gabungan Kata
                                           i. Gabungan kata yang lazim kata majemuk, termasuk istilah khusus unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya: duta besar
                                        ii. Gabungan kata,termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian diantara unsur yang bersangkutan.misalnya: anak-istri saya
                                      iii. Gabungan kata berikut ditulis serangkai. Misalnya: adakalanya
e)     Kata ganti -ku, -kau, -mu, dan -nya
Kata ganti ku- kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya: -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa yang kumiliki boleh kau ambil
f)      Kata depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali didalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagia satu kata seperti kepada dan dari pada. Misanya: Dia datang dari surabaya kemarin
Catatan: kata-kata yang dicetak miringdi bawah ini ditulis serangkai,   misalnya: Ia masuk, lalu keluar lagi
g)     Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Harimau itu masih marah sekali pada yang kecil
h)    Partikel
·        Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik
·        Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apapun yang dimakannya,Ia tetap kurus
Catatan: kelompok kata yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, ataupun, bagaimanapun,biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, dan walaupun, ditulis serangkai. Misalnya:Adapu sebab-sebabnya belum diketahui,
·        Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’.ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahuluinya atau mengikutinya. misalnya: Mereka masuk ruangan satu per satu
i)       Singkatan dan akronim
·        Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
o   Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, ataupun pangkat diikuti dengan tanda titik. Misalnya: Muh. Yamin
o   Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri ars huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Misalnya: DPR (Dewan Perwikilan Rakyat)
o   Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya: dll (dan lain-lain)
Tetapi:
a.n (atas nama)
d.a (dan sebagainya)
o   Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya: cukup (rum)
·        Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
o   Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deeret kata ditulis seluruhnya denga huruf kapital. Misalnya: ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
o   Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: Akabri (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
o    Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, seluruhnya ditulis dengan huruf ke kecil. Misalnya: pemilu (pemilihan umum)
Catatan :
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut:
§  Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata indonesia.
§  Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata indonesia yang lazim.
j)       Angka dan lambang
ü Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Didalam tulisanlazim digunakan angka arab atau angka romawi.
Angka arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
Angka romawi: I, II,III,IV, V,VI,VII,VIII, IX, X, L(50), C(100), D(500), M(1000), V(5000), M(1000000) pemakain diatur lebih lanjut dalam pasal-pasal berikut ini.
ü Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjan, berat,luas, dan isi (ii) satuan waktu (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas. Misalnya: 0,5 sentimeter
ü Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat. Misalnya: Jalan Diponegoro NO 16
ü Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. Misalnya: Bab v, pasal 1, halaman 335
ü Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
§  Bilangan utuh
Misalnya: dua belas (12)
§  Bilangan pecahan
Misalnya: setengah (1/2)

ü Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut.
 Misalnya: paku buwono X
                 Paku buwono ke-10
                 Paku buwono kesepuluh
ü Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran - an mengikuti cara yang berikut. Misalnya: tahun 50- an atau tahun lima puluan
ü Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemamparan .
Misalnya: Amir menonton drama itu sampai tiga kali
ü Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:  Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu
Bukan: 15 orang tewas dalam kecelakaaan itu
ü Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya: Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah
ü Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Misalnya: Kantor kami mempunyai du puluh orang pegawai
Bukan: kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai
ü Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Misalnya: Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah)

                     iii.            Pemakaian tanda baca
v Tanda titik (.)
§  Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya: Ayahku tinggal di solo
§  Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam satu bagian, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
III. Departemen Dalam Negeri
a.     Direktorat jendertal pembangunan masyarakat desa
b.     Direktorat jenderal agraria
1.....
1.patokan umum
1.1 isi karangan
1.2 ilustrasi
                   1.2.1 gambar tangan
1.2.2 tabel
1.2.3 grafik
Catatan:
Tanda titik tidak dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf .
§  Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Misalnya: pulul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
§  Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik, yang menunjukkan jangka waktu.
Misalnya: 1.32.20 jam (1 jam, 32 menit, 20 detik)
§  Tanda  titik dipakai antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya: Siregar, Merari.1920. azab dan sengsara. Weltervreden: balai poestaka
§  a. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.misalnnya: desa itu berpendudukan 24.200 orang
b. Tanda titik dipakai untuk memisahkanbilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Misalnya: Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung
§  Tanda titik tidak dipakai pada akhir judulyang merupakan kepala keterangan atau kepada ilustrasi, table dan sebagainya, misalnya: Acara kunjungan Adam malik
§  Tanda titik  tidak dipakai dibelakang (i) alamta pengirim dan tanggal surat atau nama dan alamat pe nerima surat.

 Misalnya:

Jalan diponegoro 82
Jakarta
1 april 1991
v Tanda koma (,)
1.     Tanda koma dipakai diantara unsure-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya: saya membeli kertas, pena dan tinta
2.     Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Misalnya: Saya ingin datang, tetapi hari hujan
3.     a. Tanda koma di pakai untuk memisahkan anak  kalimat dari induk kalimtaa jika anak kalimat itu mendahului kalimatnya. Misalnya: kalau hari hujan, saya tidak akan datang
b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya. Misalnya: Saya tidak akan datang kalau hari hujan

4.     tanda koma
pakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat termasuk didalamnya oleh kerena itu, jadi , lagipula, meskipun, begitu, dan tetapi.
Misalnya: …… oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
5.     Tanda koma di pakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari kata lain yang terdapat dalam kalimat.
Misalnya: o, begitu?
6.     Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.misalnya: kata ibu,”saya gembira sekali.”
7.     Tanda koma dipakai diantara (i) nama dan alamta, (ii) bagian- alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negri yang ditulis berurutan.misalnya:surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran,Universitas Indonesia,Jalan Raya Salemba 6,Jakarta.
8.     Tanda koma dipakai untuk menceritakan bagian nama yang baik susunannya dalam daftar pustaka.misalnya:Alisjahbana,sultan.Takdir.1989.
Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
9.     Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.misalnya:W.J.S.poewadarminta,Bahasa Indonesia untuk karang mengarang(Yogyakarta: UP Indonesia.1967),hlm.4
10.                         Tanda koma dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga atau marga. Misalnya: B.Ratulangi, S.E.
11.                        Tanda koma dipakai dimuka angka persepuluhan atau diantara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya: 12,5 m
12.                        Tanda koma dipakai untuk mengapit keteranga tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Misalnya: Guru saya, pak Ahmad, pandai sekali.
13.                        Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya: ata bantuan Agus, Karyadi diucapkan terimakasih.
14.                        Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikkan langsung itu berakhiran dengan tanda Tanya atau seru.
 Misalnya:”dimana saudara tinggal?” Tanya karim

v   Titik Koma (;)
1.     Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Misalnya: malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2.     Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara didalam kalimat majemuk.
Misalnya: adik menghafal nama-nama pahlawan Nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran “pilihan pendengar”

v Tanda Titik Dua (:)
1.     A. tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya: kita sekarang membutuhkan perabot rumah tangga: kursi,meja, dan lemari.
B.   Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya: kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
2.     Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan. Misalnya: a. ketua       : Ahmad Wijaya
  Sekretaris : S. Handayani
3.     Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya:
Ibu            : (meletakkan beberapa kompor) “bawa kompor ini mir!”
Amir         :”baik,bu”
4.     Tanda titik dua dipakai (i) diantara jilid atau nomor halaman, (ii) diantara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) diantara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya: Tempo, 1(34) 1971:7

v Tanda Hubung (-)
1.    
Di samping cara-cara lama ada juga cara baru
Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang  terpisah oleh pergantian baris. Misalnya:


Beberpa pendapat mengenai masalah  itu telah disampaikan…..
Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau beranjak…..
Suku kata yang berupa satu vocal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris. Misalnya :



2.    
Kini ada cara yang baru untuk mengu-kur panas.
Kukuran baru ini memudahkan kita me-ngukur kelapa.
Senjata ini merupakan alat pertahan - an yang canggih.
Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dibelakangnya atau akhiran dengan bagian kata yang didepannya pada pergantian baris.





          Akhiran I tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
3.     Tanda hubung menyambung Unsur-unsur kata ulang.
Misalnya: anak-anak
Angka dua sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan
4.     Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu per satu dan bagian-bagian tunggal. Misalnya : p-a-n-i-t-i-a
5.     Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, (ii) penghilangan bagian kelompok kata.
Misalnya: ber-evolusi
6.     Tanda hubung dipakai untuk merangkai (i) dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf capital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan an dan (iv) singkatan berhuruf capital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap. Misalnya: se-Indonesia
7.     Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsure bahasa asing. Misalnya: di-Smash

v Tanda Pisah
1.     Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang member penjelasan diluar bangun kalimat. Misalnya: kemerdekaaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2.     Tanda pisah menegaskan adanya keterangan posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas. Mislanya: rangkaian temuan ini-evolusi, teori kenisbi-an, dan kini juga pembelahan atom-telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3.     Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai kea tau sampai dengan’  misalnya: 1910-1945
Catatan:
       Dalam pengetikkan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.

v Tanda Elipsis (…)
1.     Tanda ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya: kalau begitu… ya, marilah kita bergerak.
2.     Tanda ellipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Mislanya: sebab-sebab kemerosotan… akan diteliti lebih lanjut.
Catatan:
     Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat perlu dipakai empat buah titik ; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu menandai akhir kalimat. Misalnya: dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati.
v Tanda tanya (?)
1.     Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat Tanya. Misalnya: kapan Ia berangkat?
2.     Tanda tanya dipakai didalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disanksikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Misalnya: Ia dilahirkan pada tahun 1683(?)
v Tanya seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Misalnya: alangkah seramnya peristiwa itu!


v Tanda kurung ((…))
1.     Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
misalnya bagian perencanaan sudah selesai menyusun Dik (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
2.     Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan
Misalnya Sajak Tranggono yang berjudul “ubud” (nama tempat yang terkenal dibali) ditulis pada tahun 1962
3.     Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya didalam teks dapat dihilangakan
Misalnya cocaine diserap dalam bahasa Indonesia menjadi kokaran (a) pejalan kaki berasal dari (kota) Surabaya
4.     Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang yang merinci satu urutan keterangan
Misalnya factor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja dan, (c) modal.
v Tanda Kurung Siku ([…])
1.     Tanda kurung siku mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat dalam naskah asli.
Misalnya : sang sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2.     Tanda kurung siku mengapit keterangan  dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya : persamaan kedua proses ini (perbedaannya [lihat halaman 35-38] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan disini.
v Tanda petik (“ “)
1.     Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya : pasal 36 UUD 1945 berbunyi “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia”.
2.     Tanda petik mengapit judul syair, karangan atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya : Bacalah  “Bola lampu” dalam buku dari suatu masa, dari suatu tempat.
Sajak “Berdiri aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
3.     Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya : Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
Ia yang bercelana panjang di kalangan remaja dikenal dengan nama “cutbrai”.
4.     Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya : Kata tono, “saya juga minta satu”.
5.     Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan dibelakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya : Karna warna kulitnya, budi mendapat julukan “si hitam”.
Bang komar sering disebut “Pahlawan”, ia sendiri tidak tahu sebabnya.
Catatan : Tanda petik pembuka atau tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi disebelah atas baris.
v Tanda Petik Tunggal (‘ ‘)
1.     Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun didalam petikan lain.
Misalnya : Tanya basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi ?
2.     Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing.
Misalnya : feed-back ‘balikan’
v Tanda garis miring
1.     Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penanda masa tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya :
No.7/PK/2008
Jalan Kramat III/10
tahun ajaran 2008/2009
2.     Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau tiap.
Misalnya : dikirim lewat darat/laut
harganya Rp 150,00/lembar
v Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘0)
Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya : Dia ‘kan sudah kusurati. (‘kan: bukan)
Malam ‘lah tiba. (‘lah: telah).



Blog, Updated at: 2:47 PM

0 komentar nya:

Post a Comment