BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Indonesia
adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya.
Terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau yang tidak
terlepas dari pengaruh budaya luar, salah satunya pengaruh budaya
India. Kebudayaan India masuk ke Indonesia pada saat Indonesia
masih mengalami masa pra-sejarah. Masuknya kebudayaan India ini
sekaligus menandai berakhirnya masa pra-sejarah dan mulai membawa bangsa Indonesia
ke jaman sejarah, karena sejak saat itu bangsa kita mulai mengenal
tulisan.
Pengaruh
hindu-budha ini dapat terlihat dari berbagai macam peninggalan-peninggalan yang
tersebar hampir disetiap pulau-pulau di Indonesia yang kini menjadi kebanggaan
tersendiri bagi bangsa ini yang berasal dari berbagai kerajaan Hindu-Budha yang
merupakan cikal bakal terbentuknya bangsa ini. Dengan hadirnya kebudayaan India
di Indonesia banyak sekali aspek yang dipengaruhinya antara lain seni, agama,
tradisi, bangunan dan lain-lain.
Sebagai
generasi penerus bangsa pertama kita wajib mengetahui sejarah bangsa ini.
Sehingga penyusun merasa perlu untuk menyusun makalah ini agar dapat membantu
dan memudahkan pembaca untuk mengetahui sejarah dan pengaruh kebudayaan
India di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengaruh kedatangan
bangsa India terhadap kebudayaan indpnesia?
b. Apa penjelasan mengenai
Masuknya kebudayaan India ke Indonesia?
c. Bagaimana
Proses Berkembangnya Kebudayaan India di Indonesia?
d. apa saja Pengaruh
Kebudayaan India di berbagai Bidang di Indonesia
BAB
2 PEMBAHASAN
1.Pengaruh
Kedatangan Bangsa India Terhadap Kebudayaan Indonesia
1.1 Kebudayaan India
Budaya berasal dari kata Sansekerta yaitu
“buddhayah” atau “buddhi” yang berarti akal. Kebudayaan dapat
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal. Dan melalui akalnya
manusia memiliki hasil karya yang senantiasa berkembang mengikuti perkembangan
kehidupan manusia itu sendiri.
Kebudayaan India tidak terlepas dari pengaruh agama
Hindu-Budha yang berkembang di lembah sungai Indus, India. Sekitar 2000 tahun
SM mulai berkembang agama Hindu dan beberapa waktu kemudian di India pula lahir
budaya dan agama Budha.
Dalam kebudayaan Hindu terjadi perpaduan antara budaya
Arya (kepercayaan untuk memuja banyak Dewa (Polytheisme) ), budaya Dravida (memuja
roh nenek moyang), dan budaya Munda ag (kasta-kasta). Dalam Agama Hindu
ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha yang
juga ikut mempengaruhi budaya yang ada di India. Pancasradha merupakan
keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut, yakni:
Sedangkan agama Budha lahir sebagai reaksi
terhadap dominasi golongan Brahmana dalam ritual keagamaan. Sejarah agama
Buddha juga ditandai dengan perkembangan banyak aliran dan mazhab, serta
perpecahan-perpecahan. Yang utama di antaranya adalah aliran tradisi Theravada , Mahayana,
dan Vajrayana (Bajrayana).
Dengan pengaruh dari agama Hindu-Budha tersebut kebudayaan
masyarakat India terus mengalami perkembangan dan kemajuan seiring dengan
perubahan zaman dan kebutuhan, terutama dalam bidang kesenian yang melahirkan
kuil-kuil megah dan kitab-kitab yang memiliki nilai sastra tinggi
seperti Mahabharata dan Ramayana. Dari India inilah
kemudian kebudayaan Hindu-Budha menyebar ke berbagai tempat, salah satunya
Indonesia.
2. Awal Masuknya
kebudayaan India (Hindu-Budha) ke Indonesia.
Letak wilayah Indonesia yang
strategis dan merupakan daerah penghasil rempah-rempah membuat
indonesia sering di kunjungi oleh bangsa-bangsa lain untuk melakukan
perdagangan, salah satunya India. Bangsa India yang tadinya ke
Indonesia hanya bermaksud untuk berdagang ternyata membawa misi untuk
menyebarkan agama.
Sambil menunggu angin musim yang baik, para
pedagang India tersebut melakukan interaksi dengan penduduk setempat,
selain menjalin hubungan dagang, para pedagang India membawa ajaran
agama beserta kebudayaannya sehingga semakin lama ajaran dan kebudayaan mereka
berpengaruh terhadap penduduk setempat. Sejak itulah sedikit demi sedikit pengaruh
luar mulai masuk ke wilayah Indonesia dan terus berkembang sampai sekarang ini.
2.1 Masuknya Kebudayaan Hindu ke Indonesia
Proses masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu di Indonesia
disebut penghinduan atau Hinduisasi. Berikut merupakan teori-terori masuknya
kebudayaan Hindu ke Indonesia :
1. Teori Brahmana
Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh para kaum brahmana. Para brahmana mendapat undangan dari
penguasa di Nusantara untuk mengajarkan agama kepada raja dan memimpin
upacara-upacara keagamaan.
Tokoh yang mengemukakan pendapat tersebut adalah J.C.
Van Leur. Ia perpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia di bawa oleh kaum
brahmana, karena hanya kaum brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab
suci Weda. Pendapatnya ini juga berdasarkan pada pengamatannya terhadap
sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di
Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan bahasa Sansekerta
dan huruf Pallawa,dimana bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa itu hanya
dimengerti oleh para brahmana.
2. Teori Ksatria
Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh para kaum Ksatria atau para prajurit. Tokoh yang
mengemukakan pendapat tersebut adalah F.D.K. Bosch. Menurut Teori
ksatria, jaman dulu di India sering terjadi perang. Kemudian para prajurit yang
kalah banyak yang pergi meninggalkan India. Banyak diantara mereka pergi ke
wilayah nusantara. Mereka inilah yang kemudian menyebarkan agama dan kebudayaan
hindu di wilayah nusantara.
3. Teori Waisya
Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke
Indonesia di bawa oleh para pedagang India yang berdagang di Indonesia dan
kemudian mengajarkan ajaran agama Hindu kependuduk setempat. Tokoh yang
mengemukakan pendapat tersebut adalah N.J. Krom. Menurut NJ. Krom, proses
terjadinya hubungan antara India dan Indonesia karena adanya hubungan
perdagangan, sehingga orang-orang India yang datang ke Indonesia sebagian besar
adalah para pedagang. Perdagangan yang terjadi pada saat itu menggunakan jalur
laut dan teknologi perkapalan yang masih banyak tergantung pada angin musim.
Hal ini mengakibatkan dalam proses tersebut, para pedagang
India harus menetap dalam kurun waktu tertentu sampai datangnya angin musim
yang memungkinkan mereka untuk melanjutkan perjalanan. Selama mereka menetap,
memungkinkan terjadinya perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi. Mulai
dari sini pengaruh kebudayaan Hindu menyebar dan menyerap dalam kehidupan
masyarakat Indonesia.
4. Teori Sudra
Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh para kaum sudra,dalam hal ini adalah kaum-kaum terbawah.
Tokoh yang mengemukakan pendapat tersebut adalah Von Van Faber. Von Van Faber
ini menyatakan bahwa penyebaran agama hindu ke Indonesia dibawa oleh
orang-orang India yang berkasta sudra. Alasannya karena mereka dianggap sebagai
orang-orang buangan dan hanya hidup sebagai budak sehingga mereka datang ke
Indonesia dengan tujuan untuk mengubah kehidupannya.
5. Teori Arus
Balik
Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke
Indonesia dibawa oleh para pelajar (orang Indonesia) yang belajar atau
mendalami agama Hindu di India kemudian setelah mereka menempuh
pendidikan. Lalu mereka pulang dan mengajarkan (menyebarluaskan) ajaran
Hindu kepada penduduk setempat.
Teori ini di kemukakan oleh F.D.K Bosch. Ia mengemukakan
peranan bangsa Indonesia sendiri dalam penyebaran dan pengembangan agama
hindu. Penyebaran budaya India di Indonesia dilakukan oleh kaum terdidik.
Akibat interaksinya dengan para pedagang India, di Indonesia terbentuk
masyarakat Hindu terdidik yang di kenal dengan sangha. Mereka giat mempelajari
bahasa Sanskerta, kitab suci, sastra, dan budaya tulis. Mereka kemudian
memperdalam agama dan kebudayaan Hindu di India. Sekembalinya ke Indonesia
mereka mengembangkan agama dan kebudayaan tersebut. Hal ini bisa diliat dari
peninggalan dan budaya yang memiliki corak keindonesiaan.
2.2 Masuknya Kebudayaan Budha ke
Indonesia
Informasi paling tua tentang keberadaan Buddhisme di
Indonesia yang pada waktu itu belum begitu meluas juga didapat dari pengelana
China bernama Fa Hsien (+/-337 – 422 M), yang sekembalinya dari
Ceylon (Sri Lanka) ke China pada tahun 414 Masehi terpaksa mendarat di negeri
yang bernama Ye-Po-Tikarena kapalnya rusak. Sekarang tidak terlalu jelas
apakah Ye-Po-Ti itu Jawa atau Sumatera. Ia menemukan banyak
orang-orang yang beragama Hindu dan sebagian masih animisme. Namun demikian,
sepertinya kondisi mulai berubah sesudah abad kelima kerena penyebaran agama
Budha yang dilakukan Fa Hsien.
3. Proses Berkembangnya
Kebudayaan India di Indonesia
3.1 Berkembangnya Kebudayaan Hindu
Perkembangan kebudayaan Hindu di Indonesia
dimulai sejak ratusan tahun lalu. Perkembangan kebudayaan Hindu di
Indonesia dimulai dengan lahirnya kerajaan-kerajaan Hindu. dimulai dari
Kerajaan Kutai pada abad ke-4. Kemudian Kerajaan Tarumanagara (358–669),
Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-11), Sailendra (abad ke-8 sampai ke-9) Kerajaan
Medang (752–1045), Kerajaan Sunda (932–1579), Kerajaan Kediri (1045–1221),
Kerajaan Dharmasraya (abad ke-12 sampai ke-14), Kerajaan Singhasari
(1222–1292), Kerajaan Majapahit (1293–1500), hingga Kerajaan Malayapura (abad
ke-14 sampai ke-15).
Sejarah panjang tersebut tentu saja memberikan pengaruh
yang besar bagi perkembangan agama Hindu di Indonesia. Hingga saat ini,
Bali merupakan pusat masyarakat beragama Hindu yang sangat terkenal hingga
ke mancanegara. Keunikan budaya yang sangat erat dengan nuansa Hindu ini
tetap lestari hingga saat ini dan menjadi salah satu aset parwisata andalan
Indonesia.
Selain itu, berdirinya kerajaan-kerajaan tersebut juga
telah meninggalkan jejak sejarah yang masih bisa dilihat hingga saat ini.
Bahkan, beberapa di antaranya menjadi wisata sejarah yang sangat menarik untuk
disaksikan. Candi-candi yang ada di Indonesia merupakan bentuk warisan
sejarah Hindu yang merupakan bukti berdirinya kejayaan Hindu di
Indonesia.
Memang, sejarah panjang perkembangan agama Hindu di
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sejarah, budaya, dan pariwisata Indonesia.
Bahkan, budaya Jawapun memiliki kaitan erat dengan sejarah kerajaan Hindu
yang pernah berjaya. Beberapa nama-nama raja dan kerajaan, seperti
Airlangga, Udayana, dan Brawijaya menjadi nama universitas terkemuka di Indonesia.
3.2 Perkembangan Kebudayaan Budha
Proses
berkembangnya agama Budha juga dimulai dengan lahirnya kerajaan-kerajaan yang
bercorak Budha. Salah satu kerajaan Budha terbesar di Indonesia adalah kerajaan
Sriwijaya yang merupakan masa keemasan agama Budha. Bahkan
Sriwijaya menjadi salah satu pusat pengembangan agama Buddha di Asia
Tenggara. Hal ini terlihat pada catatan seorang sarjana dari China bernama
I-Tsing yang melakukan perjalanan ke India dan Nusantara serta mencatat perkembangan
agama Buddha disana. Biarawan Buddha lainnya yang mengunjungi Indonesia adalah
Atisa, Dharmapala, seorang profesor dari Nalanda, dan Vajrabodhi, seorang
penganut agama Buddha yang berasal dari India Selatan
4. Pengaruh
Kebudayaan India (Hindu-Budha) diberbagai Bidang di Indonesia
Pada mulanya hubungan antara Indonesia dengan India dalam
bentuk hubungan dagang. Hubungan ini kemudian berkembang menjadi hubungan agama
dan budaya. Proses masuknya pengaruh budaya India ke Indonesia tidaklah berasal
dari satu tempat atau daerah di Indonesia. Kita tidak mengetahui secara pasti
agama mana yang mula-mula datang ke Indonesia. Tetapi pada masa sekitar
permulaan tarikh masehi di Indonesia telah dikenal agama Hindu dan Budha. Pada
mulanya agama Hindu yang berkembang dan mempunyai banyak pengikut di Indonesia.
Sebenarnya agama Budha juga sudah masuk namun belum berkembang. Hal ini
terbukti dari agama yang dipeluk oleh raja Mulawarman dari Kutai dan raja
Purnawarman dari Tarumanegara, yakni agama Hindu.
Seorang pengembara Cina bernama Fa-shien menyebutkan bahwa
agama Budha di Ye-po-ti (Pulau Jawa) tidak banyak. Pada tahun 414 Masehi,
Fa-shien datang ke Pulau Jawa karena perahu yang ditumpanginya dari India
mengalami kerusakan. Ia kemudian tinggal menetap untuk beberapa waktu di
Indonesia. Dia mempelajari kehidupan bangsa Indonesia ketika itu dan
mencatatnya. Disebutkannya bahwa kehidupan pemeluk agama Hindu dan Budha telah
dapat hidup berdampingan secara damai. Setelah hidup berdampingan selama
berabad-abad terjadilah sinkretisme (perpaduan) antara kedua agama tersebut.
Hasil sinkretisme ini kemudian menumbuhkan suatu aliran baru yang disebut
Siwa-Budha. Agama ini berkembang pesat pada abad ke-13 Masehi. Penganut aliran
agama ini, antara lain raja Kertanegara dan Adityawarman. Meskipun unsur budaya
India mempengaruhi budaya Indonesia, tetapi budaya Indonesia tidak kehilangan
kepribadiannya. Dalam perkembangannya, pengaruh itu mewujudkan budaya Indonesia
baru yang coraknya masih terlihat sampai sekarang. Orang India menyebarkan
kebudayaannya melalui hasil karya sastra, yang berbahasa Sansekerta dan Tamil
yang berkembang di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Pada abad 1-5 M di Indonesia muncul pusat-pusat perdagangan
terutama pada daerah yang dekat dengan jalur perdagangan tersebut. Awalnya
hanya sebagai tempat persinggahan tetapi akhirnya orang Indonesia ikut dalam
kegiatan perdagangan sehingga Indonesia menjadi pusat pertemuan antar para
pedagang, termasuk pedagang India.
Hal ini menyebabkan masuknya pengaruh budaya India pada
berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Terlihat dengan masyarakat
Indonesia yang akhirnya memeluk agama Hindu-Budha serta berdirinya
kerajaan-kerajaan di Indonesia yang mendapat pengaruh India seperti Kutai,
Tarumanegara, dsb.
Transfer kebudayaan India merupakan tahapan terakhir dari
masa budaya pra sejarah setelah tahun 500 SM. Penyebarannya melalui proses
perdagangan, yaitu jalur maritim melalui kawasan Malaka. Jalur perdagangan
antar bangsa tersebut kemudian lebih dikenal dengan jalur Sutera. Bukti
arkeologisnya ditemukan manik-manik berbahan kaca dan serpihan-serpihan kaca
yang bertuliskan huruf Brahmi.
Kebudayan Indonesia pada zaman kuno mempunyai fungsi
strategis dalam jalur perdagangan antara dua pusat perdagangan kuno, yaitu
India dan Cina. Hubungan perdagangan Indonesia-India jauh lebih awal jika
dibandingkan dengan hubungan Indonesia-Cina. Dimana hubungan perdagangan
Indonesia India telah terjalin sejak awal abad 1 M. Hubungan dagang tersebut
kemudian berkembang menjadi proses penyebaran kebudayaan.
Ø Penyebaran budaya India tersebut menyebabkan:
a. Tersebarnya agama Hindu-Budha di kalangan masyarakat
Indonesia
b. Dikenalnya sistem pemerintahan kerajaan
c. Dikenalnya bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa yang
menandai masuknya zaman sejarah bagi masyarakat kepulauan Indonesia
d. Budaya India tersebut meninggalkan pengaruhnya pada
kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia terutama pada seni ukir, pahat, dan
tulisan.
Kebudayaan India yang memegang peranan penting dalam perkembangan
masyarakat prasejarah menjadi masyarakat sejarah.
Pengaruh Budaya India yang masuk ke Indonesia antara lain
terlihat dalam bidang:
1. Budaya
Pengaruh budaya India di Indonesia sangat besar bahkan
begitu mudah diterima di Indonesia hal ini dikarenakan unsur-unsur budaya
tersebut telah ada dalam kebudayaan asli bangsa Indonesia, sehingga hal-hal
baru yang mereka bawa mudah diserap dan dijadikan pelengkap.
Pengaruh kebudayaan India dalam kebudayaan Indonesia tampak
pada:
Ø Seni Bangunan
a. Akulturasi dalam seni bangunan
tampak pada bentuk bangunan candi.
b. Di India, candi merupakan kuil
untuk memuja para dewa dengan bentuk stupa.
c. Di Indonesia, candi selain
sebagai tempat pemujaan, juga berfungsi sebagai makam raja atau untuk tempat
menyimpan abu jenazah sang raja yang telah meninggal. Candi sebagai tanda
penghormatan masyarakat kerajaan tersebut terhadap sang raja.
Contohnya:
1. Candi Kidal (di Malang), merupakan tempat
Anusapati di perabukan.
2. Candi Jago (di Malang), merupakan tempat
Wisnuwardhana di perabukan.
3. Candi Singosari (di Malang) merupakan tempat
Kertanegara diperabukan.
Di atas makam sang raja biasanya didirikan patung raja yang
mirip (merupakan perwujudan) dengan dewa yang dipujanya. Hal ini sebagai
perpaduaan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan roh
nenek moyang di Indonesia. Sehingga, bentuk bangunan candi di Indonesia pada
umumnya adalah punden berundak, yaitu bangunan tempat pemujaan roh nenek
moyang.
Contoh ini dapat dilihat pada bangunan candi Borobudur.
Ø Seni rupa, dan seni ukir.
Akulturasi dalam bidang seni rupa, dan seni ukir terlihat
pada reliefatau seni ukir yang dipahatkan pada bagian dinding candi.
Sebagai contoh: relief yang dipahatkan pada Candi Borobudur
bukan hanya menggambarkan riwayat sang budha tetapi juga terdapat relief yang
menggambarkan lingkungan alam Indonesia. Terdapat pula relief yang
menggambarkan bentuk perahu bercadik yang menggambarkan kegiatan nenek moyang
bangsa Indonesia pada masa itu.
Ø Seni Hias
Unsur-unsur India tampak pada hiasan-hiasan yang ada di
Indonesia meskipun dapat dikatakan secara keseluruhan hiasan tersebut merupakan
hiasan khas Indonesia.
Contoh hiasan : gelang, cincin, manik-manik.
Ø Aksara/tulisan
Berdasarkan bukti-bukti tertulis yang terdapat pada
prasasti-prasasti(abad 5 M) tampak bahwa bangsa Indonesia telah
mengenal huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Huruf Pallawa yang
telah di-Indonesiakan dikenal dengan nama huruf Kawi. Sejak prasasti
Dinoyo (760 M) maka huruf Kawi ini menjadi huruf yang dipakai di Indonesia dan
bahasa Sansekerta tidak dipakai lagi dalam prasasti tetapi yang
dipakai bahasa Kawi.Prasasti Dinoyo berhubungan erat dengan Candi Badut
yang ada di Malang.
Ø Kesusastraan
Setelah kebudayaan tulis seni sastrapun mulai berkembang
dengan pesat.
Seni sastra berbentuk prosa dan tembang (puisi).
Tembang jawa kuno umumnya disebut kakawin. Irama kakawin didasarkan pada
irama dari India.
Berdasarkan isinya, kesusastraan tersebut terdiri
atas kitab keagamaan (tutur/pitutur), kitab hukum, kitab wiracarita
(kepahlawanan) serta kitab cerita lainnya yang bertutur mengenai masalah
keagamaan atau kesusilaan serta uraian sejarah, seperti Negarakertagama.
Bentuk wiracarita ternyata sangat terkenal di
Indonesia, terutama kisah Ramayana dan Mahabarata. Kisah India itu kemudian
digubah oleh para pujangga Indonesia, seperti Baratayudha yang digubah oleh
Empu Sedah dan Empu Panuluh. Berkembangnya karya sastra, terutama yang
bersumber dari kisah Mahabarata dan Ramayana, telah melahirkan seni pertunjukan
wayang kulit (wayang purwa).
Pertunjukkan wayang banyak mengandung nilai yang bersifat
mendidik.Cerita dalam pertunjukkan wayang berasal dari India, tetapi wayangnya
sendiri asli Indonesia. Bahkan muncul pula tokoh-tokoh pewayangan yang khas Indonesia
seperti tokoh punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Tokoh-tokoh ini
tidak ditemukan di India.
2. Pemerintahan
Sebelum kedatangan bangsa India, bangsa Indonesia telah
mengenal sistem pemerintahan tetapi masih secara sederhana yaitu semacam
pemerintahan di suatu desa atau daerah tertentu dimana rakyat mengangkat
seorang pemimpin atau kepala suku. Orang yang dipilih sebagai pemimpin biasanya
adalah orang yang senior, arif, berwibawa, dapat membimbing serta memiliki
kelebihan tertentu , termasuk dalam bidang ekonomi maupun dalam hal kekuatan
gaib atau kesaktian.
Masuknya pengaruh India menyebabkan muncul sistem
pemerintahan yang berbentuk kerajaan, yang diperintah oleh seorang raja secara
turun-temurun. Peran raja di Indonesia berbeda dengan di India dimana raja
memerintah dengan kekuasaan mutlak untuk menentukan segalanya. Di Indonesia,
raja memerintah atas nama desa-desa dan daerah-daerah. Raja bertindak ke luar
sebagai wakil rakyat yang mendapat wewenang penuh. Sedangkan ke dalam, raja
sebagai lambang nenek moyang yang didewakan.
3. Sosial
Kehidupan sosial masyarakat di Indonesia mengikuti
perkembangan zaman yang ada. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia menerima
dengan terbuka unsur-unsur yang datang dari luar, tetapi perkembangannya selalu
disesuaikan dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri.
Masuknya pengaruh India di Indonesia menyebabkan mulai
adanya penerapan hukuman terhadap para pelanggar peraturan atau undang-undang
juga diberlakukan. Hukum dan Peraturan menunjukkan bahwa suatu masyarakat itu
sudah teratur dan rapi. Kehidupan sosial masyarakat Indonesia juga tampak pada
sistem gotong-royong.
Dalam perkembangannya kehidupan sosial masyarakat Indonesia
distratifikasikan berdasarkan kasta dan kedudukan dalam masyarakat (mulai
mengenal sistem kasta)
4. Kepercayaan
Sebelum pengaruh India berkembang di Indonesia, masyarakat
telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu pemujaan terhadap roh nenek
moyang dan benda-benda besar (animisme dan dinamisme).
Ketika agama dan kebudayaan Hindu-Budha tumbuh dan
berkembang, bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha meskipun unsur
kepercayaan asli tetap hidup sehingga kepercayaan agama Hindu-Budha bercampur
dengan unsur penyembahan roh nenek moyang. Hal ini tampak pada fungsi candi di
Indonesia.
5. Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari
adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat temukan sampai sekarang dimana
bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Dan istilah-istilah
penting yang menggunakan bahasa Sanskerta.
6. Organisasi
sosial kemasyarakatan
Wujud
akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapatdilihat dalam
organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia
setelah masuknya pengaruh India. Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang
bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan
prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai
putra mahkota yaitu seperti yang terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu
pengangkatan Wikramawardana.
7. Sistem
pengetahuan
Wujud
akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan
kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu
tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi
adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya
654 + 78 = 732 M.
8. Teknologi
Salah
satu wujud akulturasi dari teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni
bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan
candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India,
karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi pembuatannya melalui
dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab
pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan
bangunan. Contoh candi Borobudur salah satu dari 7 keajaiban dunia
dan merupakan salah satu peninggalan kerajaanMataram. Itu membuktikan
masyarakat telah memiliki pengetahuan dan teknologi yang tinggi.
BAB
III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Letak
Indonesia yang strategis dan penghasil rempah-rempah membuat Indonesia
dikunjungi bangsa asing yang berniat berdagang sekaligus menyebarkan agama.
2. Berkembangnya
kebudayaan India (Hindu-Budha) ditandai dengan berdirinya berbagai kerajaan
yang bercorak Hindu-Budha.
3. Hadirnya
kebudayaan India menambah keanekaragaman budaya di Indonesia.
4. Kebudayaan
India mempengaruhi banyak aspek kehidupan di Indonesia diantaranya
: bidang kepercayaan atau agama, bahasa, organisasi sosial
kemasyarakatan, bidang sosial, system pengetahuan,teknologi dan
kesenian.
3.2 Saran
1. Kita
sebagai generasi muda hendaknya melestarikan budaya dan peninggalan sejarah.
2. Sebagai
negara yang mempunyai posisi strategis yang sering mendapat pengaruh kebudayaan
asing hendaknya kita mampu memfilter sehingga kebudayaan asli Indonesia itu
sendiri tidak hilang.
3. Sebagai
warga Negara yang cinta pada tanah air, hendaknya kita mampu menerapkan
nilai-nilai budaya yang positif agar bangsa kita ini menjadi bangsa yang
berkarakter.
DAFTAR
PUSTAKA
Zulkifli, dkk. (2009). Konsep Dasar
IPS. Pekanbaru: Cendikia Insani.
http://www.indonesiaindonesia.com/f/76185-mengenal-kerajaan-budha-indonesia.
http://www.wihara.com/forum/buddhayana/512-sejarah-perkembangan-agamabuddha.html
http://softskill13.blogspot.com/2010/06/pengaruh-kebudayaan-india-bagi-bangsa.html
0 komentar nya:
Post a Comment