Makalah Tentang Azas-azas Sumber Daya Alam

Posted By Muhammad Aziz on Saturday, October 29, 2016 | 3:00 PM

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Ilmu lingkungan adalah salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai poros, tempat berbagai azas dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.
Azas didalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Azas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan didunia ini. Tetapi ada pula azas yang hanya diakui oleh sekelompok ilmuwan tertentu saja, karena  Azas ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi tertentu saja, sehingga terkadang azas ini menjadi bahan pertentangan.
Azas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai landasan yang kokoh dan kuat untuk mendapatkna hasil. Teori dan model seperti pada ilmu lingkungan. Untuk menyaikan azas dasar ini dilakukan dengan mengemukaka kerangka teorinya terlebih dahulu, kemudian setelah di pahami pola dan organisasi pemikiran yang baru dikemukakan fakta-fakta yang mendukung dan didukung, sehingga azas-azas di sini sebenarnya merupakan satu kesatuan yang paling terkait dan tidak di pisahkan satu sama lain

1.2              Rumusan Masalah
1.      Apa saja azas-azas mengenai sumber daya alam ?
2.      Apa saja azas-azas mengenai stabilitas sistem ekologi ?
3.      Apa saja azas-azas mengenai fluktuasi populasi ?
4.      Bagaimana rantai dan jaringan makanan ?
5.      Apa saja yang ada pada rantai dan jaringan makanan ?
1.3              Tujuan
1.      Memahami dan mengetahui azas-azas mengenai sumber daya alam,
2.      Memahami dan mengetahui azas-azas mengenai stabilitas sistem ekologi,
3.      Memahami dan mengetahui azas-azas mengenai fluktuasi populasi,
4.      Mengenal dan memahami rantai serta jaringan makanan ?





BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Azas-Azas Mengenai Sumber Daya Alam
Sebelum kita mengetahui azas-azs sumber daya alam, sebelumnya kita ketahui dulu pengertian azas. Azas menurut Soeriatmadja (1981) adalah penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala(fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Dan menurut Arief(1994) yang menyatakan bahwa azas dihasilkan dari pengamatan, penelaahan dan penelitian. Azas selanjutnya menjadi landasan pengetahuan. Sedangkan Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang ada di alam dan dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia.
Azas-azas yang berkaitan dengan sumber daya alam adalah azas-azas yang berhubungan dengan materi, energy, ruang, waktu dan keanekaragaman (Soeriaatmadja, 1981).
Adapun azas-azas mengenai sumber daya alam diantaranya :
Ø  Azas 1
·         Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan.
·         Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan. (HUKUM TERMODINAMIKA I).
Penjelasan
Azas ini serupa dengan hukum Termodinamika I, yang sangat fundamental dalam fisika. Azas ini dikenal sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan matematika. Contoh : Banyaknya kalori, energi yang  terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas.
Ø  Azas 2
Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien.
Penjelasan:
Asas ini sama dengan hukum Thermodinamika II, yang berarti penggunaan energi tak pernah mencapai 100% ada yang tak termanfaatkan. Namun energi tersebut tak hilang dari alam, energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk yang tidak dimanfaatkan à entropi. Contoh: pada piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah mendapatkan asupan energi yang banyak,  sebaliknya konsumen paling atas hanya mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan secara efisien (banyak terbuang).
Ø  Azas 3
Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, termasuk kategori sumber daya alam.
Penjelasan :
Pengubahan energi oleh sistem biologi harus berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi di lingkungannya. Pengaruh  ruang secara asas adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumberalam.
Contoh :
·         Ruang yang sempit: dpt mengganggu proses pembiakan organisme dg kepadatan tinggi.
·         Ruang yang terlaluluas: jarak antar individu dalam populasi semakin jauh, kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin kecil sehingga pembiakan akan terganggu.
·         Jauh dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap perkembangan populasi.

Ø  Azas 4
Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaannya sudah mencapai optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumber alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
Penjelasan :
Pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum, yang berarti pula batas maksimum, sebagaimana batas minimum pengadaan sumberalam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Contoh :
Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya cenderung naik-turun (bukan naik terus atau turun terus). Maksudnya adalah akan terjadi pengintensifan perjuangan hidup,  bila persediaan sumberalam berkurang.  Tetapi sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumberalam bertambah.
Ø  Azas 5
Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaan seterusnya, dan yang tidak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih lanjut.
Contoh:
Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian di dapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian kenaikan sumber alam (makanan) mersangsang kenaikan pendayagunaan.

2.2       Azas-Azas Mengenai Stabilitas Sistem Ekologi
            Adapun azas-azas mengenai Stabilitas Sistem Ekologi diantaranya :
Ø  Azas 9
Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi produktivitas.
Penjelasan :
Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energi dalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi dalam suatu komunitas.
Ø  Azas 10
Dalam lingkungan stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitasdalam perjalanan waktu naik mencapai asimtoot.

Penjelasan :
Sistem biologi menjalani evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya keanekaragaman.Contoh : Hewan Homoiotermis pada iklim dinginlebih besar ukuran tubuhnya.

Ø  Azas 11
Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum mantap (muda).
Penjelasan :
  Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi, biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat organisasi yang belum dewasa.
  Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman mengalir menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekaragamannya ke subsistem yang tinggi keanekaragamannya).
  Anak muda pidah ke kota besar yang mimiliki keanekaragaman lebih baik.
Contoh : Hutan dan Ladang ; Desa dan Kota.
Ø  Azas 12
Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung kepada kepentingan relatifnya di dalam keadaan suatu lingkungan.
Penjelasan :
Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan ekosistem dan kestabilan habitat yang cukup lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil (sifat responsifnya tidak diperlukan).

2.3  Azas-Azas Mengenai Fluktuasi Populasi
Fluktuasi populasi adalah gejala yang tidak pasti(yang dapat mengalami perubahan naik/turunnya) dari banyaknya jumlah penduduk/orang. Asas-asas ini dikemukakan oleh Watt (1973 ) dan Soeriaatmadja (1977 ),meliputi :
  • “ Lingkungan yang secara fisik mantap kemungkinan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap ( dewasa ) yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi “
  • Kemantapan lingkungan fisik merupakan syarat bagi penimbunan kompleksitas organisasi dan keanekaragaman biologi.
  • “ Derajat pola keteraturan untuk naik turunnya populasi bergantung pada jumlah keturunan dalam sejarah polpulasi sebelumnya yang nantinya akan mempengaruhi populasi itu “
  • Ekosistem memperlihatkan aspek sejarah : masa sekarang ditentukan masa lalu dan masa yang akan datang ditentukan oleh masa sekarang ( Smith , 1977 )
Azas-azas mengenai stabilitas fluktuasi populasi diantaranya :
Ø  Azas 13
Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadi penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan poplasi lebih jauh lagi.
Penjelasan :
Sistem biologi menjalani evolusi yang  mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya keanekaragaman.
Ø  Azas 14
Derajat pola keteraturan turun naiknya populasi bergantung kepada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu.
Penjelesan :
Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Ciri-Ciri Lingkungan/ Komunitas yang baik:
1.      Jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak),
2.      Lingkungan fisik mantap (mudah“diramal”),
3.      Sistem control umpan balik (feedback) komunitas sangat kompleks,
4.      Efisiensi penggunaan energy, dan
5.      Tingkat keanekaragaman tinggi.



2.4       Rantai dan Jaringan Makanan
A. Rantai Makanan
Secara etimologis, rantai makanan dapat diartikan sebagai rangkaian yang tak terputus dari kegiatan makan-memakan.
Menurut Campbell a food chain is the sequence of food transfer from tropic level to tropic level.Rantai makanan diartikan sebagai urutan perpindahan makanan dari taraf trofi ke taraf trofi lainnya. Pendapat lain mengatakan bahwa rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Sedangkan menurut Prawirohartono (2004: 124), Rantai makanan adalah  peristiwa memakan dan dimakan dengan urutan dan arah tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa  rantai makanan adalah kegiatan makan-memakan antara organisme yang di dalamnya terjadi perpindahan materi atau energi.
Baik dalam rantai makanan maupun jaring-jaring makanan, terdapat beberapa istilah yang harus kitaketahui yakni :
a.       Produsen
Merupakan kelompok pertama dari rantai makanan yang biasanya terdiri atas tumbuh-tumbuhan hijau, yang mengkonversi sebagian energi dari matahari (melalui fotosintesis) melalui molekul-molekul organik yang digunakan dan disimpan dalam jaringannya. Pada ekosistem air, produsen utamanya adalah alga, sering dalam bentuk uniseluler yang membentuk fitoplankton.

b.      Konsumen
Merupakan hewan-hewan yang memakan tumbuhan hijau dan juga yang memakan satu sama lain. Konsumen primer adalah herbivora yang memakan tumbuh-tumbuhan produsen primer. Konsumen sekunder memakan konsumen primer, dan diikuti oleh konsumen tersier, kuartener, dan seterusnya dalam rantai makanan. 
c.       Dekomposer (pengurai)
Terdiri atas bakteri, jamur (fungi), tumbuhan atau hewan yang memakan organisme mati dan melepaskan zat-zat organik yang dihasilkan dari organisme itu ke rantai makanan.
Contohnya seekor rusa yang mati di padang rumput mungkin akan digerogoti oleh spesiespesies pemakan bangkai seperti burung bangkai dan gagak. Zat-zat yang tidak dimakan mengalami penguraian oleh bakteri dan jamur, sehingga bagian-bagian bangkai yang tidak dimakan oleh burung gagak, menjadi tersedia bagi organisme-organisme lain.

Konsumen tingkat pertama juga disebut konsumen primer, dan konsumen tingkat ketiga disebut konsumen tersier. Tingkatan-tingkatan ini disebut trofik. Konsumen puncak merupakan konsume terakhir dan bila mati akan diuraikan oleh dekomposer. Contoh rantai makanan adalah sebagai berikut:


contoh 1 :Rantai makanan detritus (detritus food chain) Detrivitor adalah organisme yang memakan partikel-partikel organik atau deutritus.
Keterangan :
  1. Tumbuhan menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan makanan dalam bentuk gula, dan disimpan dalam dalam biji, batang, buah, dan bagian lainnya.
  2. Tikus sebagai konsumen tingkat I {hewan herbivora/pemakan tumbuhan} memakan tumbuhan. Kemudian tubuh tikus mengubah sejumlah makanan menjadi energi untuk lari, makan, dan bereproduksi.
  3. Ular  sebagai konsumen tingkat II {hewan karnivora/pemakan daging} memakan tikus. Tikus merupakan sumber energi untuk ular agar tetap hidup.
  4. Burung Elang sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora) memakan ular. Tubuh elang menggunakan energi yang tersedia dari ular untuk melangsungkan proses kehidupan.

  5. Jika elang mati, maka akan diuraikan oleh bakteri, cacing, dan lainnya yang berperan sebagai dekomposer untuk diubah menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
contoh 2 :Rantai makanan perumput (grazing food chain)Adalah rantai makanan yang dimulai dari tumbuhan sebagai produsen.

Keterangan :
  1. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut produsen. Terlihat pada gambar bahwa rumput dimakan belalang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rumput bertindak sebagai produsen.
  2. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar bahwa belalang dimakan katak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belalang sebagai konsumen I (Herbivora).
  3. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar bahwa katak dimakan ular. Sehingga dapat disimpulkan bahwa katak sebagai konsumen II (karnivora).
  4. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Terlihat pada gambar bahwa ular sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora).
  5. Jika ular mati, maka akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer yang mengubah ular yang mati itu menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jamur berperan sebagai dekomposer.

B. Jaring-jaring makanan

Dalam ekosistem, suatu organisme tidak hanya makan satu jenis makanan saja, dan juga dapat dimakan oleh beberapa jenis pemangsa. Oleh karena itu terjadi beberapa rantai makanan yang saling berhubungan. Sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan ini disebut dengan jaring-jaring makanan.
Dalam ekosistem rantai makanan–rantai makanan itu saling berkaitan. Kebanyakan sejenis hewan memakan beragam, dan makhluk tersebut pada gilirannya juga menyediakan makanan untuk berbagai makhluk yang memakannya, maka terjadi yang dinamakan jaring – jaring makanan (food web). Jaring- jaring makanan merupakan rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan atau dimakan oleh satu jenis makhluk hidup lainnya.
Menurut Prawirohartono (2004: 126), dalam ekosistem terdapat banyak rantai makanan yang saling bertautan sehingga membentuk suatu jaring-jaring makanan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa jaring-jaring makanan adalah sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungaan.
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang tindih dalam ekosistem. Pada contoh diatas terdapat 5 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan.
 Contoh jaring-jaring makanan adalah sebagai berikut:
contoh 1 :
Rantai makanan itu diantaranya adalah :
6.      bunga               ulat                  burung pipit                 elang
7.      Ulat                 burung pipit                 elang
8.      Sawi                belalang                       burung pipit                 elang
9.      sawi                 belalang                       katak               elang
10.  sawi                 tikus                elang
Keterangan :
Pada contoh diatas terdapat 5 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut produsen. Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah bunga dan sawi. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar bahwa yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat, belalang, dan tikus. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai konsumen II (karnivora) adalah burung pipit dan katak. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Terlihat pada gambar bahwa burung elang bertindak sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora).
Ø  Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut produsen. Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah bunga dan sawi.
Ø  Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar bahwa yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat, belalang, dan tikus.
Ø  Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai konsumen II (karnivora) adalah burung pipit dan katak.
Ø  Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Terlihat pada gambar bahwa burung elang bertindak sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora).

contoh 2 :


Rantai makanan itu diantaranya adalah :
1.      pohon              ulat                  ayam                elang
2.      pohon              ulat                  ayam                ular
3.      pohon              ulat                  katak               elang
4.      pohon              ulat                  katak               ular
5.      pohon              belalang           ayam                ular
6.      pohon              belalang           ayam                elang
7.      pohon              belalang           katak               elang
8.      rumput             ulat      ayam                elang
9.      rumput             ulat      ayam                ular
10.  rumput             ulat                  katak               elang
11.  rumput             ulat                  katak               ular
12.  rumput             belalang           ayam                ular
13.  rumput             belalang           ayam                elang
14.  rumput             belalang           katak               elang
15.  rumput             belalan             katak               ular
16.  rumput             tikus                ular
17.  rumput             tikus                elang
Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis produsen. Dengan demikian, di dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring makanan. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut produsen. Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah pohon dan rumput.  Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar bahwa yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat, belalang, dan tikus. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai konsumen II (karnivora) adalah ayam dan katak. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Terlihat pada gambar bahwa burung elang dan ular bertindak sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora).




BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Azas-azas pengetahuan lingkungan yang akan dibahas pada makalah ialah mengenai azas-azas sumber daya alam,azas-azas stabilitas sistem ekologi, fluktasi populasi dan juga membahas mengenai rantai dan jaring makanan.
Azas yang berkaitan dengan sumber daya alam adalah azas-azas yang berhubungan dengan materi, energy, ruang, waktu dan keanekaragaman
Rantai makanan adalah kegiatan makan-memakan antara organisme yang di dalamnya terjadi perpindahan materi atau energi. Berdasarkan jenis rantai makanan dibedakan atas  dua tipe yaitu rantai makanan perumput dan rantai makanan detritus.
Jaring-jaring makanan adalah kumpulan antara berbagai rantai makanan yang saling berhubungan dalam suatu ekosistem.Dalam suatu ekosistem terjadi interaksi dan kesalingtergantungan antar organisme dalam kelangsungan hidupnya. 
3.1 Saran
            Berdasarkan materi yang telah dibahas yaitu mengenai azas-azas pengetahuan lingkungan diharapkan kepada kita semua dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kritik dan saran dalam pembuatan makalah kami ini sangat kami harapkan, agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa menjadi pedoman untuk menjadi yang lebih baik.





DAFTAR PUSTAKA

Tirtharaharja, Umar. 2005. Sumber Daya Alam. Jakarta:Bumi Aksara
Sulkarnain, H. 2009.   Populasi . Jakarta: Bumi Perkasa
Hanum, Chairil. 2009. Ekologi Tanaman. Medan: USU Press
Tandjung, S.D., 1999, Pengantar Ilmu Lingkungan, Laboratorium Ekologi, Fakultas Biologi,        Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.



Blog, Updated at: 3:00 PM

0 komentar nya:

Post a Comment